Bintang R Doradus astronom melihat gelembung plasma raksasa merah

   Science | 17 September 2024



Sebuah video yang dirilis pada 11 September 2024 menunjukkan gelembung-gelembung gas yang sangat besar bergolak di bintang ini.

Bintang R Doradus adalah bintang tipe raksasa merah.
Ukurannya telah membengkak sekitar 300 kali lebih besar dari matahari, letaknya sekitar 180 tahun cahaya dari Bumi.
Memiliki massa seperti matahari, tapi bintang ini sudah memasuki masa akhir. Artinya kekuatan gravitasi bintang sendiri tidak kuat, dan gas mulai membengkak keluar.
Itulah yang dimaksud raksasa merah, ketika bintang mulai membengkak menjelang masa akhir hidup.

Penelitian astronomi sebelumnya hanya memberi gambaran, dari radius ukuran bintang yang membengkak berdasarkan gas yang mulai meluas, dan membuat bintang menjadi lebih besar.
Tapi kali ini berbeda, lebih nyata setelah gambar yang di dapat di bintang R Doradus, ada aktivitas lebih jauh dengan memunculkan gelembung di permukaan bintang.

Bintang R Doradus berada di rasi bintang / konstelasi Dorado Selatan.
Bintang ini seperti sup yang mendidih di atas kompor. Dan para peneliti melihat bentuk seperti apa munculnya plasma yang ada di luar bintang.

Menceritakan di bagian permukaan bintang yang membara, meletus seperti gelembung.
Untuk besarnya, bintang R Doradus telah membengkak hingga 75x dari ukuran matahari.

Peneliti mengatakan ini gambar menakjubkan, dimana detil sebuah bintang yang tidak pernah dilihat, kata Behzad Bojnodi Arbab, seorang mahasiswa doktoral di Universitas Teknologi Chalmers di Swedia.

Berkat gambar-gambar terbaru, para astronom dapat mengamati efek fisika yang sampai saat para peneliti hanya mengandalkan data dari pengamatan ke matahari kita, tambah Arbab.

Video disusun dari gambar terbaik yang pernah ada dari permukaan bintang yang kacau ini
Ditangkap dari perangkat observasi jaringan teleskop radio di Chili yang disebut Atacama Large Millimeter/submillimeter Array, atau ALMA.

Gambar-gambar tersebut menunjukkan gejolak seperti terbentuk gelembung-gelembung plasma, yang didorong panas naik dari inti bintang, menghantam permukaannya dengan sangat keras sehingga tampak sedikit merusak bentuk permukaan bintangnya

Tidak menduga gambar yang didapat teleskop radio ALMA mendapatkan resolusi tinggi dengan bentuk konveksi permukaan bintang, kata penulis utama penelitian Wouter Vlemmings, profesor di Universitas Teknologi Chalmers.

Dari gambar terbaru R Doradus, yang diambil ALMA dari awal Juli - Agustus tahun 2023, Vlemmings dan rekan-rekannya memperkirakan gelembung plasma bintang naik dan turun dalam siklus satu bulan, lebih cepat daripada garis waktu yang diikuti sel-sel konvektif serupa yang melimpah seperti di permukaan matahari kita.

pada gambar kiri, terleihat lingkaran kecil. Sebagai ilustrasi ukuran bintang R Doradus yang diteliti tersebut memiliki ukuran lebih besar (melewati) dari orbit matahari ke Bumi.

Bintang R Doradus astronom melihat gelembung plasma raksasa merah

Meskipun R Doradus sangat membengkak, massa bintang ini mirip dengan matahari kita.
Jadi, anggota tim studi menduga bintang itu mencerminkan bagaimana matahari kita nanti akan seperti itu, setidaknya sekitar lima miliar tahun kedepan, ketika matahari memasuki fase raksasa merahnya dan menggelembung hingga menelan Merkurius dan Venus.

Tampaknya konveksi berubah seiring bertambahnya usia bintang dengan cara yang belum kita pahami, kata Vlemmings.

Pengamatan ALMA sebelumnya menunjukkan bintang R Doradus berputar setidaknya dua kali lipat lebih cepat dari perkiraan.
Dalam studi baru tersebut, Vlemmings dan timnya mengesampingkan kemungkinan putaran tinggi bintang merupakan ilusi yang diciptakan seperti efek permukaan bintang yang mendidih, sebuah hipotesis yang baru-baru ini diajukan tim astronom lain yang mempelajari bintang Betelgeuse.
Karena bintang Betelgeuse memiliki fase yang sama, bintang tersebut berada di konstelasi Orion berputar 100x lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.

Vlemmings dan rekan-rekannya berpendapat bahwa laju rotasi R Doradus jauh lebih lama daripada siklus satu bulan yang mereka temukan pada gelembung konvektifnya, sehingga mengesampingkan kemungkinan teleskop salah dengan keselarasan gelembung gas yang tidak disengaja tersebut.

Artikel Lain

Apakah tata surya kita mengorbit dengan aman di dalam galaksi. Menurut peneliti, tata surya pernah menabrak awan besar ketika melintas di ruang antar bintang. Tidak 1 kali tapi 2 kali, kemungkinan memicu perubahan iklim Bumi ke jaman es

Teleskop terbesar dunia European Extremely Large Telescope (ELT). Dibangun di Chile, dan membutuhkan waktu pembangunan selama 10 tahun. Diperkirakan selesai tahun 2025. Tahun 2024 konstruksi sudah mencapai separuh jalan dengan rangka kubah. ESO menyebut cermin dan instrumen bertahap sedang disiapkan.

Bintang biner yang lahir di tempat yang sama tidak selalu identik. Peneliti mencari jawabannya, sampai mengetahui teori ke 3 dimana sebuah bintang memiliki elemen berbeda dibanding bintang pendamping. Kemungkinan telah menelan planet di awal pembentukan tata surya.

2 kandidat bintang pernah melintas dekat Bumi, dan menganggu orbit wilayah Oort Cloud sampai menghasilkan hujan meteor dan asteroid. Tapi nanti satu bintang lain akan melintas, lebih dekat lagi yaitu bintang Gliese 710. Diambil dari gerakan bintang berdasarkan data satelit Gaia.

Protobintang HH212 ini sangat jelas terlihat, dengan sudut yang simetris para peneliti tahu dimana keberadaan bintang yang baru lahir tersebut. Usia sekitar beberapa ribu tahun lalu. Membentuk busur atau aliran jet debu dan gas berkecepatan tinggi.

Bintang 8 Ursae Minoris memasuki tahap kehancuran, tapi satu planet Bintang 8 Ursae Minoris b masih tetap ada disana. Mengapa planet tersebut tidak ditelan oleh bintang induknya sendiri. Teori kuat dari astronomi memperkirakan ekpansi bintang berhenti, menjadi pertanyaan kedua mengapa.

Tim astronom MIT menemukan sebuah planet yang ditelan bintang ZTF SLRN-2020. Sebuah bintang yang sekarat, karena sudah berusia 10 miliar tahun. Sekarang dalam posisi membesar sampai mendekat ke sebuah planet seukuran Jupiter.

Di jantung galaksi Holm 15A terdapat salah satu lubang hitam terbesar yang pernah ditemukan. Memecahkan rekor sebelumnya, bahkan 2x lebih besar yang ditemukan tahun 2016. Belum mengalahkan analisa jejak Quazar dari TON 618 sebagai lubang hitam terbesar dengan perkiraan massa 66 milliar matahari.



Youtube Obengplus


Trend