Apa yang terjadi pada iklim saat Bumi melewati awan antarbintang, apakah pernah Bumi melewati bagian tersebut.
Tentu saja, dan mungkin tapi tidak ada yang tahu. Karena prosesnya... bisa saja jutaan tahun lalu.
Galaksi kita adalah galaksi ukuran menengah, dengan rentang 100 ribu tahun cahaya. Tapi di beberapa bagian ada yang disebut awan. Awan tersebut dinamai Interstellar cloud, tapi bukan awan di Bumi. Melainkan awan yang sangat besar di ruang antar bintang.
Kumpulan debu dan gas terbentuk dari sisa pembentukan galaksi, atau sisa dari ledakan bintang raksasa, atau hal lain. Beberapa tempat awan tersebut memiliki kepadatan awan tinggi, sekarang kita menyebut nebula yang memicu lahirnya bintang. Bukan satu dua bintang, ada yang mencapai ratusan bintang tumbuh bersamaan, bahkan ribuan bahkan lebih.
Disebut Globular Cluster, dimana bintang bintang dapat lahir dalam waktu bersamaan, tumbuh di tempat yang sama dan lahir di tempat yang berdekatan. Bumi memiliki bintang terdekat tapi letaknya 4 tahun cahaya, tapi tidak ada lagi bintang yang lebih dekat dari 4 tahun cahaya.
Dimana letak gas besar tersebut, contoh saja di awan Orion (nebula Orion), di dominasi oleh kecerahan dibagian tengah sebagai awan paling dekat ke Bumi. Bila dilihat lebih detil, di sana terdapat nebula Flame (NGC 2024) dan nebula Horsehead (NGC 2023)
Awan noktilusen dulunya dianggap sebagai fenomena modern. Tapi tim peneliti baru-baru ini menghitung bila Bumi dan seluruh tata surya mungkin pernah melewati dua awan antarbintang yang padat. Dan menyebabkan awan noktilusen global tersebut telah memicu zaman es di Bumi.
Peristiwa tersebut "diperkirakan" terjadi 7 juta tahun yang lalu dampaknya juga memampatkan heliosfer, sehingga Bumi terpapar ke medium antarbintang.
Awan antarbintang / Interstellar cloud adalah wilayah terdapat gas dan debu yang luas di antara bintang-bintang dalam galaksi.
Awan tersebut sebagian besar terdiri dari gas hidrogen dengan sedikit helium dan elemen jejak dari elemen yang lebih berat (elemen padat).
Interstellar cloud merupakan bagian penting dari siklus hidup bintang, menyediakan bahan pembentukan bintang baru, dan disemai dengan unsur-unsur lain setelah sebuah bintang mati. Bahan Interstellar cloud sangat bervariasi dalam ukuran, kepadatan, dan lokasi serta merupakan bagian penting dari evolusi galaksi.
Perjalanan Bumi mengelilingi galaksi bukanlah untuk orang yang tidak sabar. Dibutuhkan sekitar 250 juta tahun untuk menyelesaikan satu putaran penuh dengan kecepatan 828.000 kilometer per jam.
Saat ini, keberadaan tata surya kita terletak di Lengan Orion / Orion Arm, salah satu lengan spiral galaksi kita. Posisi Bumi tidak berada di lengan yang panjang, tapi berada di lengan pendek galaksi Bima Sakti.
Selama perjalanan dari matahari kita termasuk Bumi, telah melakukan perjalanan melalui berbagai wilayah, menjumpai bintang dan berbagai kepadatan medium antarbintang.
Bumi mengalami interaksi gravitasi dengan bintang-bintang dan nebula di dekatnya, terkadang menimbulkan interaksi yang halus. Terlepas dari perjalanan yang sangat jauh, bintang-bintang di galaksi kita relatif tidak berubah bila di ukur dalam munculnya manusia purba sekalipun Tapi jauh kebelakang jutaan tahun lalu, sangat berbeda dengan pemikiran dimana manusia belum ada.
Sebuah tim astronom yang dipimpin Jess A. Miller dari Departemen Astronomi Universitas Boston telah menelusuri jalur matahari kembali ke masa lalu.
Mereka mengidentifikasi dua kejadian ketika Bumi dan tata surya melintasi dua awan antarbintang yang padat.
Bumi mengitari matahari, dan matahari mengitari galaksi. Ketika berputar, ada saja materi seperti interstelar cloud yang tidak bergerak serasi.
Salah satu penyeberangan terjadi 2 juta tahun lalu, dan sebelumnya 7 juta tahun lalu. Dengan meneliti sifat-sifat awan tersebut, tim tersebut menegaskan awan tersebut cukup padat dan dapat memampatkan angin surya ke dalam orbit Bumi.
Potongan ekuatorial dari simulasi MHD (Opher, Loeb, & Peek, 2024; Opher, Loeb, Zucker, et al., 2024) yang menunjukkan kompresi heliosfer oleh awan antarbintang dengan kepadatan (a) 3.000 cm?3 dan (b) 900 cm?3, di mana kontur warna menunjukkan kepadatan hidrogen netral.Peristiwa ini mungkin terjadi 2 dan 7 juta tahun yang lalu saat tata surya kita bertabrakan dengan LxCC dan tepi Gelembung Lokal.Lingkaran merah menunjukkan orbit Bumi.Kita dapat melihat bahwa Bumi mengalami kepadatan hingga 6.000 cm?3 dalam kasus (a) dan 1.500 cm?3 dalam kasus (b)
Angin matahari adalah aliran partikel bermuatan yang konstan, sebagian besar elektron dan proton yang dipancarkan dari lapisan atas atmosfer matahari, korona. Dorongan angin matahari juga menjaga seluruh isi tata surya termasuk Bumi terlindung dari radiasi kosmik di ruang antara bintang. Bentuk angin matahari seperti gelembung, dimana matahari berada di bagian tengah, dan planet kita berada di dalam gelembung tersebut.
Ketika tata surya kita melintas, partikel-partikel tersebut bergerak melalui tata surya dengan kecepatan antara 400 dan 800 kilometer per detik. Di bagian tepi tata surya kita didefinisikan sebagai titik tempat angin surya bertemu dengan medium antar bintang.
Tim sebelumnya telah menganalisis peristiwa perubahan iklim akibat interaksi medium antarbintang ini dengan temuan serupa. Pendinginan global merupakan salah satu dampaknya, dengan dipicunya zaman es. Penelitian Miller dan timnya membahas kembali topik ini menggunakan teknologi dan proses modern.
Tim menemukan adanya interaksi tersebut memang berperan dalam perubahan atmosfer Bumi. Mereka menemukan tingkat kadar hidrogen di atmosfer atas akan meningkat secara substansial. Hidrogen yang baru diperoleh akan diubah menjadi molekul air di atmosfer bawah dan itu akan menyebabkan penurunan kadar ozon di mesosfer.
Proses-proses ini akan menyebabkan munculnya awan noktilusen global di mesosfer. Awan-awan itu tidak akan permanen, tetapi mungkin telah menghalangi 7% sinar matahari untuk mencapai Bumi, sehingga mendorong iklim Bumi ke zaman es.
Seperti apa awan yang dimaksud, bisa dilihat video dibawah ini. Ini adalah Nebula Orion dengan nama daftar Messier 42. Benda seperti ini dapat kita abadikan sendiri, walau keberadaannya 1600 tahun cahaya.
Gerhana bulan 17 Oktober 2024, rata rata bulan berada pada jarak 384
ribu km dengan Bumi. Tapi pada bulan Oktober ini, jarak bulan lebih
dekat dengan 357.428km. Rentang ukuran bulan berubah tergantung jarak,
antara 8% lebih besar dan 16% lebih terang ketika bulan Purnama.
Planet Barnard b telah di konfirmasi berada di bintang kedua paling dekat ke Bumi. Planet b memiliki masa cukup besar, dan mengorbit ke bintang tipe katai merah Barnard yang lebih dingin. Peneliti masih mencari keberadaan planet lain di belakang Barnard b, seharusnya sudah berada di zona layak huni.
Bintang R Doradus menjadi penelitian pertama dimana para astronom dapat melihat gelembung plasma dari sebuah bintang yang jauhnya 180 tahun cahaya dari Bumi. Berbeda dengan banyak ilustriasi, bintang raksasa merah hanya membesar. Tapi sekarang dapat diketahui, ketika bintang mencapai tahap akhir hidupnya, ada gejolak yang disebut gelembung plasma
Bintang biner yang lahir di tempat yang sama tidak selalu identik. Peneliti mencari jawabannya, sampai mengetahui teori ke 3 dimana sebuah bintang memiliki elemen berbeda dibanding bintang pendamping. Kemungkinan telah menelan planet di awal pembentukan tata surya.
Planet
terdiri dari planet berbatu, planet gas. Lalu berapa batas ukuran
planet, bahkan menjadi sebuah bintang..Bila kandungan gas sebuah planet
setara 80x massa Jupiter, dipastikan disana akan menjadi sebuah bintang.
TDengan massa 13x dari massa Jupiter saja, sudah dapat membentuk
bintang yang dinamai bintang kerdil katai coklat. Bedanya bintang kelas
tersebut tidak mampu menghasilkan panas.
Tata surya kita sangat stabil, juga isi galaksi kita. Seluruh benda mengorbit ke tengah galaksi. Apakah semuanya
memang seperti perkiraan kita. Peneliti mengatakan bintang Velocity
bukan dari galaksi Bima Sakti. 2023 dua bintang J0927 dan J1235 pecahkan rekor, bergeser 2200km perdetik.
Di jantung galaksi Holm 15A terdapat salah satu lubang hitam
terbesar
yang pernah ditemukan. Memecahkan rekor sebelumnya, bahkan 2x lebih
besar yang ditemukan tahun 2016. Belum mengalahkan analisa jejak Quazar dari TON 618 sebagai lubang hitam terbesar dengan perkiraan massa 66 milliar matahari.
Sementara banyak astronom mencari eksoplanet seukuran Bumi, kriteria air
yang mencari, rotasi planet, dan letak di zona layak hun. Peneliti UCI mengatakan kemungkinan planet dengan area terminator masih layak, bila ukuran yang tepat. Karena area tersebut bisa saja terjadi pertemuan udara panas dan dingin.
Planet Wolf 1069 b masuk daftar sebagai planet terdekat ke Bumi. Berada di zona layak huni, suhu antara minus 23 deg.C, tapi bila disana memiliki atmofer agaknya suhu lebih hangat 13 deg.C. Walau bagian yang layak huni berada di sisi siang sepanjang masa.