Procesor smartphone di kantung kita sebenarnya lebih kuat dari sejumlah procesor supercomputer generasi awal.
Dibanding computer Nasa di tahun 1969 ketika menghitung perjalanan 2 astronot ke Bulan.
Computer tersebut jauh lebih lambat dibanding sebuah procesor smartphone.
Namun procesor smartphone tertinggal di belakang kemampuan proses sangat besar, seperti di procesor notebook atau desktop PC.
Bukankah keduanya sama, memiliki kemampuan yang sama untuk proses bahkan lebih canggih procesor smartphone.
Sebagian besar perangkat masuk ke dalam satu chip, dari pengolah gambar untuk foto, GPS, jaringan telekom internet, WIFI dan lainnya.
Procesor smartphone mampu merekam video 4K secara langsung, kecepatan RAM sudah DDR4 atau DDR5, dan kecepatan storage UFS 3.1 yang lebih cepat dari harddisk dan SSD.
Computer belum tentu mampu merekam video 4K, bahkan menayangkan video 4K di seri computer dengan procesor lama akan patah patah.
Produsen procesor desktop adalah Nvidia, AMD dan Intel. Sebelumnya, kedua produsen procesor itu tidak banyak berbicara dengan teknologi procesor smartphone.
Intel pernah menawarkan procesor untuk tablet Android Android.
AMD baru baru ini saja mulai bergabung membuat procesor dengan grafik untuk smartphone bersama Samsung.
Nvidia pernah membuat procesor Tegra untuk Android.
Tapi semua gugur, tidak dapat bertahan dan tidak cocok untuk smartphone atau table Android.
Intel misalnya pernah membuat procesor mobile Atom dan berakhir.
Sekarang ini hanya Samsung, Qualcomm Snapdragon, Apple A, Huawei Kirin, Xiaomi Unisoc, Mediatek G Dimensity serta produsen lain yang membuat procesor mobile.
Perbedaan procesor smartphone vs Desktop.Kita berbicara CPU, sebuah keping silikon yang dikemas menjadi chip procesor.
Ketika kita mengatakan CPU, sama saja mengatakan Arsitek Procesor.
CPU smartphone dikemas dalam SoC atau sebuah chip yang ditanam pada board berisikan berbagai fungsi.
Di dalam CPU Smartphone sudah menampung sebagian besar penanganan perangkat.
Kalkulasi dari CPU, grafik unit GPU, modem 3G 4G 5G untuk jaringan selular atau internet atau wireless WIFI,sinyal telepon, Bluetooth speaker dan lainnya.
Sistem berlapis untuk keamanan dan terhubung dengan fitur perangkat hardware juga.
Pengolahan data lain untuk penerima sinyal GPS, storage, camera, dan video juga dimasukan di dalam sebuah chip
Perangkat lain hanya perangkat pendukung, seperti focus di unit camera, layar sentuh.
CPU desktop PC sebagian besar komponen di kemas terpisah.
CPU dan Math-Co procesor, iGPU, controller ditangani di dalam satu chip CPU.
Tapi Graphic Card yang kuat harus dapat dipasang di luar CPU.
Dengan Graphic Card di bagian luar, kita dapat memasang perangkat dengan kekuatan sangat besar untuk mengolah gambar atau memgambil proses CPU ke GPU.
RAM dapat ditambah bahkan kapasitas 128GB atau mungkin saja lebih.
Storage bebas mengunakan tipe harddisk, atau tipe chip dari SSD, MV board dan lainnya.
Untuk itu dibutuhkan sebuah power supply yang besar. Karena sebuah computer membutuhkan power hitungan puluhan dan ratusan Watt.
Arsitek berbeda antara ARM vs x86.Disain chip juga berbeda, satu untuk performa, satu lagi harus hemat power.
Intel mendisain CPU x86 ke pabrik lain seperti AMD dan VIA (jaman dulu).
Apapun disain bagi procesor desktop dirancang untuk komputasi tinggi. Mampu mengeksekusi jutaan instruksi yang dikenal FLOPS.
CPU computer dekstop berukuran besar, dan mengambil power langsung dari socket motherboard.
Ketika procesor bekerja dengan kecepatan tinggi seperti hitungan 4-5Ghz, ditambah banyaknya jumlah core. Procesor akan menjadi panas adalah hal biasa.
Dengan software editing, game yang sudah mencapai hitungan GB
Intel mengunakan instruksi CISC yang jauh lebih komplek, menambahkan bagian instruksi lebih rumit atau instruksi sederhana di jalur yang sama.
Procesor desktop juga memiliki microcode. Microsode adalah jenis kode CPU internal, yang memberitahu tindakan apa yang harus dilakukan, dan memecah sistem kerja menjadi instruksi terpisah.
Procesor generasi terbaru dari Ryzen 7000 atau Intel Gen12 dan versi lebih tinggi.
Membutuhkan beban puncak sampai 100W.
CPU arsitek ARM untuk Mobile.Lebih dikenal dengan instruksi Reduced Instruction Set Computing atau RISC.
Komputasi di RISC lebih kecil, lebih sedikit membutuhkan power, lebih cepat selesai dan melepas kembali sumber daya dari sistem.
Perbedaan dari procesor ponsel atau mobile phone, tidak perlu perhitungan rumit. App yang digunakan juga kecil, hanya beberapa MB kecuali versi game.
Bila proses di smartphone tidak ada yang dilakukan lagi, maka core procesor ARM akan tidur dengan penurunan kecepatan paling lambat.
Tentu akan menghemat power baterai.
Procesor smartphone terbagi 2, kekuatan besar untuk proses besar dan bagian hemat power untuk stand-by dan meminimalkan kecepatan kinerja CPU.
Bila proses game, grafik, merekam video, menayangkan gambar resolusi tinggi.
Sebagian besar di olah di proses core paling besar.
Ketika smartphone tidak digunakan, untuk stand-by dan aplikasi chating bekerja di belakang (background).
Hanya unit core kecil yang bekerja, itupun kecepatannya akan turun naik dan seminimal mungkin.
Dari kecepatan tertinggi 3Ghz turun ke 300Mhz.
Microcode juga berbeda dengan instruksi RISC.
Karena instruksi RISC relath sudah kecil, dan memecah proses lebih cepat. Tidak sekomplek kalkulasi CISC.
Dibuat oleh perusahaan ARM yang dikenal dengan arsitek ARM Cortex.
Kecepatan CPUProcesor smartphone dapat mencapai 3Ghz, tapi procesor dapat hemat dengan menurunkan kecepatan sampai 300Mhz
Tujuannya lebih hemat power ketika smartphone idle / stand-by
Ukuran chip yang kecil, hanya sebesar kuku tangan
Procesor PC, bekerja sampai 4Ghz, ketika tidak digunakan maka CPU otomatis turun ke speed 2- 3,4Ghz.
Tetap saja kecepatan tersebut tetap memerlukan power besar.
Ukuran CPU PC rata rata hampir 4cm
Panas dan power procesorKetika procesor bekerja baik smartphone dan PC, akan timbul panas.
CPU Desktop panas sangat besar, diperlukan sebuah pendingin atau heatsink. Bahkan notebook tetap membutuhkan pendingin untuk CPU.
Setidaknya berada di 50-70 derajat Celcius.
Procesor Ryzen 7000 bila digunakan untuk gaming atau beban berat. Berada di 90 deg.C bila pendingin tidak memadai.
CPU Smartphone tidak membutuhkan pendingin sebesar procesor desktop. Mampu menjaga panas walau mengunakan sistem pendingin sederhana, seperti mengalirkan panas ke bodi smartphone. Karena dikemas di ruang tertutup dalam bentuk smartphone. Procesor smartphone dapat dibuat untuk memperlambat agar tidak terjadi overheating.
Proceosr smartphone Snapdragon 8 seri Gen, dapat optimal bekerja dengan pendingin vapochamber yang ada di belakang bodi.
Hanya beberapa model smartphone gaming menawarkan sistem fan, itupun ukuran fan mikro.
Bila teknologi CPU Dekstop dipasangkan di procesor smartphone, hemm kantong kita akan terasa seperti mengantongi setrika.
Disain smartphone tahu masalah itu. Dan teknologi ARM yang merancang disain chip, membedakan rancangan procesor desktop untuk perangkat procesor mobile.
Teorinya teknologi ARM bisa saja membuat procesor seperti dekstop. Seperti meningkatkan kinerja dari speed procesor, jumlah core dan lainnya.
Namun masalah utama adalah panas bukan hal utama, dan masalah terpenting ada di bagian power yang harus dipenuh dengan baterai kecil.
Disain arsitek mobile dari ARM tidak mau melakukan hal tersebut untuk smartphone.
Beberapa kebutuhan dapat dipenuhi oleh procesor mobile penganti procesor desktop.
Saat ini sudah ada perangkat notebook yang dibuat dengan procesor mobile.
Walau kemampuan tentu saja berbeda, setidaknya untuk aplikasi sehari hari dapat ditangani oleh procesor mobile.
Beberapa perangkat hanya bekerja di OS Chome yang sederhana.
Tapi tidak dapat di install aplikasi profesional seperti CAD dan photoediting, bahkan untuk 3D Game.
Samsung Dex seperti disain sistem Docking sudah membuat rancangan smartphone Galaxy seperti desktop computer.
Keduanya sementara tidak bertemu.Smartphone untuk menangani aplikasi sehari hari. Dibatasi pada panas dan daya baterai.
Procesor smartphone mengejar teknologi kerapatan procesor misal proses 4nm.
Semakin kecil chip dirakit, teorinya semakin rendah pemakaian power, karena semakin banyak transistor di masukan ke sebuah CPU.
Teknologi AI, proses ISP untuk gambar dan foto salah satu fitur internal di dalam chip dan aplikasi sebagai perangkat yang mudah dibawa
Walau prakteknya, produsen chip malah meningkatkan kinerja clock speed agar procesor smartphone lebih bertenaga.
Disain smartphone terkait dengan perubahan berbagai teknologi baru. Hari ini berbicara model A, tahun depan muncul sensor baru. Yah procesor smartphone harus dirubah lagi untuk menangani sensor terbaru.
Camera, HDR, resolusi layar, kecepatan storage, jaringan terus berubah.
Setiap teknologi baru, maka CPU baru harus di buat lagi
Ketika produsen sensor camera membuat sensor 100MP, maka procesor smartphone harus dibuat untuk mampu menangani camera resolusi 100MP.
Dekstop untuk pekerjaan jauh lebih berat. Editing video, server computer, supercomputer dan banyak perangkat tambahan, untuk kebutuhan pekerjaan profesional dapat di tangani computer.
Procesor generasi lama yang berbeda 3-4 tahun kadang dapat bekerja untuk aplikasi terbaru.
Procesor 10 tahun lalu, juga tidak masalah. Yang masalah hanya lebih lambat.
Bila terkendala dengan hardware, bisa di upgrade. Kecuali unit CPU masih dapat dipertahankan.
Mungkin suatu hari kemampuan CPU desktop PC akan dicapai oleh procesor smartphone.
Tapi procesor smartphone belum tentu memenuhi semua kemampuan dari CPU Deskop.
Kebalikannya, kemampuan CPU Desktop sekarang mengarah ke teknologi procesor Smartphone.
Intel tahun 2022 menyiapkan arsitek procesor Alder Lake Gen12. Seperti salah satu disain CPU dengan 8 core, di dalamnya terbagi seperti CPU smartphone.
4 core yang lebih rendah, dan 4 core untuk kecepatan tinggi.
Smartphone sudah lama mengunakan teknologi tersebut dengan membagi cluster core 4+4 atau 6+4
Intinya kedua jenis procesor dibuat untuk tujuan dan fungsi berbeda.
Perbedaan antara CPU Mobile dan Desktop memang belum tentu bertemu dalam waktu singkat, karena kebutuhan yang berbeda.
Tidak sekarang, mungkin nanti. Siapa tahu.