Timelapse Vorticity fotografer pernikahan mengejar badai

   Digital | 12 July 2016

Fotografer edan ini bernama Mike Olbinski, dia membuat video time lapse dimana badai sedang berlangsung.

Awal videonya sih cuma awan saja, tapi lama kelamaan makin mengila.

Sampai di menit ke 79 detik mulai terlihat apa isi video yang dibuatnya. Yaitu Super Cell atau dimana sumber badai mulai terbentuk.

Dari 60.000 foto dikemas dalam video selama 6 menit. Dan jadilah sebuah video teknik Timelapse dengan judul Vorticity.

Mike sebenarnya tukang foto pernikahan berbasis di Phoenix Arizona. Dia jalan jalan selama 18 hari sejauh 30 ribu km lebih, melintas 9 negara bagian. Dan membuat foto sebanyak itu.

Timelapse Vorticity fotografer mengejar badai

Darah, keringat dan air mata, serta kegembiraan katanya, itulah musim semi untuk saya. Dia berhasil mendapatkan video epik. Awalnya dia berencana mencari badai atau tornado, akhirnya dia malah mendapatkan 7 tornado pada 15 April dan 15 Juni.2016

Mike mengunakan camera Canon 5DS R, 5D III, lensa 11-24mm f4, 16-35mm, 35mm, 50mm dan 135mm.


Video mulai mengila pada detik 3 menit -5 3 detik

Vorticity (4K) from Mike Olbinski on Vimeo.

Video dapat di download dengan layanan Downloader


Artikel Lain

Salah satu target membuat foto ini untuk melihat garis galaksi yang selalu muncul diatas bumi. Camera andalannya adalah Canon 7D mkII, mengunakan adaptor dengan lensa Nikon 1000mm. Satu lagi video indah tentang astronomi. Siang hari di Hawai bisa melihat bintang.

Fotographer Mike Obinski kali ini melakukan perjalanan yang sama, puluhan ribu km untuk mengejar badai. Mengabadikan pemandangan, hujan, petir dan debu. Video Monsoon 5 semakin menarik melihat petualangan si fotografer pengejar badai ini. 2 camera, 3 bulan mencari badai, video 8 menit Monson V dibuat dari 85.000 foto.

Dipanggil Birdman, ahli meteorologi asal Perancis menjadi pemandu burung dan pilot selama 20 tahun. Sebuah karya tentang alam, mengabadikan angsa terbang begitu dekat bagi wisatawan. Perjalanan pemandu burung harus melintas antar negara.

Bayangkan bila ada tim fotografer Indonesia bisa membuat video seperti ini. Mungkin akan menampilkan citra Indonesia lebih indah. Tapi yang ini dibuat oleh tim fotografer dari Shanghai China. Tekniknya lengkap, hasil videonya sempurna.

Sebuah video dengan judul Once Upon a Time in Cappadocia, mengunakan teknik Hyperlapse. Tapi kali beda. Rob Whitworth kembali memukai dengan produksi video Timelapsenya untuk Turkish Airlines. Mengunakan beraneka teknik dari pemandangan Turki.

Video time lapse awan kumulonimbus di Jakarta terus memunculkan kilatan petir dibuat dalam bentuk video. Awan muncul di pagi hari, sekitar jam 1 pagi. Karena petir terlihat terus menerus, dicoba dibuat video timelapse. Hasilnya dalam durasi 25 menit di dapat beberapa foto kilatan petir yang menarik

Fotografer Bryan Snider sering mengabadikan foto lanskape di Arizona. Pada tanggal 8 Agustus 2015 dia mendapatkan objek menarik, ketika sebuah awan turun seperti tumpahan awan ke bumi.

Florian Nick dan Marcus Sies adalah mahasiswa jurusan film universitas Stuttgart Media. Mereka melakukan perjalanan selama 2 minggu ke Iceland. Antara bulan Mei dan Juni 2015 kemarin. Membawa Canon 5D Mark III, dan mengambil gambar resolusi tinggi dengan Apel ProRes 444.

Beno Saradzic kembali menampilkan karya video timelapse dari foto sebuah masjid terbesar Sheikh Zayed. Lokasi di UEA atau Uni Emirated Arab. Masjid terbesar ini memiliki ruangan sangat indah dan halaman depan sangat luas. Beno menampilkan video di awal dengan warna hitam putih.



Youtube Obengplus


Trend