Mei 2019AFP melaporkan 381 pendaki, 200 orang pendaki pada hari Rabu 22 Mei 2019 mencapai puncak.
Cuaca cerah, tapi lalu lintas menuju puncak Everest menjadi sangat padat.
Kondisi cuaca baik bukan berarti pendakian tanpa resiko, tercatat 7 pendaki meninggal bulan Mei 2019.
Anjali Kulkarni dan Nihal Bagwan dan pendaki Austria Ernst Landgraf, semuanya karena kelelahan setelah menunggu dalam antrean. Pendaki Amerika Donald Cash meninggal pada hari Rabu karena penyakit ketinggian, seperti yang dilakukan pendaki India Ravi Thakar. Pendaki Irlandia Seamus Lawless diduga tewas setelah jatuh Kamis lalu.
Dibawah ini foto di posting oleh
Nimsdai via Twitter dari proyek Phase One
Mei 2016Musim pendakian ke puncak Everest dimulai. Pada Kamis 19 Mei 2016 sudah 4 pendaki meninggal di puncak Everest termasuk seorang sherpa.
Jon Kedrowski seorang ahli geografi dan pendaki yang pernah mendaki ke Everest 2012 mengatakan puncak Everest itu ekstrem. Ketika dia mendaki ,bersamaan dengan 10 orang meninggal.
Gunung Everest bukan gunung berapi. Melainkan
lempengan bumi yang terus terdorong naik akibat tabrakan antar lempeng Asia dan Euroasia
April dan Mei adalah musim pendakian di Everest, dengan kondisi cuaca musim panas dan kondisi cuaca lebih baik dari bulan lain. Walau gunung ini terus memakan korban, setiap musim pendakian sudah mendaftar 400 orang lebih termasuk 288 orang asing dan lebih dari 100 sherpa dan pemandu. kata departemen pariwisata Nepal. Jumlah pendaki musim ini rata rata lebih banyak dibanding tahun sebelumnya.
Bukan nasib pendaki saja. Seorang sherpa terjatuh menjelang 150 meter ke puncak, setelah dia mencoba memperbaiki jalan bagi pendaki lain dan jatuh.
Kamis Eric Arnold 36 tahun dari Belanda meninggal malam hari saat kembali dari puncak. Diduga Eric mengalami serangan jantung. Arnold bukan tidak sehat, bahkan dia seorang atlet triatlon berbasis di Rotterdam. Tidak diketahui mengapa dia bisa mengalami serangan jantung.
Banyak perusahaan pemandu pendakian selalu memeriksa kondisi fisik setiap pendaki dengan evaluasi penuh.
Perusahaan yang memberi jasa mengantar pendaki ke Everest, akan mempersiapkan diri klien mereka sebelum melakukan perjalanan ke Everest.
Disana bukan hanya kekuatan fisik yang diperlukan tapi kesehatan tubuh lainnya seperti jantung.
Puncak Everest mencapai 8000 meter. Dr Luanne Freer mengatakan, tim kesehatan yang mendirikan klinik medis di Everest Base Camp pada tahun 2003, mereka diminta membantu memeriksa kondisi para pendaki sebelum berangkat naik. Di ketinggian itu saja, kandungan oksigen akan turun sampai 50% dibanding kandungan oksigen di ketinggian lebih rendah ke permukaan laut.
Pendaki meninggal lain adalah Maria Strydom dari Australia. Dia berangkat bersama tim Seven Summit Treks tapi di Everest Maria mulai mengalami penyakit ketinggian setelah tiba di
Camp 4 atau titik terakhir untuk istirahat sebelum menuju puncak akhir gunung Everest.
Maria tidak bisa naik lagi dari ketinggian di camp 4, dan upaya penyelamatan untuk membawa turun ke camp 3 gagal dan Maria meninggal pada hari Sabtu kata Tashi seorang sherpa.
Maria bukan pendaki biasa, memiliki pengalaman mendaki di beberapa benua, seperti puncak gunung Denali di Alaska, Aconcagua Argentina, Mount Ararat selatan Turki dan Kalimanjaro Afrika.
Minggu, Subash Paul 44 tahun meninggal di camp 2 kata Wangchu sherpa dari Trekking Camp Nepal.
Paul menjadi bagian dari 4 pendaki india dan 4 sherpa. 2 member lain Paresh Chandra Nath dan Goutam Ghost dikabarkan hilang pada hari Sabtu malam. Tidak jelas apa yang terjadi diatas sana.
Kami perkirakan cuaca dan tim ini kehilangan arah. Kami sudah menghubungi tim pendaki lain apakah mereka melihat pendaki yang hilang tersebut. Anggota ke 4 dari pendaki Sunita Hazra berhasil di tolong dan dalam perawatan di base camp dari
CNNSeorang pendaki wanita juga harus mengalami frostbite atau jari membeku di camp 4. Setelah mendaki puncak Everest nelalui rute dari
sisi Nepal. Seema Goswami sedang dalam perawatan rumah sakit kata tim Seven Summit Trek.
Tahun 2017Awal tahun 2017, 2 pendaki meninggal asal Swiss. Ueli Steck jatuh ketika baru melakukan latihan di dekat puncak, Min Bahadur 85 tahun usia mendapat serangan jantung. Dia mendaki untuk meraih rekor lamanya sebagai pendaki tertua yang berhasil mencapai Everest.
Bulan Mei 2017, 4 pendaki telah meninggal. Seorang dokter dari Amerika dan pendaki dari Slowakia dan Australia meninggal walau kondisi cuaca cerah dan baik.
Menjelang pertengahan bulan Mei, seorang pendaki asal India menjadi korban ke 4. Tim penyelamat mencoba menurunkan Ravi Kumar dari atas namun tim tidak dapat mencapai lokasi tersebut kata layanan pendaki Arun Treks dan Expedition.
Kumar mendadak lemah (salah satu ciri penyakit ketinggian dan kelelahan) setelah turun dari puncak pada hari Sabtu, tampak dia jatuh ke sisi Nepal gunung tersebut. Tim Sherpa melihat tubuhnya 200 meter dibawah rute pendakian kata Sherpa Chhowang dari layanan perusahaan pendaki Arun Treks.
Minggu, Rolan Yearwood seorang dokter dari Alabama yang pernah ke Everest tahun 2015. Dia sempat selamat dan batal naik karena terjadi gempa. Dia akhirnya meninggal tidak jauh dari puncak sisi Nepal.
Hari Minggu pendaki Slovakia Vladimir Strba usia 54 tahun meninggal di sisi Tibet.
Pendaki lain Francesco Enrico Marchetti meninggal akibat sakit ketinggian.
Tahun 2017. Sekitar 375 orang siap naik ke puncak Everst, menjadi masalah karena gunung ini menjadi penuh sesak oleh pendaki.
Sampai hari Minggu setidaknya 70 pendaki sudah tercatat mencapai puncak Everest.
4 pendaki lain dikabarkan meninggal, dan total 10 pendaki menjadi korban di musim pendakian 2017.
Tim penyelamat yang ingin mengambil korban pendaki Slovakia pada hari Minggu 21 Mei 2017, menemukan korban lain. Semua korban ditemukan di dekat daerah zona kematian atau death zone, dimana tingkat oksigen sangat rendah. 4 korban tersebut adalah 2 pendaki dan 2 sherpa.
Death zone menjadi wilayah di ketinggian 8000 meter atau tinggal 800 meter lagi menuju puncak. Ketinggian tersebut memiliki kandungan oksigen sangat tipis.
Umumnya pendaki akan bermalam di Camp terakhir di Camp 4 atau dibawah ketinggian 8000 meter sebelum berangkat menuju puncak dengan membawa oksigen.
Rekor baru tahun 2017 di EverestPendaki Spanyol Kilian Jornet mencapai puncak Everest dalam waktu 26 jam. Dia naik tanpa tali dan oksigen
Pendaki asal India Anshu Jamsenpa diyakini telah menjadi wanita pertama yang naik ke Everest 2 kali dalam waktu 1 minggu.
Pendakian ke Everest tahun 2017 paling baik dilakukan bulan Mei. Karena perkiraan pada bulan Juni sudah memasuki musim hujan.
Dari catatan yang ada, 382 pendaki berhasil mencapai puncak melalui sisi selatan, dan 120 orang melalui sisi Tibet.
Korban pendakian ke Everest mulai tahun 2015, 29% disebabkan cuaca seperti terkena guguran salju, dan 23% disebabkan terjatuh.
Tahun 2018Mei 2018 menjadi musim pendakian awal ke puncak Everest. Setidaknya 5 orang dalam catatan Everest tidak kembali. Dimana 3 Sherpa mengalami masalah selama pendakian.
14 Mei, Seorang Sherpa Lam Babu hilang di Everest. Ketika dia melintas
perbatasan antara Nepal dan Tibet. Pencarin hanya menemukan tas dan
sepatu.
18 Mei Pasang Norbu Sherpa mengalami masalah keselatan dari dirinya sendiri dan mengalami stroke.
20 Mei, Gjeorgi Petkov 63 tahun, pendaki asal Macdonia meninggal setelah pingsan akibat masalah jantung di atas Camp 3 ketinggian diatas 20.000 kaki.
Pendaki asal Jepang Nobukazu Kuriki 35 tahun pertama mendaki tahun 2012 terkena badai dan kembali turun, serta mengalami radang dingin (frostbite), sampai kehilangan 9 jari. Tahun 2018 kembali ke Everest, tetapi terpeleset dan jatuh. Kuriki ikut dalam tim ekspedisi Bochi-Bochi Trek yang mengatur perjalanan Kuriki.
Terakhir seorang Sherpa Damai Sarki, dia terjatuh di Camp 2.