Kompor panas matahari karbon ukuran kecil murah teknologi jelaga sampah emisi

   Green | 2 May 2022


Mengatasi perubahan iklim tidak hanya membutuhkan upaya energi terbarukan.
Semua yang tidak perlu dapat dihemat, pemakaian AC dengan suhu tidak terlalu rendah untuk mengurangi konsumsi listrik, menghemat air untuk pengeluaran yang tidak perlu agar terhindar dari krisis air bersih.

Emisi kendaran sebelum mencapai teknologi mobil listrik, dapat dikurangi dengan menganti alat transportasi yang ramah lingkungan seperti sepeda. Atau kecepatan kendaraan tidak terlalu tinggi agar mesin bekerja optimal.

Satu lagi teknologi yang tidak perlu bayar gas dan listrik, adalah kompor tenaga surya.
Kali ini disain kompor buatan peneliti Amerika dan Mexico, membuat kompor ukuran hanya 1/3 dari kompor surya sebelumnya.
Walau kita dapat memasak di siang hari saja, dengan kondisi terik matahari dan suhu mencapai 200 derajat Celcius.

Ukuran reflektor matahari untuk pemanas tunggu diganti dengan bahan yang lebih efisien.

Kali ini tidak berbicara solar sel untuk pembangkit listrik di rumah.
Cahaya matahari telah digunakan untuk menjernihkan air, memasak makanan sampai menghangatkan ruangan rumah.
Bahan yang dipakai seperti garphene atau karbon nanotube sebagai bahan paling hitam dan menyerap panas paling tinggi.

Masalah, memproduksi bahan karbon super hitam itu rumit dan mahal.

Peneliti di University of Houston dan Universidad Intercultural Indígena de Michoacán (UIIM) di Meksiko bereksperimen dengan bentuk karbon yang jauh lebih umum – jelaga.

Darimana bahan super hitam tersebut, ternyata dari sisa pembakaran batu bara, dan hidrokarbon.

Kita sebuh jelaga atau debu yang hancur akibat pembakaran. Walau bukan jenis bahan karbon murni sebagai bentuk amorf
Pembuangan tersebut menjadi masalah kesehatan dan lingkungan.

Uniknya, jelaga itu ada dan mudah didapat. Karena hanya produk sampingan, alias bekas sampah pembakaran.


“Tidak ada energi yang terlibat dalam memproduksi jelaga karena ini adalah produk sampingan yang melimpah, dan pemanfaatan kembali secara berulang dapat mengurangi jejak karbon,” kata Francisco Robles-Hernández, penulis studi yang sesuai.

“Biayanya mendekati nol, yang membuatnya hemat biaya dan ideal untuk konversi solar ke panas.”

Dalam studi tersebut, para peneliti membangun prototipe kompor surya.
Perangkat itu terdiri dari piring cermin yang memantulkan dan memfokuskan sinar matahari ke tengahnya, di mana sebuah wadah diletakkan.

Wadah ini dilapisi pasta penyerap matahari berwarna hitam.
Bahan hitam itulah dibuat dari jelaga atau bentuk karbon lainnya, seperti graphene, nanotube dan fullerene.
Dari sana peneliti melakukan pengujian dan melihat bahan apa yang terbaik, dan yang hemat biaya.

Kompor panas energi surya kecil dari emisi karbon

Dan tentu saja, jelaga mengungguli bahan lain di beberapa sudut utama.
Daya serap mataharinya 96 persen lebih tinggi daripada produk komersial, emisi cahayanya 85 persen lebih tinggi, dan 15 kali lebih murah.
Dibandingkan dengan bentuk karbon murni seperti graphene, lapisan jelaga 1.000 kali lebih murah.

Bahan apa yang dapat membuat karbon hitam sebagai tungku matahari.
Tim ini membuat dalam bentuk pasta agar dapat mengkonversi energi panas matahari lebih tinggi.

Bahan kayu yang terbakar dari Michoacán Meksiko.,

Biaya pembuatan kompornya sendiri cukup mahal, sekitar $150. tapi biaya produksi lapisan ulangnya nanti hanya $1 permeter
Satu kompor, dan pengantian lapisan dapat dilakukan berkali-kali

Kompor panas energi surya kecil dari emisi karbon

Robles-Hernández berpendapat bahwa kompor surya tidak akan dapat digunakan di Amerika Serikat sebagai kompor rumahan.

Tetapi dia berpikir bahwa pelapis tersebut dapat digunakan pada pemanas atau boiler besar untuk pengering produk industri dalam jumlah besar.
Pengeringan adalah salah satu proses industri yang paling intensif energi dan mahal. Misal mesin boiler membutuhkan pemanas seperti heater dengan gas.

Para peneliti mengatakan bahwa bahan penyerap panas berbasis jelaga berpotensi digunakan untuk pembangkit listrik tenaga surya, pemanas untuk pipa air atau rumah, pemurni air, dan proses pengeringan industri.

Jadi yang kita pikirkan tidak terlalu sulit, sekarang cukup membuat panas surya dari debu yang dibentuk sebagai jel sebagai tungku kompor matahari
Bagian atas dapat ditempatkan sebuah panci atau pengorengan sampai memasak air.

Bahan karbon yang sangat hitam dan menyerap panas ternyata mudah di dapat, tidak perlu teknologi canggih, karena ada di sisa emisi yaitu jelaga atau sisa pembakaran yang dikemas sebagai penyerap panas.
Kesulitannya mungkin satu, panas tunggu mungkin tidak dapat di kecilkan seperti kompor rumah.
Dan memasukan gel sebagai bahan pelapis tersebut yang tahan 200 derajat Celcius, tidak dijelaskan lebih lanjut bagaimana untuk di produksi dengan murah.

Artikel Lain

Gas nitrogen atau N2Odari pupuk ternyata berkontribusi dengan pemanasan global. Sejak ditemukan, bahan ini membantu pertanian. Tapi dampak setelah 100 tahun berbeda, gas N2O berada di atmosfer, energi tersebut 300 kali lebih kuat untuk menghangatkan bumi dibandingkan gas CO2

Batang tomat umum dibuang oleh pabrik, atau digunakan untuk pakan ternak. Penelitian baru dapat dijadikan pelindung metal seperti aluminium untuk kaleng kemasan. Lebih baik untuk kesehatan dibanding bahan BAP plastik untuk makanan.

Xiaomi Smart Air Fryer dipasarkan tapi bukan perangkat tungku induksi saja, memudahkan memasak. Sistem memasak dengan listrik ini di kontrol mengunakan aplikasi. Maksudnya di remote dari smartphone. Untuk kontrol dapat diatur jadwal dan suhu.

Kompor gas perlahan akan ditinggalkan karena kurang efisien. Tampil kompor listrik dengan 2 teknologi berbeda. Kompor elektrik dengan pemanas coil mengantikan api kompor, kompor induksi dengan gelombang arus. Tetapi peralatan dapur harus memenuhi standar untuk kompor listrik.

Kota Los Angeles sekarang melapisi jalan dengan cat abu abu atau disebut CoolSeal. Menjaga trotoar dan jalan lebih dingin. Perubahaan iklim menjadi fakta kehidupan di kota seluruh dunia. Satu kota lagi di uji coba tahun 2021 yang terkenal panas, menurunkan panas jalan sampai 5 d.C.

Ide menarik membuat pemanas air buatan sendiri dirumah untuk Spa. Biayanya sangat murah, mengunakan slang air berwarna hitam, dan sebuah pompa untuk mengalirkan air ke bathtub. Yang lain membuat pemanas air portabel dengan ban bekas.

Suka kamping, dan membutuhkan kompor masak kecil portabel. Disain kompor portabel ini menarik, dengan ukuran 5 x 8 inci dan berat tidak lebih dari 200g.

Kompur EcoFire nyaris tanpa asap. Katanya mengurangi 90% asap yang dihasilkan kompor mini ini. Cocok untuk mereka yang suka camping atau kegiatan di luar ruangan seperti jalan jalan sampai satu pagi. Memiliki ukuran 250mmx120mm, setelah di lipat hanya memiliki tinggi 160mm.

Tim African Clean Energy membuat kompor yang tidak berasap. Bukan solusi terbaik, tapi membuat kompor lebih efisien dan emisinya lebih rendah. Sementara orang memasak dengan kompor Ace 1, kompor juga mengalirkan udara. Di dalam kompor dipasangkan sebuah motor DC pengerak fan

Perusahaan GoSun membuat kompor matahari dari berbagai ukuran. Lebih tepat disebut sebagai alat memasak dengan bantuan sinar surya. Satu kompor ditawarkan lengkap dengan cermin cahaya matahari, satu tabung untuk tungku dan plat untuk menaruh masakan. GoSun Mini sedang di obral $65.

Salah satu produsen pembuat kompor matahari adalah SolSource. Mengunakan cermin untuk memantulkan sinar matahari ke satu titik dan membuat panas sehingga bisa ditempatkan sebuah panci untuk merebus



Youtube Obengplus


Trend