Kita pernah mendengar bagaimana BPA (bisphenol A) untuk pelapis plastik makanan dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan.
Para ilmuwan sedang mengembangkan alternatif yang lebih aman, dibuat dari limbah tomat sehingga bahan tersebut tidak perlu dibuang.
Peneliti perlu memikirkan kembali, pengunaan bahan BPA sebagai pelapis kemasan.
Karena beberapa tahun terakhir menunjukan bahan tersebut menjadi penyebab beberapa penyakit.
Termasuk penyakit jantung, infertilitas, diabetes, dan kesulitan perkembangan pada anak-anak.
Sekarang beberapa produk botol plastik ikut mengiklankan dengan bahan bebas BPA, agar konsumen tahu kemasan tersebut lebih aman.
Tetapi pengunaan bahan BPA tidak hilang begitu saja.
Beberapa kemasan makanan kaleng terbuat dari logam masih mengunakan BPA.
Karena pelapis yang kedap air ini dapat melindungi logam dari korosi. Dan menjaga mahakan tidak menempel di dalam wadah.
Tim internasional dipimpin para peneliti Institut Hortikultura Subtropis dan Mediterania La Mayora Spanyol dan Institut Ilmu Material Seville.
Mereka melihat ada limbah dari bahan alami yang disebut Pomace Tomat
Bahan tersebut terdiri dari kulit tomat dan batangnya.
Terbuang setelah buah di proses untuk dijadikan saus atau jus.
Pabrik akan membuang
Pomace ke tempat sampah, atau dijadikan kompos.
Juga digunakan untuk pakan ternak, walau bahan tersebut tidak memiliki banyak gizi untuk ternak.
Tim peneliti menguji bahan Pomace dengan beberapa tahap.
Pertama dikeringkan selama 3 hari.
Masuk ke oven dan di panaskan dengan suhu 60 deg.C selama 16 jam.
Setelah itu Pomace dapat digiling menjadi bubuk.
Ini tahap akhir, bubuk Pomace dicampur dengan laruta natrium hodroksi.
Proses kedua juga dipanaskan dengan suhu tinggi 100 deg.C selama 4 jam.
Tapi proses belum selesai, campuran Pomace juga harus disaring, agar menghilangkan bahan campuran natrium hidroksida.
Dari sana didapat senyawa yang disebut Lipid.
Lipit tersebut dicampur ke larutan etil alkhohol. Inilah tahap akhirnya
Bahan tersebut tinggal di semprotkan ke bahan metal, dari aluminium atau kaleng bebas timah, sampai baja berlapis timah.
Semportan tersebut akan mengering, dalam percobaan di oven dengan bahan yang dipanaskan dengan suhu 200 degC.
Membutuhkan waktu antara 10 - 60 menit, lalu apa yang di dapat dari larutan tersebut.
Metal yang sudah disemprotkan seperti membentuk lapisan pernis berwarna kuning. Dan lapisan tersebut terpolimerisasi sehingga sangat efektif melindungi bahan logam.
Sampel aluminium yang dilapisi dengan pernis berwarna kuning yang berasal dari tomat (kiri) di samping sampel kontrol yang tidak dilapisi (kanan)
Peneliti mengatakan, bahan pernis dari tomat tersebut sangat baik dengan aluminium.
Bahkan setelah terendam di air asin selama 170 jam.
Karena bentuk pernis atau anti air, jadi menolak air dan pernis melekat ke bagian logam sampai tidak lepas walau terkena air.
Penelitian tersebut masih berlangsung, untuk menguji kemasan metal lain yang ada.
Kami akan menguji pada kaleng tomat, tuna, dan makanan lain.
Untuk memeriksa apakah bahan pernis dari tomat tersebut memang bekerja dengan baik.
Bila bahan dari sampah tomat tersebut dapat digunakan untuk industri, mungkin suatu hari kita akan melihat bahan kemasan metal dari kaleng akan berwarna kuning.
Itulah bahan sampah tomat yang dijadikan pelindung kemasan.
Bagaimana kedepannya sampah tomat ini, melihat proses produksi yang diperlukan masih harus diperbaiki, karena membutuhkan proses dengan suhu tinggi.
Sampah plastik sudah menjadi masalah, Indonesia bukan negara besar tapi sudah masuk 10 besar penghasil sampah plastik dunia. Bagaimana dengan pakaian, apakah berdampak terhadap lingkungan. China yang saat ini memiliki masalah, khususnya limbah pakaian yang sulit untuk di daur ulang.
Alga atau ganggang adalah bahan alami. Bahan alga dapat digiling
menjadi partikel mikro, 97% berbahan bahan alga akan terurai menjadi
kompos dan air kurang dari 7 bulan.
Sedangkan bahan plastik EVA tidak terurai, bahkan tetap ada dalam bentuk mikroplastik kata peneliti.
Menggunakan microwave salah satu cara yang cepat dan mudah untuk memanaskan makanan. Tapi dalam beberapa kasus, plastik yang dipanaskan dengan microwave
melepaskan lebih dari 2 miliar nanoplastik dan 4 juta mikroplastik untuk
setiap sentimeter persegi yang bersumber dari wadah.
ColdSNAP, SNAP singkatan dari proses arsitektur nano superhydrophobic, menggabungkan lapisan unik dikembangkan di universitas. Semakin banyak AC digunakan, walau di dalam ruangan pemilik AC menjadi dingin. Tetapi di luar ruangan menjadi panas. Teknologi ColdSNAP hanya membutuhkan power 25% dan air saja.
Jerman
usulan ke Uni Eropa, aturan ponsel dapat
bertahan 7 tahun. Standar pengisian baterai smartphone dengan USB-C resmi disetujui. Tujuannya untuk menekan sampah
elektronik dan penguna tidak perlu ketika menganti ponsel. Lebih baik komponen elektronik mengunakan port adaptor seragam.
Tim Berkeley menemukan teknik baru pendingin yang sangat efisien bagi chip semikondutor, penghantar panas bahan tembaga yang ditingkatkan sampai 700 persen dari heatsink konvensional. Teknik lebih murah tapi sangat efisien.
Banyak teknologi, tapi yang ini sangat jelas. Kompor energi tenga surya, ukuran kecil yang sangat efisien. Perbedaan pada bagian tunggu diganti dengan bahan jelaga atau sisa emisi berwarna hitam. Relektor memantulkan cahaya ke bagian tunggu, bekerja lebih efisien dan murah.
Dari Nairobi pemuda insinyur material membuat batu bata dari bahan plastik. Secara teknik sangat mudah, hanya mencampur komposisi bata dan plastik lalu dipanaskan. Sampah plastik seperti botol plastik memiliki kekuatan tersendiri, Bata tidak mudah pecah bahkan 5-7x lebih kuat dari bata biasa.
Kopi memiliki kandungan fosfor, potasium, magnesium dan tembaga tinggi.
Bubuk kopi dapat menambah nutrisi bagi kebun dan menjadi pupuk sayuran,
bunga bahkan rumput di kebun rumah. Ampas kopi dapat dimanfaatkan
sebagai pupuk alami. Atau sampah kulit pisang dan kulit telur sangat berguna bagi tanaman.