Xiaomi sukses di India tanpa memiliki toko kok bisa

   News | 25 April 2015

Merek Xiaomi mampu menarik hati masyarakat India, walau smartphone Xiaomi tidak dijual ke toko. Melainkan melalui media internet atau toko virtual. Di India, penguna internet disana baru mencapai 20% dari populasi penduduk. Mengapa Xiaomi mampu meraih posisi nomor 5 penjual smartphone terbesar di India.

Xiaomi Mi 4i baru dipasarkan pada hari Kamis 23 April 2015 kemarin dan dipilih penjualan untuk beberapa kota sebagai perjalanan 5 tahun penjualan Xiaomi disana.  NDTV mencatat hanya 9 bulan setelah Xiaomi tampil di India.sudah mencapai posisi nomor 5 merek terbesar di India.

Penjualan smartphone di India lebih di dominasi dari toko fisik atau toko offline. Tapi pengaturan penjualan di toko biasa rumit. Berbeda dengan negara Amerika, penjual bisa memastikan berapa stok yang mereka miliki dari database. Kalau ditanya, kok toko fisik penjual ponsel di India memang kacau. Memang kacau, karena distribusi yang panjang. Artinya keuntungan penjual akan terpangkas di setiap jalur distribusi. Atau harga akan lebih mahal bila produsen ingin mempertahankan keuntungan.

Keberhasilan penjuala toko online sudah dibuktikan oleh produsen lain. Motorola melakukan uji coba dengan penjualan sistem online. Mengandeng toko online lokal Flipkart sebagai toko online terbesar di India. Dan berhasil, setidaknya model Moto X, Moto G dan Moto E mendapat tanggapan pasar. Langkah tersebut diikuti oleh Xiaomi dan pemain lain.
Bagaimana sukses Xiaomi di pasar India. Tidak perlu marketing, walau masuk sebagai pemain baru. Rahasia sukses menjual smartphone Xiaomi adalah harga.

Di Amerika dan sebagian besar negara maju, penjualan ponsel didukung oleh operator telekom. Di India, mereka tidak memberikan subsidi bagi pembelian smartphone. Bahkan kartu SIM harus dibeli oleh penguna. Walau ada beberapa operator menjual ponsel ke pelanggan mereka, tapi harga yang diberikan sama seperti smartphone di pasaran.
Bagi penduduk India, membeli ponsel high end sama nilainya dengan gaji beberapa bulan. Disini menjawab kunci sukses penjualan smartphone, adalah harga. Tahun lalu Xiaomi berhasil menjual smartphone Mi 3 di India, dimana kemampuannya seharga model smartphone Samsung, Sony high end. Tetapi dijual hanya separuh sampai sepertiga harga merek smartphone terkenal lainnya.

Bagaimana dengan merek lain dari China seperti Huawei. Perusahaan Huawei melakukan promosi bersama selebriti dan kegiatan marketing lain di India. Tapi tidak mampu mengungguli produk Xiaomi yang murah.

Apakah Xiaomi dapat kembali sukses. Untuk Mi 4 belum tentu, karena model smartphone tersebut dijual 2x lebih mahal dari model sebelumnya. Awal minggu ini mungkin terlihat baik, tapi harus dibuktikan dalam beberapa bulan ke depan. Model smartphone Android Xioami Mi 3 mampu memperlihatkan wajah WoW kepada pembeli, hanya $100 saja dengan spesifikasi sangat baik. Tapi Mi 4 dijual $200, wajah pembeli rupanya belum mampu terlihat WoW.


Untuk Indonesia. Sudah ada yaitu Android One karena mampu memperlihatkan wajah masyarakat Indonesia bisa kata "Astaga", murahnya atau "Astaga" OSnya sudah Android 5.

Artikel Lain

Quick Share Samsung mendukung Nearby Share Google. Aplikasi untuk transfer file untuk smartphone ke smartphone atau Smartphone ke PC Quick Share Februari 2024 mengantikan Nearby Share.Files LLC aplikasi untuk transfer file offline.

Dua kekuatan teknologi global menempatkan dana dan nama mereka di Asia Tenggara. Bukan Google, Facebook, Microsoft dan nama dari negara barat. Tapi Alibaba dan Tencent. Nama yang jarang kita dengar di Indonesia berdiri dibelakang perusahaan raksasa berbasis internet di Indonesia. Uber di India dilepas oleh konglomerat Softbank

Sebuah wawancara dengan Hugo Barra dari wakil VP Xiaomi, ada alasan mengapa smartphone tidak dipasang microSD slot dan baterai tidak bisa dilepas. Fitur smartphone high end sudah umum dirancang tanpa microSD atau baterai dibuat permanen saja.

Xiaomi dan OnePlus hanya mengandalkan promosi melalui media sosial, menjual via toko online. Bahkan menjual smartphone dengan harga biaya produksi sehingga lebih murah. Kualitas nyaris sama tapi dijual hanya separuh dari produk pesaing.



Youtube Obengplus


Trend