Baterai lithium akan menurun setiap kali di charger. Umumnya baterai lithium smartphone, akan mulai drop setelah 6 bulan atau satu tahun. Maklum baterai lithium untuk perangkat gadget harus di charger setidaknya setiap hari.
Kerja sama antara universitas Kyoto dan
Sharp, mereka membuat bahan baru dengan senyawa lithium iron phosphate. Bahan yang digunakan sebagai katode untuk memperpanjang umur baterai adalah sejenis gel. Bila baterai lithium yang ada saat ini akan drop setelah di charge 300x, dan menyisakan kapasitas 80% saja. Dengan material baru dalam perhitungan mampu mencapai 25.000 kali charge dan kapasitas baterai baru drop ke 70%. Bahan yang dipakai adalah tipe LiFePO4 sebagai baterai lithium yang relatif paling aman.
Menurut peneliti bahan lithium iron phosphate lebih menjanjikan dan membuat baterai tahan lama. Tekniknya dengan mencampur tambahan bahan tersebut. Tentunya ini baru pengujian saja, dan angka tersebut baru sebatas perhitungan computer. Bila penelitian ini berhasil, mungkin baterai perangkat elektronik seperti baterai mobil sampai baterai ponsel. Alias tidak perlu memikirkan kapan baterai rusak selama beberapa tahun.
Bila
suatu hari memiliki kendaraan mobil listrik, jangan khawatir dengan
baterai. Data yang diambil dari kapasitas baterai mobil listrik 4 tahun
lalu, masih mencapai 88%. Pengujian tahun 2024, rata rata baterai mobil listrik bertahan sampai 15 tahun lebih.
Baterai dengan bahan garam dikembangkan perusahaan CTAL. Mampu menampung energi dengan bahan berlimpah, walau hanya mencapai 2/3 daya energi dibanding baterai lithium ion. Skala baterai natrium tersebut lebih tepat untuk kendaraan listrik ukuran besar atau menyimpan bagi energi power besar.
Peneliti universitas Stanford telah mengembangkan baterai Lithium yang
tidak akan kepanasan atau terjadi Overheating. Artinya baterai tidak
akan membuat masalah terhadap semua produk. 2019 Samsung mungkin menjadi perusahaan pertama yang menawarkan smartphone dengan bateari Graphen