Badan kecil belum tentu sehat. Penelitian terbaru dari Annal of Internal Medicine menemukan pria dan wanita dengan berat badan normal tapi memiliki kolesterol dan tekanan darah tinggi.
Resiko terkena penyakit jantung lebih berbahaya vs mereka yang mengalami obesitas tapi tetap aktif.
"Pinggang yang ramping adalah karunia bagi seseorang" ujar Dr Francisco Lopes dari Mayo Clinic.
Tetapi mereka menemukan 25% pria dan 35% wanita dengan berat badan ideal masih memiliki kelebihan lemak.
Ragu untuk berolahraga karena takut badan menjadi besar (berotot) menjadi pendapat kurang baik di masyarakat
Lemak itu penting selama tidak muncul mencapai lemak ditubuh.
Tubuh yang kelebihan lemak dapat mempengaruhi metabolisme tubuh, dan insulin serta hormon lain. Sehingga tubuh kesulitan bekerja secara efektif. Hal ini dikemukakan oleh James O. Hill PhD dari direktur University of Colorado’s Anschutz Health and Wellness Center.
Kondisi seperti diatas dapat menjadi penyebab penyakit metabolik seperti diabetes, penyakit jantung dan penyakit ginjal.
Rangkuman dari penelitian diatas, berat badan ideal tidak menjamin seseorang bebas dari penyakit seperti orang yang kegemukan tapi mereka tetap aktif.
Pasien yang mengalami kegemukan, tetapi memiliki tekanan darah rendah dan kolesterol sehat.
Tidak berarti bebas dari penyakit penuaan. Seperti kesehatan pinggul, pergelangan kaki, atau lutut karena berat badan masih diatas rata rata.
Tetap saja berat badan berlebih dapat menganggu bagian tubuh lain.
Menurunnya berat badan ke tingkat ideal atau masih mengalami obesitas, itu hanya pendapat nomor dua dari analisa dokter.
Yang utama hanya satu, tetap aktif kata Lopez.
Jika orang gemuk tapi aktif, resiko serangan jantung lebih rendah dibanding mereka yang memiliki berat badan ideal tapi sangat kurang bergerak
Penelitian ini dirangkup dari
Annals.orgMenjawab pertanyaan dengan penjelasan ilmiah
Ketika kurus kemana lemak pergi dari tubuh.Harian kesehatan
British Medical Journal mengatakan 10kg lemak dari tubuh, dapat berubah menjadi gas
CO2 sebanyak 8,4kg.
Nah lucu kan, bagaimana lemak di dalam tubuh menjadi gas ?
Sebagian Lemak keluar dengan dihempuskan oleh napas kita.
Sisanya sekitar 1,6kg
akan berubah menjadi air, dan dikeluarkan menjadi air mata, air seni,
keringat dan cairan lain.
Jawabannya, lemak terbentuk dari kelebihan
karbohidrat dan protein yang berasal dari makanan.
Tubuh merubah menjadi
trigliserida atau senyawa karbon, hidrogen dan oksigen. Lalu bahan
tersebut disimpan dalam bentuk sel lemak tubuh.
Cara mengeluarkan lemak tubuhUntuk membuang lemak dengan aktivitas yang menurunkan berat badan, tubuh perlu memecah triglisrida dan merubahnya
menjadi karbon (C).
Jadi paru paru berperan penting ketika
seseorang ingin membuang lemak di dalam tubuh. Karena sebagai
ekskretoris utama untuk lemak.
Peneliti belum dapat memastikan dengan
tepat, apa yang terjadi pada lemak tubuh sebenarnya.
Tetapi dapat disimpulkan lemak yang ada di tubuh, akan dirubah oleh tubuh sendiri dalam komposisi 84%
atom lemak menjadi gas karbon dioksida lalu dikeluarkan ketika bernapas, sisanya 16% menjadi air (cairan).
Apakah dengan bernapas kita dapat menurunkan berat badan. Tidak.Seseorang harus melakukan latihan, dengan aktivitas untuk memecah karbon lemak dan membuangnya.
Seseorang yang bernapas 12 kali semenit atau 17 ribu kali sehari hanya mengeluarkan 10mg karbon.
Cara alami mengurangi berat badan.Tidur cukup, setidaknya 8 jam.
Treadmill, 7km perjam dengan sudut 6%. Selama 1 jam menghabiskan 1000 kalori perjam.
Olahraga beban, tapi mengangkat lebih lambat sampai 50%. Seperti setengah berjongkok juga melakukan olahraga beban.
Bersepeda, 150 menit menghabiskan energi 1600-1800 kalori.
Berenang, dengan air dingin tubuh akan membakar kalori untuk menghangatkan tubuh sebagai tenaga. Kalori akan hilang 500-1000 perjam.
Obat KolesterolObat dalam kelompok Statin bermanfaatkan menurunkan tingkat kolesterol berdasarkan informasi
Mayo ClinicMemblokir zat yang dibutuhkan tubuh untuk membuat kolesterol. Dan obat Statin dapat membantu tubuh untuk menyerap kembali plak yang ada di dinding arteri. Sehingga mencegah penyumbatan lebih lanjut yang dapat mengakibatkan serangan jantung.
Statin dikenal dengan nama obat atorvastatin (Lipitor), fluvastatin (Lescol), lovastatin (Altoprev), pitavastatin (Livalo), pravastatin (Pravachol), rosuvastatin (Crestor) dan simvastatin (Zocor).
Obat obatan tersebut terbukti efektif menurunkan kolesterol. Apakah seseorang membutuhkan obat Statin ?.
Bila ingin menjaga tingkat kolesterol dibawah 200mg per desiliter. Koleterol tipe lipoprotein densitas rendah LDL atau koleterol buruk harus dibawah 100mg/dl.
Jika seseorang beresiko sangat rendah tidak memerlukan obat, kecuali tingkat koleterol sudah berada di atas 190mg/dl.
Jika seseorang menghadapi resiko sangat tinggi seperti pernah terkena serangan jantung dimasa lalu. Maka orang tersebut dapat memanfaatkan obat Statin walau tingkat kolesterolnya tidak meningkat.
Pola hidup dan makan sehat dapat menjauhi seseorang dari dampak penyakit yang disebabkan koleterol tinggi.
Obat telah digunakan dan efektif menurunkan kadar koleterol. Tetapi tidak semua orang memperhatikan mengapa obat Statin perlu di konsumsi.
Berita menarik dari NBC News
Ada cerita seorang programer senior 54 tahun yang tinggal di New York. Dia telah diberikan obat Statin untuk kedua kalinya. Seperti Atorvastin dalam dosis rendah atau Lipitor setelah mengalami koleterol sedikit naik di tahun 2013.
Sayangnya pasien tersebut tidak suka meminum obat selamanya lalu dia berhenti mengkonsumsi obat.
Sampai kesalahan dari keputusan tersebut membawa dirinya kembali ke UGD.
Kejadian diawali ketika dirinya mulai berkeringat di kantor dan hilang kesadaran di tempat kerja.
Dampak koleterol tinggi, kebanyakan pasien tidak diberi tahu apa yang akan terjadi bila mereka tidak mengendalikan kolesterol mereka.
Atau sebagian mengabaikan peringatan yang sudah diberikan. Hal diatas adalah salah satu contoh.
Diperkirakan sekitar 73 juta orang dewasa memiliki LDL tinggi (lemak jahat) di Amerika kata CDC.
Statin menjadi obat yang paling banyak diresepkan di dunia dan membantu jutaan pasien untuk menghindari penyakit jantung dan stroke.
Sebenarnya 28% pria dan wanita di Amerika yang berusia 40 tahun telah mengunakan Statin kata CDC.
Tetapi penelitian terbaru yang diterbitkan pertengahan 2017. Sekitar 61% pasien saja yang diberi resep Statin masih terus melanjutkan meminum obat selama 3 bulan. Dan tersisa 55% pasien saja yang masih mengkonsumsi obat Statin setelah 6 bulan.
Penyakit yang disebabkan koleterol tidak memiliki gejala. Jadi sulit menyakinkan si pasien apakah mereka harus meminum obat untuk "Pencegahan" sebelum bencana datang kata Dr Steven Niessen kepala Kardiovaskular klinik Medicine Cleveland.
Studi lain. Dari Annals of Internal Medicine yang melacak 28 ribu pasien di 2 rumah sakit Massachusetts menemukan 3 dari 10 pasien berhenti mengkonsumsi obat penurun kolesterol. Di duga mereka mengalami efek samping akibat obat penurun koleterol tersebut.
Mereka yang berhenti meminum obat, 8,5% mengalami masalah dengan kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke dalam 4 tahun kedepan.
Dibanding 7,6% dari mereka yang terus mengkonsumsi obat.
Menurut klinik Mayo, hampir 1/3 pasien yang mengkonsumsi obat jenis Statin melaporkan efek samping. Membuat orang akhirnya berhenti meminum obat.
Pada tahun 2012, disebutkan badan regulasi obat Amerika FDA juga memberikan label peringatan, bahwa ada efek samping dari Statin yang membuat pasien mengalami kebingunan, gangguan tidur, sakit otot dan kehilangan memory.
Dan peningkatan gula darah yang menyebabkan diabetes tipe 2 serta melemahnya otot.
Informasi efek samping tersebut belum terbukti dan hanya disebarkan melalui media internet. Dari semua penelitian ilmiah, Statin adalah obat yang aman dan efektif..
Data dari
UTSouthwestern Medical CenterDari informasi diatas. Dokter setuju bahwa kadar koleterol yang tidak sehat dan tinggi terutama dipengaruhi perubahan gen dan gaya hidup kita sendiri.
Meskipun upaya obat obatan dapat membantu, tapi tidak menghilangkan mereka dari bebas resiko penyakit kardiovaskular (penyakit jantung).
Statin diserepkan seumur hidup. Kecuali orang yang kehilangan berat badan cukup banyak melalui operasi dan mengalami penurunan dramastis tingkat LDL
Jadi berolahraga dan hidup sehat salah satu solusi utama.