Tahap untuk membuat video dengan camera DSLR seperti film bioskop atau video seperti
layar cinema.
Ada tip untuk mempelajar membuat video dengan camera
DSLR seperti film bioskop atau efek Cinema.
Membuat
film dengan camera DSLR tidak seperti camcorder. Karena sistem camera Camcorder berbeda dengan camera dSLR.
Ada beberapa setting
yang diperlukan. Beberapa alasan setting yang diperlukan pada
camera harus dibuat sedemikian rupa.
Dibawah ini teknik mengambil gambar untuk video dari camera DSLR. Sebagai dasar merekam video sebelum melakukan editing.
Untuk Setting camera dengan video recording
Dengan setting manual, membuat proses pengambilan gambar video dapat dikendalikan oleh kita.
Di
beberapa camera memiliki setting Movie Exposure. Model camera low end
umumnya memiliki Auto Exposure dan Exposure Lock, prinsipnya sama.
Canon DSLR terdapat setting Movie Exposure, disarankan pindahkan ke setting manual. Di
camera low end, exposure lock dapat dikunci dengan sebuah tombol (keterangan di video dibawah).
Setting video dengan 24 atau 25 fps atau 30fps. Tentukan kecepatan frame rate sebelum membuat video, dan buat semua video dengan frame rate yang sama.
Sebuah
film yang direkam dengan kecepatan frame rate 50-60 fps akan terlihat
lebih realistik tetapi bukan untuk setting film Cinema. Untuk film
cinema cukup mengunakan setting 24 atau 25 fps.
Tentukan
ukuran video, misalnya di rekam HD atau Full HD 1080p, atau mungkin
anda memiliki camera dengan kemampuan 4K boleh juga.
Bila
mengambil video di ruangan, dan berhubungan dengan cahaya lampu.
Sebaiknya mengunakan setting 25 fps. Karena frekuensi lampu di Indonesia
dan Eropa mengunakan 50Hz, bisa di cek dengan digital multimeter. Untuk
gambar di luar ruangan, silakan mengunakan kecepatan diatas 25fps.
Setting Exposure Lock Disini bagian penting, karena baru kita sadari adanya kesalahan mengambil gambar video yang berubah gelap terang dan gelap setelah di lihat di software editing video.
Salah
satu setting paling penting bila camera mengambil objek yang berbeda
tingkat cahayanya. Misalnya dari terang dan gelap dan kembali terang, ingat camera dslr memiliki sistem auto dan dapat menganggu tampilan gambar video.
Camera
DSLR mengunakan auto exposure atau otomatis mengatur kecerahan. Ketika mengambil
objek yang terang, gambar rekaman di video akan terlihat baik.
Ketika
arah camera DSLR bergerak dari sisi terang, dan ke bidang lebih gelap dan ke arah lebih terang
misalnya dari ruang luar dan bergerak ke dalam rumah, atau objek yang terkena lampu.
Maka hasil rekaman video akan tampak transisi antara gelap dan naik kembali mengambil exposure paling terang.
Akibatnya objek yang sebelumnya terlihat jelas di video, akan sempat
sekilas tampak lebih gelap.
Untuk
setting camera DSLR ketika merekam video, dan cahaya gambar tidak turun
naik seperti gelap terang dan kembali gelap lalu terang lagi. Tinggal
di set di tombol Auto Exposure Lock. Pointing ke objek utama, dan tekan
tombol seperti dibawah ini.
Contoh untuk setting Nikon dapat diaktifkan dalam menu konfigurasi. Tombol Auto Exposure Lock / AE-L
Teknik
diatas dapat dilihat pada efek video dibawah ini. Perubahan pada
display ketika camera mengunakan setting Auto Exposure secara normal vs
Auto Exposure Lock
Contoh lebih jelas manfaat Auto Exposure dan dampak video yang direkam dapat dilihat dibawah ini.
Fokus camera ketika membuat video dengan DSLR Bagian
ini paling sukar sebagai cameramen, khususnya untuk camera DSLR dengan objek yang
bergerak ke arah camera. Disini hanya kemampuan lensa dan hardware dari
camera sendiri. Cepat lambat autofokus ketika mengambil gambar bergerak
hanya mampu di tangani oleh beberapa tipe camera. Biasanya mengunakan
sistem Auto Focus 3D Tracker Mode.
Tapi fokus dengan mode tersebut belum tentu akurat. Intinya, usahakan camera mengambil objek diam agar gambar tetap fokus.
Tidak
mengunci dengan aperture besar, seperti F3.5, dapat memanfaatkan angka 6
atau lebih tinggi seperti 8 Tentu gambar yang diambil akan sangat
tajam bila mengunakan aperture F3.5 bahkan F2.0. Masalahnya aperture besar belum tentu tepat bagi pemula, khususnya camera tipe pemula. (camera entry level)
Deep of Field dengan Aperture dan ISO di camera DOF dengan angka F3,5 objek depan lebih fokus dan dibelakang terlihat blur.
Deep Focus dapat mengunakan angka F lebih besar seperti 8. Bila kita ingin membuat detil video terlihat fokus di seluruh gambar.
Anda
ingin mengambil video close-up, dimana objek wajah orang lebih dekat
atau objek malam. Boleh saja mengunakan f3,5 atau f2.0 agar gambar yang
dihasilkan semakin tajam. Tapi efeknya seperti foto, gambar akan tampak
bokeh (blur di bagian belakang), alias gambar di background tidak terlalu jelas.
Pada
gambar dibawah ini. Kiri untuk close up, bisa dibayangkan untuk
mengambil foto wajah si bintang dari dekat. Kanan unntuk bidang
keseluruhan, dapat mengunakan f/8.0 agar bagian depan dan belakang
gambar dapat terekam dengan baik.
Tip
bila mengunakan f8, untuk mengatur kecerahan gambar misalnya mengunakan
F8 mungkin gambar kurang terang. Naikan saja ISO di camera, tapi jangan
terlalu berlebihan.
Bila
di lokasi terlalu terang, bisa diturunkan ISO lebih rendah misalnya ISO
100. Agar noise video tidak banyak terlihat dan rekaman video tidak
terlalu jelas..
Kombinasi antara Aperture dan ISO dimanfaatkan hasil gambar video yang dibuat
dapat dilihat dibawah ini. Gambar kiri terlihat gambar terlalu terang, gambar kanan di set via manual Aperture (f) dari camera.
Gambar kiri bila camera mengambil fokus dan pencahayaan pada sisi di bagian depan. Sedangkan objek yang kita inginkan adalah bidang di belakang yang lebih terang akan terlihat overexpose terlalu putih.
Setting diatas untuk mengatur setting di camera dalam pengambilan video Cinema.
Bagian
penting adalah Frame Rate video / film yang akan diambil. Setting
Adjust Exposure, bila mengambil objek yang berubah pencahayaannya dapat
diatur dari camera.
Tip diatas adalah teknik dasar untuk membuat video. Karena video yang kita buat menjadi sumber untuk hasil video setelah di edit. Kesalahan membuat video pada pengambilan gambar, akan menyulitkan kita melakukan editing ke tahap selanjutnya atau post-production.
Selanjutnya setting dari Frame Rate video dan Software Video Editing / Post Production