Para astronom telah menemukan planet Super-Earth baru yang usianya hampir setua alam semesta sendiri.
Tetapi terlepas dari namanya sebagai Super Earth, tidak diartikan planet TOI-561b memiliki kemiripan seperti Bumi.
Super Earth TOI-561b memiliki ukuran 50% lebih besar dari Bumi.
Planet sekali mengorbit ke bintang induknya kurang dari 12 jam untuk satu tahun disana.
Dibanding Bumi, memiliki orbit 365 hari atau setahun untuk satu kali mengelilingi matahari (bintang induk)
Nama Super Earth hanya persamaan dalam ukuran yang tidak jauh berbeda dengan planet Bumi.
Bisa saja ukuran planet Super Earth sedikit lebih besar dan masuk kategori planet berbatu, sampai 10x lebih besar dibanding planet Bumi.
Dengan waktu orbit sangat singkat, diartikan planet sangat dekat ke bintang. Dan disana tentu saja bukan seperti di Bumi, bahkan kondisinya amat sangat berbeda.
Diperkirakan planet TOI-561b memiliki suhu 1700 derajat Celcius, karena memiliki orbit begitu dekat ke bintang.
Mengapa disebut planet sangat tua.Ini yang menjadi pertanyaan, bahwa planet tersebut sudah ada 10 miliar tahun lalu di galaksi Bima Sakti.
Posisi planet tersebut bukan hal penting, tapi dibanding Bumi dan matahari diperkirakan baru terbentuk 4,5 miliar tahun lalu.
Peneliti mengukur terbentuknya sebuah planet berdasarkan bobot atau massa.
Semakin berat sebuah planet diartikan planet memiliki usia lebih muda.
Sedangkan planet yang lebih ringan asumsi usia planet lebih tua atau sudah lahir lebih dahulu.
Alasannya, dari unsur pembentuk planet dari bintang.Bintang mengalami
proses daur ulang, bintang dan planet yang lahir / tumbuh di generasi saat ini adalah hasil meledak bintang lain yang melontarkan lebih banyak materi lebih padat.
Materi berasal dari fusi nuklir bintang yang mengubah berbagai materi lain. Disebut debu, gas dan lainnya dan sebagian membentuk planet serta sisanya seperti asteroid.
Bintang di awal mengalami fusi nuklir, membakar gas hidrogen dan terakhir helium, lalu meledak dan mati.
Sampah dari ledakan sebagian besar gas, tapi masih sedikit melontarkan materi padat. Materi padat tersebut dapat membentuk beberapa planet di sekitar bintang.
Kembali ke proses daur ulang, gas terkumpul kembali dan membentuk bintang yang lebih kecil.
Debu atau materi lain yang terkena radiasi bintang, bahkan materi berada di dalam bintang ikut terbakar begitu lama.
Sampai bintang kehabisan bahan bakar akhirnya meledak dan melontarkan materinya kembali.
Dan proses selanjutnya.
Setiap ledakan bintang, unsur pembentuk planet juga berbeda. Bintang di awal akan membentuk planet dengan unsur materi lebih ringan.
Sampai generasi bintang selanjutnya, planet terbentuk dengan materi lebih berat.
Lihat pembentukan materi dari
daftar Tabel Periodik.
Pendapat peneliti. "Ini mengejutkan karena peneliti mengharapkan kepadatan lebih tinggi di planet TOI-561b," kata Kane.
Sesuai dengan perkiraan bahwa planet ini sangat tua. Setelah meneliti planet yang sangat rendah kandungan logam.
Planet yang lebih tua, umumnya kurang padat karena bahan pembentuk planet tidak begitu melimpah dengan materi padat di masa lalu.
Materi yang membentuk planet padat adalah elemen berat yang dihasilkan dari
reaksi fusi bintang seiring bertambahnya usia bintang, menurut UC Riverside News.
Saat bintang meledak, unsur-unsurnya tersebar ke luar dan unsur-unsur itu membentuk bintang baru serta planet baru yang lebih padat.
Karena TOI-561b tidak sepadat yang diharapkan, para astronom berpendapat Super Earth ini memiliki usia hampir setua alam semesta sendiri karena pada saat itu, unsur-unsur berat untuk menciptakan planet lebih padat belum banyak terbentuk.
Bintang di wilayah tata surya TOI-561 memiliki unsur kimia berbeda dan lebih sedikit unsur logam atau magnesium yang terkait dengan bahan pembentuk kepadatan planet kata peneliti postdoctoral University of Hawaii Lauren Weiss dan rekannya.
Di tata surya TOI-561 telah ditemukan 3 planet kecil ketika ketiganya sedang transit di depan bintang. Disebut TOI-561 b, c dan d.
Planet TOI-561c mengorbit lebih jauh, dengan massa 7x dari bumi dengan waktu orbit 10,8 hari sekali waktu bumi, dan planet ke d dengan massa 3x mengorbit 16,4 hari sekali
Menurut data Exoplanet Nasa, planet TOI-561b ditemukan pada tahun 2020.
Perkiraan tepatnya memiliki radius 1,423x ukuran Bumi, dengan massa 1,59 lebih berat dari Bumi.
Dengan radius orbit super dekat ke bintang induknya, hanya 0,01055 AU jarak Bumi ke Matahari.
Planet TOI-561b mengorbit ke bintang tipe G, memiliki ukuran 80% lebih kecil dari matahari.
Tata surya TOI-561 memiliki jarak 280 tahun cahaya dari Bumi, berada di area Sextans.
Planet ditemukan dengan teknik ketika transit ke bintang.
Salah satu kandidat tata surya dari bintang dan planet tertua yang masih ada di galaksi Bima Sakti.
Usia bintang diperkirakan sudah berusia 10 miliar tahun.
Bintang dan planet seperti tata surya TOI-561 termasuk dalam populasi bintang langka yang berada di cakram tebal di bagian galaksi kita.
Bintang di area tersebut berbeda secara kimiawi, dengan unsur materi berat lebih sedikit khususnya kandungan besi. Bintang sudah ada sekitar 10 miliar tahun lalu, sedangkan alam semesta diperkiraan saat ini sudah berusia 14,8 miliar tahun.