Beda smartphone murah dan mahal jangan termakan iklan

   Smartphone | 15 June 2015

Dalam 2 tahun terakhir smartphone mulai menambah produknya dengan banyak kata baru.

Dari 20Mpix, Octa Hexa Quad core, untuk display dari HD, QHD,  dan RAM dari 1GB ke 2GB 3GB sampai 16GB. Kelihatannya perkembangan smartphone begitu cepat dan canggih.

Apakah kita memerlukan perangkat high end.
Produsen berusaha menawarkan produk mereka dengan spesifikasi high end. Tapi kemampuan produk tersebut bisa dianggap berlebihan. Membuat pembeli merasa ingin memiliki barang mewah dan canggih.

Tunggu, produsen membuat perangkat high-end agar memiliki diferensial.
Artinya produk mereka terlihat berbeda dari merek lain.

Dimana perbedaan smartphone murah dan mahal, terletak pada hardware yang dipakai. Mahal tentu produk high end alias canggih.
Apakah kita membutuhkan ?, belum tentu.



Jangan silau dengan iklan, lihat fungsi

Procesor Octa tidak lebih baik dari Quad Core.
Octa dan Hexa core hanya berguna untuk perangkat Android Gaming. Misalnya 4 core + 4 core dibuat terpisah, ketika penguna memerlukan kinerja standar hanya 4 core kecil yang bertugas. Ketika procesor dibutuhkan kinerja lebih tinggi akan ditangani oleh 4 core yang besar dan lebih kuat.

Untuk non gamer bisa memanfaatkan 4 core, hanya itu saja. Bukti, iPhone 6 hanya mengunakan dual core, performa tidak kalah dibanding Galaxy S6.
Tapi procesor Octa core dan Hexa core diperuntukan bagi aplikasi intensif. Karena procesor smartphone dibuat dalam 2 cluster, 4 proceor dibagian low power atau procesor hemat, dan 4 core untuk performa.

Jadi anda yang menentukan apakah membutuhkan 4 core, 8 core.

Teknologi procesor juga berubah, mengunakan kerapatan yang disebut nanometer dan generasi arsitek Arm.
Semakin kecil dari kerapatan chip, teorinya semakin hemat power.
Teknologi arsitek procesor terbaru, juga menentukan performa smartphone, sekaligus membawa fitur baru dari AI, koneksi wireless selular atau WIFI dan lainnya.
Setiap model procesor terkait dengan kemampuan procesor menangani sensor camera. Procesor lebih baru dapat menangani sensor camera lebih besar.

Camera Megapixel gimmick.
Sekarang disebut 20Mpix atau ultra pixel. Bila anda cermat menerima pendapat penguna lain. Coba tanyakan teknologi camera smartphone di Google Nexus. Foto di smartphone tersebut lebih baik walau bukan 20Mpix atau 16Mpix.

Berdasarkan data dari foto Instagram, foto yang paling suka di lihat adalah foto dengan filter. Artinya, detail foto tidak akan terlihat, karena akan olah kembali oleh filter Instagram. Kedua, foto di Instagram hanya memerlukan resolusi sangat kecil.

Yang baru adalah Dual Camera. Memberikan foto lebih terang dibanding single camera. Pertanyaannya disini, apakah anda sangat sering mengunakan smartphone untuk foto. Bila yah, smartphone dual camera memang anda butuhkan.

Samsung merilis smartphone dengan sensor 200MP untuk model 2023.
Canggih, tajam, dan kemampuan sensor untuk Binning pixel.
Apakah kita membutuhkan fitur tersebut, atau sekedar untuk selfie saja di camera depan.
Sensor baru juga memberi nilai baru, sekaligus biaya baru.

Layar 1080p, 2K dan 4K
Dalam teknologi kerapatan layar, rata rata mata kita hanya melihat kerapatan 200ppi. Banyak analis menyebut untuk ukuran TV atau monitor 4K seharusnya memiliki lebar lebih dari 27 inci. Bayangkan dengan smartphone yang berukuran layar 5-6 inci dijejalkan pixel sangat tajam. Untuk layar computer saja membutuhkan ukuran 20 inci agar menampilkan gambar Full HD.

Ketika anda melihat sebuah layar smartphone 720p, lalu melihat ke layar 1080p. Perbedaan gambar kurang terlihat, tapi masih terdapat perbedaan bila kita jeli melihatnya.
Sekarang banyak smartphone mengunakan layar dengan kerapatan 400-500ppi. Apakah mata kita bisa melihat perbedaan tersebut.
Satu smartphone Galaxy S6 menawarkan resolusi 2K dengan ketajaman layar 2560x1440 pixel. Ketajaman layar screen di smartphone sangat tinggi 577ppi. Dijamin mata anda tidak bisa melihat detil yang ada di layar.

Satu produsen di China Huawei pernah mengatakan, produk kami tidak akan pindah ke layar yang lebih tajam dari Full HD. Mungkin ini alasannya, karena mata penguna smartphone sebenarnya tidak bisa membedakan mana yang lebih tajam.
Walau sekarang layar FHD 1080p sudah menjadi standar.

Apa dampak dari fungsi yang relatif tidak diperlukan tersebut. Semakin tajam gambar memerlukan proses pada hardware. Semakin banyak proses semakin besar power yang dibutuhkan,dan procesor semakin mahal untuk kemampuan tersebut.

OLED atau LCD
Teknologi layar juga berubah, antara OLED dan LCD dimana harga tidak terpaut jauh.
Bila kita ingin menghemat baterai dengan tampilan gambar lebih baik, tentu memilih teknologi layar OLED.
Bila kita menjaga smartphone baik baik saja, dan hanya untuk membaca, tanpa mempertimbangkan borosnya power dengan layar. Pilih saja layar LCD yang lebih murah.

RAM besar
Ada beberapa aplikasi Android yang membutuhkan RAM besar. Kembali ke penguna, aplikasi apa yang mereka gunakan. Apakah akan melewati 1GB atau membutuhkan RAM 2 sampai 3GB.
Tahun 2017 sudah tampil smartphone dengan RAM 6GB bahkan 8GB
Bila mengunakan smartphone untuk pekerjaan biasa, 1-2 GB RAM sudah cukup. Atau paling tidak 2GB untuk aplikasi office.
Membeli smartphone dengan RAM besar tidak salah tapi tidak berlebihan. Karena aplikasi di Android relatif sangat kecil dan tidak banyak memakan RAM di smartphone.
Kapan membutuhkan RAM besar untuk smartphone. Bila mereka yang suka membuat video, foto (menampilkan foto), game, aplikasi yang banyak agar semua ada di RAM dan lebih cepat dibuka. Boleh mempertimbangkan smartphone dengan RAM besar.


Menghindari marketing Hype
Begitu banyak pilihan sampai Google mengeluarkan panduan bagaimana memilih smartphone sesuai kebutuhan anda.
Bila anda ingin smartphone yang tahan berhari hari, cobalah cari smartphone dengan kapasitas baterai sangat besar.
Semakin canggih smartphone, semakin banyak bloatware yang di install. Kasus pada satu produk , memberikan internal storage 8GB. Penguna mengeluhkan karena terlalu banyak di isi bloatware oleh produsen, dan hanya tersisa 2GB space untuk dipakai

Jadi lihat fungsi smartphone dan manfaat yang anda inginkan. Kecuali anda memang nongkrong di kelompok teman atau layaknya kelompok pengemar Louise Vittong tentu malu untuk mengunakan smartphone murah seharga 1 jutaan. Setidaknya smartphone mahal anda akan berguna dilirik satu dua kali oleh rekan lain.
Jadi jangan heran bila melihat seseorang sedang melihat smartphone di depan kasir sambil menunggu roses kartu kreditnya. Maklum smartphone 8 bahkan 12 jutaan jadi pantas untuk pegang sambil diperlihatkan ke orang lain.

Membeli smartphone mahal tidak salah, bila kita memerlukan.

Tapi jangan membeli smartphone seharga 8 juta, sedangkan kebutuhan sudah dipenuhi oleh smartphone seharga 1 jutaan saja. Untuk apa membeli smartphone yang begitu mahal, walau membawa banyak teknologi pada procesor, layar, kemampuan camera dan lainnya.

Smartphone mahal atau murah, bila jatuh tetap saja pecah, atau bila hilang akan menyesal.
Bila masih mengunakan kendaraan angkot, lupakan smartphone mahal.

Karena tidak ada yang mengetahui smartphone mahal yang kita pakai. Kecuali si tangan jail yang lebih tertarik
Informasi diatas diambil dari pendapat Make Use Of

Artikel Lain

Dari DXOmark memberi nilai 109 dan 102 untuk Huawei P20 Pro dan P20. Disusul smartphone Samsung Galaxy S9+ dengan nilai 99. Nilai 98 sebelumnya diraih Google Pixel 2, iPhone X bersanding dengan Huawei Mate 10 Pro.

Xiaomi menawarkan Xiaomi Redmi 2A. Jangan kaget, karena dijual hanya $80. Menjadi alternatif dari model sebelumnya Xiaomi Redmi 2. Memiliki layar 4,7 inci dengan resolusi sudah HD 720p, quad core. Varian baru update dengan 2GB RAM dan 16GB



Youtube Obengplus


Trend