Bila anda ditanya untuk memilih pindah ke planet lain, apakah anda ingin tinggal di tata surya dengan
matahari dengan ukuran besar atau memilih bintang dengan ukuran lebih kecil.
Sebaiknya memilih bintang ukuran kecil, apa alasannya.
Bintang seperti
matahari adalah kumpulan gas hidrogen yang membakar dan terus menyala, mencapai usia miliaran tahun
Bumi memiliki posisi yang tepat menjadi planet ke 3, tapi 2 planet di depan dan belakang terlalu panas dan dingin.
Bumi di awal pembentukan tidak seperti sekarang, tabrakan antara protoplanet akhirnya membentuk Bumi, dan sisa pecahan tabrakan sebagian terlontar menjadi Bulan saat ini.
Prosesnya membutuhkan miliaran tahun.
Pendapat astronomi, bintang berukuran lebih kecil memungkinkan usia lebih panjang, dan cahaya dan panas lebih stabil dibanding bintang besar.
Sebagian besar teori terlihat berpihak dengan apa yang ada di tata surya kita sendiri.
Ada teori lain yang memungkinkan sebuah tempat tinggal dan masih layak huni, bisa planet atau bulan dengan ukuran sangat besar.
2023 Mei planet di bagian batas tepi.
Tim astronom mengusulkan untuk melihat lebih detil di wilayah yang kurang mencolok, antara bintang induk ke garis belakang mereka.
Teori lama selalu menyebut Goldilock, dimana ada cahaya bintang yang cukup panas dan membuat suhu planet lebih hangat dan air mencair.
Bila ada planet yang panas, dibelakangnya mungkin ada planet lebih cukup hangat, dan dibelakangnya juga ada planet yang terlalu dingin.
Posisi di tata surya seperti Merkurius Venus yang panas, Bumi yang lebih sejuk, dan dingin di planet Mars.
Ted Bergan ilmuwan dari universitas Michigan dan sebagai
penulis utama mengatakan ada hal lain yang penting lain.
Sebuah planet yang terbentuk di bagian dalam tapi berada di batas panas, akan memiliki karbon berbeda dibanding Bumi yang lahir di bagian depan.
Planet awalnya kurang air dibanding Bumi, tapi itu dapat berubah berjalan waktu. Sama seperti Bumi dahulu, tidak seperti sekarang dengan air berlimpah dan daratan.
Planet di bagian tepi mungkin saja memiliki atmofer yang kaya metana, seperti bulan Titan dari planet Saturnus memiliki keunikan sendiri.
Terbukti Titan memiliki cairan, dan ukurannya 1,48x lebih besar dari Bulan milik Bumi.
Planet yang lahir di wilayah ini lahir dari sistem cakram pembentuk planet. Dan melepas karbon dari mantel planet sendiri.
Kategori planet berbatu menjadi 3 menurut Ted Bergan
Planet berbatu seperti Bumi sebagai teori saat ini
Planet hitam karbon, bila bertahap akan memiliki atmofer
Planet dingin dengan permukaan es.
Berjalan waktu, untuk planet karbon nantinya dapat berubah menjadi tempat yang ramah untuk kehidupan setelah disana muncul atmofer, termasuk planet berbatu seperti Bumi yang ada di bagian depan juga berakhir layak ditinggali. Dimana planet Bumi sebelumnya berbalut es, akhirnya akhirnya mencair karena lebih hangat.
Ini sebuah teori baru, bila ditemukan planet yang dianggap tidak layak huni. Mungkin berbeda dari teori sebelumnya.
Astronom mulai membuka dengan teori tambahan, dibanding melihat contoh dari tata surya kita sendiri.
Banyak hal yang memungkinkan sebuah planet mencapai tingkat layak huni, dan mungkin tahapannya juga berbeda.
2015 Februari. Peneliti dari universitas
Chicago dan Northwestern merilis sebuah studi tentang pencarian exoplanet di sektiar katai merah atau bintang kerdil dengan cahaya merah.
Katai
merah / Red Dwarf diartikan sebagai bintang berwarna merah, atau
bintang kerdil atau ukuran bintang yang lebih kecil dari matahari kita.
Matahari kita adalah bintang dengan
cahaya kuning,
tapi bisa dilihat sendiri dari 9 planet hanya satu yang bisa di
tinggali yaitu Bumi.
Dua planet di depan Merkuris dan Venus terlalu
panas. Matahari sebenarnya terlalu besar untuk bintang di tata surya kita.
Untuk bintang merah memungkinkan manusia bisa tinggal, setidaknya mampu bertahan untuk hidup karena tidak terlalu panas. Bahkan planet dapat berada di posisi jauh ke posisi depan yang dekat dengan bintang dan layak huni.
Kedua
tim ilmuwan tersebut mengatakan ada kemungkinan lebih besar, dengan
jumlah 60 miliar planet yang layak huni, atau mirip seperti
bumi.
Karena bintang kerdil paling berlimpah, dan kebanyakan planet di galaksi Bima Sakti mengorbit di
bintang berwarna merah yang ukurannya lebih kecil dari Matahari.
Peneliti selalu mencari planet di daerah
Habitable Zone atau zona layak huni. Dimana sebuah planet mampu mempertahankan cairan agar tetap berada di planet sendiri.
Bisa dilihat kondisi planet
Mars,
disana begitu dingin dan atmofer yang lebih tipis dari bumi. Walau
diperkirakan dahulunya planet Mars memiliki kandungan cairan dan atmofer lebih tebal.
Tetapi
gravitasi serta magnet di planet Mars terlalu kecil. Dalam jutaan bahkan miliaran tahun akhirnya mendapat terpaan angin
radiasi matahari. Diperkirakan atmofer di planet Mars menghilang selama
berjalannya waktu.
Awan (atmofer) di bumi membuat pemanasan dan pendinginan. Awan memantulkan
sinar matahari tapi mereka juga menyerap radiasi inframerah dari permukaan.
Sehingga
sebuah planet dapat lebih hangat seperti kondisi di bumi sekarang. Bumi
memiliki cuaca yang stabil karena mengorbit setahun sekali.
Berbeda bila manusia tinggal di planet dengan bintang lebih kecil.
Kedua
tim ilmuwan mengatakan, bintang kerdil atau bintang merah, planet yang
layak huni harus memiliki syarat untuk mengorbit sekali dalam sebulan
atau dua bulan. Karena planet katai merah memiliki sinar lebih redup,
dan planet harus mendapatkan panas yang sama seperti bumi dengan
mengorbit lebih cepat.
Setidaknya sebuah planet yang ideal harus berada lebih dekat ke bintang.
2018 Juli, total 3374 planet di luar tata surya ditemukan dari 2814 sistem planet.
Sebagian
besar planet lainnya ditemukan adalah planet gas. Tetapi sebagian
planet berbatu ditemukan berada di zona layak huni atau habitable zone /
HZ Classic (conservative)
Walau
planet berada di zona tepat, belum berarti planet akan mendukung
kehidupan.
Bisa dilihat posisi Mars dan Venus, manusia tidak dapat
tinggal disana artinya tidak layak huni.
Dr.
Ramses M., seorang ilmuwan peneliti dari Earth-Life Science Institute di Tokyo Institute of Technology.
Melakukan studi penemuan planet bertahun-tahun.
Zona
HZ harus memasukan efek rumah kaca di sebuah planet. Terjadi siklus
karbonat-silikat yang didukung oleh lempeng tektonik seperti yang
terjadi di Bumi.
Siklus
tersebut mengatur transfer karbon dioksida ke atmofer, permukaan dan
bagian dalam bumi.
Sehingga bertindak sebagai termostat planet dalam
jangka panjang, dan memastikan sebuah planet tidak mendapatkan gas CO2
berlebihan. Bila berlebihan akan terlalu panas akibat efek rumah kaca,
terlalu sedikit membuat planet lebih dingin.
Sedangkan teori HZ klasik, yang diperlukan dengan bagian air atau mencari planet dengan kandungan air.
Serta ukuran planet yang tidak terlalu besar dari Bumi, dan planet berbatu, serta orbitnya.
Miliaran
tahun lalu, planet Bumi memiliki persediaan gas hidrogen yang
berlimpah, serta akibat gas yang keluar dari gunung berapi.
Interaksi molekul
hidrogen dan nitrogen di atmofer membuat Bumi menjadi hangat dan
kehidupan dapat berkembang.
Ramses
mengatakan lebih lanjut, mencari planet dengan bintang berukuran lebih
kecil mungkin mengerikan bagi kehidupan di planet muda.
Walau berada di
zona habitat yang tepat.
Jadi mereka belum tentu dapat ditinggali.
Selama
ini para astronom lebih memfokus pencarian planet pada bintang tipe M
atau katai merah, dimana ukurannya lebih kecil dari matahari dan
dianggap jumlah bintang ini lebih banyak dan usia bintang lebih lama. Karena lebih mudah memasukan parameter sebuah planet untuk kehidupan. Walau mencari planet di bintang kurcaci jauh lebih sulit dibanding menemukan planet yang mengorbit ke bintang ukuran besar.
Pendapat
sebuah planet memiliki air dan berada di zona yang tepat, tidak terlalu
jauh atau terlalu dekat dengan bintang.
Bukan berarti planet tersebut
sudah tepat.
Tapi ada faktor utama lain yaitu di planet terjadi lempeng tektonik serta gunung apa yang menghangatkan planet. Artinya planet yang memiliki gempa bumi dari pergerakan lempeng luar, mungkin adalah planet yang lebih ideal.
Apakah ada bintang berukuran lebih besar dari Matahari. Cukup banyak , bahkan ukurannya luar biasa besarnya
Bisa dilihat pada link
Matahari hanya seujung jarum dari bintang lain lalu bintang