Banyak fotografer melakukan eksperimen untuk membuat foto galaksi Bima Sakti atau Milky Way Galaxy.

Cahaya galaksi yang bisa dilihat dari Bumi sebenarnya bisa dilihat dengan mata langsung. Tetapi cahaya tersebut terhalang kuatnya cahaya kota.

Kata sederhananya, cahaya garis galaksi Bima Sakti begitu lemah karena jaraknya puluhan ribu tahun cahaya jauhnya dari Bumi.


Cahaya bintang di tengah galaksi sangat terang, tetapi akan kalah kuat terhalang oleh cahaya kota yang menyinari langit. Karena cahaya dibumi amata sangat dekat dengan objek yang begitu jauh dengan cahaya yang sangat lemah.

Apakah harus pergi ke tempat sepi hanya mengambil gambar galaksi Bima Sakti.
Berbeda tujuan, antara fotografer profesional, mereka mengutamakan kualitas foto.

Jadi tidak heran bila mereka mencari tempat terpencil bahkan menginap di hutan beberapa hari. Untuk mendapatkan cuaca terbaik, gambar terbersih untuk diabadikan.

Untuk fotografer pemula, tidak harus mengejar seperti itu. Bila belum sempat membuat foto Milky Way yang menarik, bisa dimulai dari atap rumah, yaitu diatas langit rumah kita saja.

Apakah mungkin membuat foto galaksi di tengah kota, seperti kota Jakarta. Ini pertanyaan menarik.

Idenya dari beberapa cerita dibawah ini. Seperti foto Justin Ng fotografer profesional Singapura. Dia berhasil membuat foto galaksi yang melintas di tengah kota Singapura. Mengunakan camera Full Frame Canon 5DII lensa lebar 16-35mm F2.8, Tripod, Intervalometer, baterai dan satu filter GND Lee 0.9.
Peralatan yang boleh dikatakan untuk kalangan profesional.

Diabadikan dari pulau Sentosa pada Maret 2014.

Seperti gambar dibawah ini dibuat oleh Justin Ng, garis bintang dibagian atas foto adalah inti galaksi kita. Galaksi terliat lebih lebar, dengan lensa Wide.

Foto Justin Eng Milky way Singapore

Kejadian lain ketika kota New York padam listrik akibat hujan badai.

Setelah badai reda pada malam hari listrik masih lumpuh total.

Ada yang menarik, panggilan telepon darurat tidak berhenti, banyak yang menanyakan mengapa ada garis cahaya di atas langit kota New York.

Ternyata itu adalah bentuk cahaya galaksi Bima Sakti, akibat seluruh listrik padam dan sebagian besar lampu total mati di kota. Dan langit tidak terganggu oleh cahaya lampu.

Ini cerita terakhir mengabadikan langit di atas Jakarta

18 April 2016  Minggu malam, hujan melanda di Jakarta. Senin pagi jam 3, mendadak langit begitu bersih. Dan dapat terlihat banyak titik cahaya bintang. Kata sederhananya langit amat sangat cerah dan nyaris tidak terhalang oleh awan.

Kami membuat foto ke arah bintang. Mengarahkan camera tegak lurus ke atas, dengan camera APS-C dan setting 20s, f3,5, ISO3200.

Selesai mengambil gambar dengan ISO 3200, format file foto RAW /NEF di buka dengan aplikasi Lightroom CC.

Awalnya terlihat sisi kabut di kiri foto, seperti awan. Setelah di cek kembali, bentuk lengan awan tersebut sangat mirip dengan lengan galaksi kita Bima Sakti setelah diperiksa dari aplikasi Star Chart. Sangat mirip, termasuk beberapa titik cahaya bintang dan planet.

Sepertinya ini lengan galaksi, karena cuaca memang cerah. Akhirnya diambil beberapa foto sampai menjelang pagi. Jadilah sebuah video timelapse dibawah ini.




Secara pribadi, awalnya belum yakin apakah ini bentuk galaksi yang tidak terlihat.

Setelah dibuat video timelapse dan melihat garis awan tersebut memang sejajar dengan gerakan bintang. Baru kami yakin bila foto ini adalah penampakan galaksi Bima Sakti di atas langit Jakarta

Selanjutnya proses edit foto galaksi Bima Sakti di tengah kota. Karena foto yang dibuat oleh camera belum menampakan gambar galaksi Bima Sakti dan perlu di edit.