Banyak tren menarik dari negara China.
Teknologi maju, perkembangan industri, raksasa internet, ternyata tidak membuat nyaman kehidupan para pekerja.
Dapat menjadi inspirasi diri kita, merasakan kurang beruntung melihat rekan lain kerja di kantoran.
Dulu sering ngumpul weekend, tiba tiba menghilang. Mungkin mereka yang masih bekerja freelance bebas merasa, yah penghasilan cukup saja.
Nyatanya dunia diluar sana berbeda.
Kali ini di China kembali terulang, mereka yang sudah bekerja di kantor dan pergi untuk memilih pekerjaan kasar.
Bekerja di kantor mungkin cita cita sebagian orang, tapi setelah disana malah keluar dan bekerja yang lebih mudah.
Pekerja administrasi jadi pembersih rumah 2024
Leon Li pernah bekerja dengan tugas penting dan sangat diperlukan di salah satu raksasa teknologi terbesar Tiongkok.
Sebagai petugas administrasi, dia bekerja sepanjang waktu dari menjadwalkan rapat, menyiapkan dokumen, dan memberikan dukungan apa pun yang dibutuhkan atasannya.
Februari 2024, dia keluar dari perusahaan, meninggalkan karier yang stabil dan gaji yang nyaman
Dia mencari pekerjaan yang tidak terlalu stres yaitu house keeping / membersihkan rumah.
Dia mengatakan ke harian CNN, setiap alarm pagi berbunyi.
Dia hanya melihat masa depan suram ketika bekerja di kantor.
Li, 27 tahun, adalah bagian dari semakin banyak pekerja Tiongkok yang beralih dari pekerjaan kantoran yang memiliki tekanan tinggi dan pindah ke pekerjaan kerah biru yang fleksibel.
Perusahaan-perusahaan besar teknologi perlahan-lahan kehilangan daya tariknya karena perekonomian China menghadapi hambatan termasuk krisis properti, menurunnya investasi asing, dan merosotnya konsumsi.
Perekonomian China tumbuh 4,7% tahun-ke-tahun pada kuartal kedua tahun 2024, meleset dari ekspektasi para ekonom dan itu menandai pertumbuhan terlemah sejak kuartal pertama tahun 2023.
Jam kerja yang sangat panjang dan menyusutnya sumber daya, mendorong karyawan seperti Li untuk memikirkan kembali apakah layak menukar waktu hidup dan kesehatan dirinya demi gaji yang lebih tinggi.
Saya suka membersihkan. Seiring dengan peningkatan standar hidup (di seluruh negeri), permintaan layanan rumah tangga juga meningkat” kata Li, yang tinggal di kota metropolitan Wuhan China tengah.
Tapi yang lebih penting, dia merasa lebih bahagia.
Kepala saya tidak lagi terasa pusing. Saya merasakan lebih sedikit tekanan mental. Dan saya penuh energi setiap hari, katanya.
Li bukan satu-satunya pekerja kantoran yang menemukan keseimbangan kehidupan kerja lebih baik dengan menukar pekerjaan kantoran dengan pekerjaan manual.
Alice Wang, 30 pernah bekerja di salah satu platform e-commerce streaming langsung terkemuka China, dengan penghasilan 700.000 yuan ($96.310) per tahun.
Dia mengundurkan diri pada bulan April 2024, pindah dari Hangzhou pusat teknologi ke sebuah kota Chengdu yang lebih santai, di mana harga sewa lebih murah.
Disana dia bekerja sebagai petugas pelatihan, perawatan hewan peliharaan. Wang berencana untuk membuka usaha sendiri dibidang yang sama.
Budaya kerja “996” yang terkenal di China diartikan bekerja jam 9 pagi sampai 9 malam, 6 hari seminggu.
Jam kerja tersebut diterapkan oleh perusahaan IT, Startup, dan bisnis swasta lainnya.
Aturan tersebut membuat karyawan, khususnya kalangan muda mundur dari pekrejaan 996.
Bahkan disebut jam 996, umumnya berakhir di ambulan.
Dalam survei terbaru yang dirilis pada bulan Juni 2024, platform tersebut menemukan adanya permintaan terhadap pekerja kerah biru
Pekerjaan bergaji lebih rendah ini termasuk mengantar makanan, supir truk, pelayan restoran, teknisi naik 3,8x lipat di kuartal 1 tahun 2024 dibanding tahun 2019.
Yang paling besar, petugas pengantar makanan, mencapai 8x lebih besar. Mengingat ada kebiasaan baru, dimana orang memesan makanan di era Covid.
Penghasilan juga meningkat, membuat daya tarik pekerja yang ingin mandiri, lepas dari tugas kantor sebelumnya.
Meningkatnya penjualan online, membuat penerimaan bulanan naik 45,3% dari tahun 2019 ke 2024.
Dari penghasilan US$768 menjadi $1.116, itu sudah 3x penghasilan terendah yang ditetapkan di Indonesia, walau masih dibawah gaji karyawan umum sekitar $1.879 perbulan.
Mengambil jam kerja fleksibel, pengirim manakan mendapatkan $3,94 perjam di tahun 2024, setingkat upah buruh perjam.
Ada yang mengambil dengan jumlah pengiriman walau lebih rendah dari karyawan tetap, seperti Lu dengan Meituan layanan pengiriman barang terkenal.
Dia baru berusia 19 tahun, mendapat penghasilan 1 dollar per satu pengiriman, sehari dapat mengirim 30 tempat. 2 hari libur dalam 1 bulan, karena terlalu rendah dia berhenti bekerja dan pulang ke provinsinya.
Kurir di perusahaan besar mungkin nasibnya berbeda, staf mengharuskan pekerja pengirman barang bekerja 12 jam sehari untuk mengirim 50 - 60 paket, tapi melihat sering terjadi kecelakaan dan ada beberapa karyawan akhirnya berhenti karena khawatir. Penghasilan juga tidak sebesar pengirim makanan / restoran.
Banyak yang baru lulus tanpa pengalaman lebih memilih pekerja kerah biru yang lebih mudah, khususnya kemampuan fisik. Dibanding bersaing sebagai pekerja kantoran.
David Goodman, direktur Pusat Studi Tiongkok di Universitas Sydney, mengatakan hal itu memang terjadi
terdapat ketidaksesuaian antara jenis lulusan yang dihasilkan universitas dan apa yang sebenarnya dibutuhkan pasar.
Dia mengatakan perekonomian Tiongkok sedang beralih ke arah teknologi maju, teknologi ramah lingkungan, dan industri jasa, sementara pendidikan universitas sebagian besar masih berfokus pada manufaktur dan layanan publik, bidang-bidang yang sudah ketinggalan zaman atau sudah jenuh.
Namun beberapa orang bertanya-tanya apakah pekerjaan kerah biru benar-benar pekerjaan yang bebas stres seperti yang dibayangkan oleh orang-orang seperti Li dan Wang.
Ketika karyawan restoran marah, dan masuk ke media sosial, itu menjadi citra buruk.
Keluhan atau ulasan online yang buruk dapat menjadi bencana bagi toko-toko dan restoran di China , karena banyak konsumen dengan setia mengikuti rekomendasi di platform media sosial populer seperti Xiaohongshu dan Douyin, TikTok versi China.
Itu juga masalah bagi masyarakat yang lebih percaya ulasan media sosial juga. Dan menjadi perdebatan antara yang setuju dan tidak setuju.
Dunia nyata dan dunia maya biasanya agak berbeda.
Sejauh ini Li yang bekerja 6 jam sehari sebagai pekerja lepas pembersih rumah, dia nyaman-nyaman saja.
Dia menikmati ikatan dengan kliennya, membuat dirinya lebih dihargai dari sekedar bayaran yang diterima.
Seperti pelanggan akan dengan hati-hati menuangkan air untuk kami minum.
Kalau sudah waktunya makan, mereka akan memesankan makanan untuk kami bawa pulang, membawakan kami makanan, dan selalu mengingatkan kami untuk minum air putih dan istirahat ujarnya.
Sejauh ini, dia mengaku tidak menyesal berhenti dari pekerjaannya di kantor.
Setelah hari yang melelahkan, saya bisa pulang dan makan serta melakukan apa yang saya suka tanpa tekanan mental tambahan.
Artikel diatas sebagai kutipan dari tren pasar yang berubah di China. Dimana negara maju dengan teknologi, membuat ketidaknyamanan bagi staf yang bekerja.
Pintar bekerja, menghadapi stres, lebih baik keluar sebagai petugas kebersihan.
Programmer kaki lima 2013
Pedagang makanan kaki lima yang menjual shaobing ini bukan pedagang biasa.
Dilaporkan pertama kali oleh Tencent, seorang programmer yang tidak ingin disebutkan namannya ada di jalan di Shenzen.
Dia meninggalkan pekerjaannya sebagai programmer game, mengapa dia keluar ?
Mengapa dia berhenti dari pekerjaan. Masalah kesehatan.
Menurut bidang pekerjaan di China, programmer game memiliki julukan Ma Nong atau pekerjaan kuli baru di dunia digital.
Karena
mereka harus bekerja dalam waktu panjang, khususnya mendekati tanggal
rilis aplikasi game, dimana programmer harus lembur.
Programmer harus bekerja lembur disana, walau ada yang menyukai bila berhasil menyelesaikan sebuah game sampai dirilis ke pasar.
Sayangnya
banyak kondisi pekerjaan programmer tidak sebaik kesehatan mereka.
Setelah bekerja dan ingin keluar sekedar santai untuk nongkrong ke
karaoke atau resto, nyatanya tubuh mereka terlalu lelah.
Makanya satu programmer ini keluar memilih keluar karena tidak tahan dengan kondisi hidup seperti itu.
Si programer ini akhirnya menemukan pasangan. Lalu beralih profesi menjadi penjual makanan ala kaki lima.
Pacarnya yang mengajari membuat makanan tersebut, keduanya hidup dengan berdagang makanan di jalan.
Sekarang
penghasilan mereka lebih baik, hidup lebih santai, tenang dan bisa
menikmati bersama. Tidak ada waktu lembur, semua dikerjakan pagi sampai
siang dan pulang.
Dengan
menjual 100 makanan shaobing setiap hari, sudah bisa menabung, bayar
apartemen. Kami harap tahun depan rencananya sudah bisa menikah.
Hidup sebuah pilihan, eh salah. Cinta itu indah.