Kernel Toolkit utiliti untuk smartphone Android.

Tujukan untuk pengaturan mempercepat atau memperlambat kecepatan procesor dengan setting minimum.

Seperti kebalikan dari kecepatan smartphone, untuk memperlambat kecepatan procesor tentu saja untuk menghemat baterai.


Sementara procesor smartphone sebenarnya bekerja selama 24 jam. Tapi pada kecepatan rendah atau mode hemat power.

2 aplikasi Android di Android ini untuk mengatur kecepatan procesor, mematikan core procesor, mengatur timing hardware, GPU core untuk display dan lainnya.

EX kernel Manager dan Kernel Toolkit yang dibahas disini

Aplikasi Android Kernel Toolkit dapat mengatur kecepatan procesor dan timing lain

Fungsinya agar kita dapat meningkatkan performa atau memperlambat.


Disini dibicarakan untuk memperlambat kecepatan smartphone bahkan dapat menonaktifkan / mematikan core procesor agar baterai lebih hemat power.

Kedua mencegah panas berlebihan pada procesor, bila smartphone yang anda gunakan dibuat sangat cepat dengan kinerja maksimum. Beberapa penguna ada yang mengeluhkan masalah panas berlebih di bodi smartphone.

Smartphone dapat menjadi panas disebabkan procesor bekerja maksimum, kadang panas procesor dapat memberi dampak pada komponen lain. Seperti bagian camera belakang dan camera depan serta bagian layar smartphone.

Khususnya smartphone murah dengan disain pendingin kurang memadai. Dan panas dapat meningkat dalam kondisi pemakaian di ruang tidak biasa (pengujian lab, outdoor). Ditambah panas baterai bila kapasitas baterai cukup besar dan smartphone di isi dengan pengisian cepat.

Untuk beberapa fungsi diatas dapat dilihat pada fitur aplikasi Kernel Toolkit dibawah ini.

Fungsi Kernel Toolkit

Mendapatkan data tentang kecepatan procesor. Baik informasi kecepatan dan jumlah core procesor.
Pengaturan setting GPU
Pengaturan settingCPU Governor
Pengaturan settingvoltase CPU.
Read Buffer sampai I/O perangkat dan lainnya.


Kernel Toolkit untuk smartphone standar, dapat memberikan informasi tentang kecepatan CPU. Dari setting maksimum atau minimum, GPU, Fast Charger dari USB dan lainnya.

Tapi hanya informasi yang ditampilkan, smartphone tidak mendapatkan perubahan apapun.

Aplikasi mengatur kecepatan procesor lebih umum untuk smartphone Root. Dimana terdapat kesalahan disain dari ROM yang digunakan, dan user ingin memperbaiki kesalahan ROM seperti OS CyanogenMod atau Lineage di smartphone yang tidak mendapatkan upgrades OS.

Kernel Toolkit pada smartphone yang telah di ROOT

Bila anda mengunakan smartphone yang telah di ROOT, user dapat merubah setting kernal OS dari aplikasi ini.

Mengatur kecepatan maksimum procesor, dan menurunkan kecepatan procesor smartphone bila diperlukan.
Tujuannya memperlambat kecepatan procesor maksimum agar terhindar smartphone kepanasan. Mengatur batas limit kecepatan procesor smartphone, khususnya kecepatan masing masing core agar tidak terlalu responsif dan membuat boros baterai.

Atau user yang memiliki kecepatan procesor pada smartphone Android terlalu cepat. Dapat diturunkan kecepatannya agar tidak selalu mengunakan core bagian paling besar.

Umumnya smartphone memiliki 2 bagian procesor, bagian kecepatan procesor maksimum dapat diturunkan mungkin 50% dari kecepatan aslinya.
Agar pemakaian power baterai smartphone lebih hemat.

Untuk mengatur setting tersebut tidak terlalu sulit. Ada opsi dari pilihan setting yang tersedia bagi pemula.

Bagi user yang menginginkan performa agar smartphone lebih cepat. Setting pada smartphone ROOT dapat disesuaikan.
Misalnya merubah ke setting performa alias terus ngebut. Hati hati kemungkinan smartphone menjadi lebih panas dan sangat boros baterai.

Seperti tampilan dibawah ini.
Kernel Toolkit dengan smartphone versi ROOT. Dapat mengatur maksimum kecepatan procesor.
Setting disini untuk menurunkan kecepatan maksimum procesor menjadi lebih rendah. Dan dibuat terbatas dari kecepatan maksimum 2Ghz menjadi 600Mhz saja.

Cara setting kecepatan CPU Android
 
Bila penguna menginginkan setting otomatis. Dapat diatur dari opsi menu CPU Govenor.
Seperti informasi diatas, Kernel Toolkit memiliki setting otomatis sesuai kebutuhan atau Govenor

Apa yang dimaksud dengan CPU Govenor

Setting untuk mengatur meningkatkan dan menurunkan seperti kecepatan frekuensi CPU, atau mengatur kecepatan dinamis.

Setting ini dapat membuat kecepatan procesor lebih cepat dengan catatan akan memboroskan power tapi smartphone lebih agresif.

Sisi sebaliknya untuk menghemat baterai, bahkan sangat hemat. Dengan mengambil setting Powersave

Atau mengatur dengan OnDemand , berada di antara PowerSave dan Aggresive

OnDemand Governor. Setting ini akan agresif, atau tepatnya lebih cepat aktif ketika dibutuhkan dan kecepatan procesor meningkat sampai maksimum.
Ketika kebutuhan procesor turun, maka perlahan CPU akan melambat perlahan sampai ke setting paling rendah.
Efek baterai berpengaruh dengan OnDemand, dan membuat pemakaian baterai dapat menjadi lebih boros dibanding mode Powersave.
Tetapi setting OnDemand paling baik. Karena smartphone tidak terlalu melambat, tidak terlalu lelet merespon dibanding PowerSaving.
Performa procesor hanya meningkat ketika kita sedang mengaktifkan smartphone.

Walau tidak dapat dipastikan bila tugas pada aplikasi akan lebih cepat selesai dengan kecepatan maksimum. Dapat berdampak pemakaian baterai lebih hemat, selama layar smartphone tidak aktif.
OnDemand Governor bermanfaat bila penguna merasa smartphone terlalu boros baterai dan sering panas. Batas atas kecepatan procesor dapat diturunkan.
OnDemand hanya mengaktifkan procesor lebih agresif ketika dibutuhkan proses lebih tinggi.
Kelebihan setting ini sebenarnya paling penting, smartphone tidak terlalu terasa lambat karena kecepatan yang diturunkan dapat naik secara otomatis.

Performance Governor. Disini kita harus hati hati, karena kecepatan procesor akan terkunci pada kecepatan maksimum. Dan CPU benar benar sangat responsif, termasuk mengunakan power baterai.
Tidak dapat dipastikan setting ini akan membuat power lebih boros. Tapi dengan kecepatan maksimum, maka smartphone membuat aplikasi lebih cepat.

Misalnya sinkronisasi email saja dapat membuat kinerja CPU akan langsung bekerja maksimum. Setelah selesai maka kecepatan procesor akan langsung turun ke setting kecepatan terendah.
Setting Performance lebih cocok bagi penguna yang intensif untuk proses encoding, video, foto dan proses besar dari CPU di smartphone.
Tapi baterai smartphone anda akan terpangkas sampai 25% lebih besar, terlebih bila anda lupa menurunkan kembali.
Karena procesor akan terus dipacu dan dipertahankan sampai kecepatan maksimum, walau hanya untuk Sinkronisasi percakapan Whatsapp.

PowerSave Govenor. Kebalikan dari setting Performance Governor. CPU akan terkunci pada setting yang telah ditentukan, misal setting paling rendah.
Sangat menghemat baterai, karena smartphone akan berjalan lambat saja. Dan tidak terpengaruh dengan kebutuhan kita.
Cocok untuk mereka yang ingin smartphone bekerja perlahan saja, tanpa peduli kecepatan tampilan di layar smartphone.
Smartphone menjadi lebih hemat power baterai dari biasanya, walau jangan terlalu kaget bila smartphone menjadi sangat lelet bahkan salah setting malah harus meunggu untuk menampilkan layar.

Karena core procesor tidak dibuat responsif walau kita sudah membuka layar smartphone.
Kadang harus lebih banyak menunggu untuk membuka aplikasi. Yang pasti smartphone akan hemat seharian (teorinya seperti itu).
Cocok untuk penguna di perjalanan, yang tidak ingin CPU smartphone lebih banyak aktfi.

Conservative Governor. Membuat kecepatan smartphone memilih kecepatan paling optimal. Bila smartphone tipe 6-8 core, sistem kinerja procesor akan berpindah ke bagian paling cepat tapi tetap mempertahankan kecepatan minimum yang telah ditentukan. Jadi kecepatan akan terlihat turun naik. Setting ini seperti OnDemand Slow.
Setting ini lebih mirip ke PowerSaving, walau tidak sama persis. Kadang lebih baik menghemat dengan PowerSave mode.

Userspace Governor. Lebih umum digunakan pada PC. Tapi tersedia di smartphone. Mengatur kinerja CPU sesuai profil daya yang ada, sesuai aplikasi yang digunakan. Kita yang mengatur kebutuhan kecepatan procesor dan hardware smartphone.
Silakan diatur sendiri sesuai kebutuhan.

Interactive Governor. Seperti OnDemand Governor, kecepatan procesor bergerak dinamis dengan respon beban CPU yang ada.
Interactive lebih responsif dibanding OnDemand, karena kecepatan CPU akan ditingkatkan pada kecepatan maksimum bila diperlukan aplikasi sampai 100% sebelum aplikasi lain memanfatkan proses antrian di CPU.
Interactive Governor juga bekerja pada kecepatan CPU dinamis, mungkin berada di tengah antara kecepatan maksimum dan minimum OnDemand..
Setting ini lebih baik bila penguna memerlukan kecepatan CPU pada aplikasi, sementara layar smartphone di posisi Off.

Hati hati, bila salah setting dapat membuat smartphone menjadi sangat lambat atau kurang responsif bahkan terjadi Crash.
Kebalikannya, setting Performance bila smartphone terasa menjadi sangat panas karena disain smartphone kurang baik dibagian cooler membuat smartphone benar benar panas dan boros power

Cara setting kecepatan CPU Android

Aplikasi Android Kernel Toolkit dapat bekerja untuk berbagai smartphone. Tapi hanya berfungsi penuh untuk aplikasi berbayar pada model smartphone tertentu, Seperti HTC One atau Nexus 7.

Seperti apa aplikasi Kernel Toolkit dan kemampuan smartphone.
Dibawah ini test kecepatan procesor, dan efek dari 4 core Snapdargon.


Versi standar sebenarnya sudah cukup. Kita dapat menset konfigurasi smartphone dengan OnDemand, bila sudah melihat dampaknya.Boleh dicoba ke setting lebih hemat seperti PowerSave.
Lalu kita lihat apakah diantara kedua setting, mana yang lebih tepat untuk dipakai.

Fitur versi Pro
- Profile manager, create / share / reapply profiles of settings easily.
- Minfree (Low memory behavior) control
- Screen color control
- Multicore power savings
- TCP congestion
- Vibration control
- Sound control

Aplikasi Kernel Toolkit dapat membantu menurunkan kecepatan procesor bila dirasakan smartphone sering mengalami kepanasan. Tapi tidak perlu digunakan bila smartphone sudah bekerja dengan baik.

Catatan. Karena Kernel Toolkit berhubungan untuk pengaturan hardware CPU dan fitur smartphone.
Bila sistem OS smartphone mengambil alih sistem kerja procesor dan power. Aplikasi seperti Kernel ini tidak dapat bekerja.


Sebaiknya mengetahui apa yang disetting dengan aplikasi ini, dan resiko bila salah setting. Karena dapat membuat smartphone overheating, menjadi lambat dan masalah lain.

Kernel Toolkit memiliki ukuran file paling kecil tapi tampilan setting standar yang menarik dan mudah di mengerti.
Aplikasi ini mungkin tidak anda butuhkan, bila smartphone sudah memiliki PowerSaving sendiri dari pabrikan. Karena disain pabrikan akan lebih baik dibanding kita mengutak-utik sendiri dengan aplikasi seperti Kernel Toolkit.
Untuk setting Power saving, Balance atau Performance smartphone anda dapat melihat dibagian menu Setting.

Tidak mengatur kecepatan procesor pada kecepatan Mhz terendah ditambah setting PowerSave. Karena dapat membuat smartphone menjadi sangat lambat walau dampaknya baterai akan sangat hemat.
Beberapa penguna mengatakan sebaiknya kecepatan procesor di atur pada setting Middle dan bukan setting sangat rendah, agar lebih hemat power dan performat CPU tidak melebihi kebutuhan proses aplikasi.
Kecuali anda hanya memerlukan smartphone untuk posisi stand-by.
Resiko aplikasi ini ditanggung penguna sendiri.

Minimum OS Android 4.1. Setting Kernel Toolkit membutuhkan smartphone Root

Download Kernel Toolkit Android Smartphone