Asteroid 2019 LF6 grup Atira mungkin benda ini berada paling depan Matahari

   Science | 14 July 2019

Asteroid 2019 LF6, memiliki orbit sangat dekat dengan Matahari sehingga satu kali orbit selama 151 hari.

Dikenal sebagai kelompok atau grup asteroid "Atira", salah satu dari segelintir benda yang pernah ditemukan. Karena berada di depan atau lebih dekat ke arah matahari.

Sebuah tim astronom yang dipimpin oleh Quanzhi Ye dari Caltech University menemukan 2019 LF6 atau asteroid Atira menggunakan peralatan Zwicky Transient Facility (ZTF) di pusat observasi Palomar California, seperti yang mereka umumkan dalam siaran pers baru baru ini

Ini adalah tipe objek interior-Bumi (IEO), atau grup benda asteroid Atira, yang memiliki orbit yang sepenuhnya seperti di depan jalur Bumi serta  mengitari Matahari.

Dengan kata lain, aphelion LF6 2019 (jarak terjauh dari Matahari) masih lebih pendek dari perihelion Bumi (jarak terdekat ke Matahari).

Secara khusus, asteroid 2019 LF6 memiliki aphelion berukuran 0,794 AU, di mana 1 AU mewakili jarak rata-rata Bumi ke Matahari. Perihelion bumi atau jarak terdekat bumi ke matahari adalah 0,983 AU.

Seperti gambar yang terlihat asteroid 2019 LF6 bergerak melintasi langit pada 10 Juni 2019. Total waktu dalam gambar memiliki durasi 13 menit.

Asteroid 2019 LF6 patut dicatat karena perihelionnya atau jarak terdekat ke matahari hanya 0,317 AU (47,4 juta kilometer), yang membawanya asteroid tersebut lebih dekat ke Matahari dibandingkan planet Merkurius.


Batuan ini membuat orbit lengkap satu putaran ke Matahari setiap 151,13 hari, serta menjadi asteroid dengan tahun terpendek dari asteroid yang pernah diketahui sampai Juli 2019

Asteroid 2019 LF6 masuk kelompok Atira mungkin benda ini berada paling depan dekat Matahari

Asteroid dalam kelompok Atira tidak hanya yang satu ini. Asteroid 2019 LF6 adalah batuan IEO ke 20 yang pernah teridentifikasi.

Pada bulan Februari 2019, tim Yu menggunakan peralatan ZTF yang sama ketika menemukan asteroid 2019 AQ3
Memiliki orbit selama 165 hari.
Asteroid 2019 AQ3 adalah pemegang rekor sebelumnya ditemukan asterlid lain dalam kelompok Atira terpendek.


Objek-objek ini sangat sulit dideteksi, tetapi temuan baru ini menunjukkan. Masih banyak benda atau batuan cukup besar di luar sana dan menunggu untuk ditemukan.

Asteroid 2019 LF6 diperkirakan memiliki ukuran 1,3 kilometer (0,8 mil) lebar.
Tim astronomi ini mendapatkan dengan kecerahan objek dan kemampuan asteroid untuk memantulkan sinar matahari (Albedo).

Tetapi Yu mengatakan timnya tidak memiliki cukup data dalam menentukan bentuk asteroid yang ditemukan.
Hanya dua dari 20 asteroid dalam kelompok orbit ke arah matahari atau Atira yang diketahui cukup besar, termasuk Atira 163693, yang lebarnya hampir 5 kilometer.

"Tiga puluh tahun yang lalu, orang-orang mulai mencari asteroid secara metodis, umumnya mengamati benda yang lebih besar terlebih dahulu.
Sekarang setelah sebagian besar telah ditemukan, yang asteroid yang lebih besar saat ini adlaah benda langka," katanya.

Berbeda dengan asteroid yang ditemukan tim Yu.
"Asteroid LF6 memiliki orbit sangat tidak biasa - orbitnya unik sehingga dapat menjelaskan mengapa asteroid besar seperti itu tidak dapat diamati sampai beberapa dekade pencarian yang cukup cermat."

Dengan "orbit unik," Ye mengacu pada posisi objek benda ini relatif berbeda bidang / intasan dari benda lain yang mengorbit di tata surya kita.

Seperti alur pada piringan hitam, sebagian besar planet sejajar dengan piringan datar.
Tapi asteroid 2019 LF6, dan asteroid 2019 AQ3, berada dalam orbit "yang membawa jalur asteroid melintang jauh di luar bidang tata surya," kata anggota tim ZTF.

Tom Prince dalam siaran pers, menambahkan: "Hal ini menunjukkan bahwa mungkin di masa lalu orbitnya bergeser atau terlempar. keluar dari bidang tata surya karena mereka terlalu dekat dengan 2 planet di depan seperti Venus atau Merkurius. "

"Atira asteroid bisa saja berasal dari sabuk asteroid utama, tapi benda benda tersebut menemukan jalan orbit mereka sendiri, setelah orbitnya terganggu oleh gravitasi planet-planet besar," kata Yu . "Seperti asteroid lain, Atira adalah sisa batuan dari pembentukan tata surya kita sendiri."

Asteroid 2019 LF6 ditemukan oleh kamera ZTF, memiliki kemampuan dengan cepat memindai langit menjelang malam hari.

Instrumen ini sangat cocok untuk mencari tipe asteroid Atira, yang menampilkan jendela yang sangat singkat untuk melakukan observasi.

Menjadi pertanyaan, bagaimana peneliti melihat benda di dekat matahari.
Sementara waktu siang maka langit hanya terlihat warna biru atau kuning. Dan cahaya dari luar angkasa akan terganggu oleh bias cahaya matahari ke atmofer. Ketika malam hari maka posisi tempat observasi hanya dapat melihat ke arah belakang atau melakukan pengamatan yang menjauhi matahari.

Waktu terbaik untuk mencari asteroid Atira adalah selama jam-jam senja — sekitar 20 hingga 30 menit sebelum dan sesudah matahari terbenam, ketika kamera dapat memindai area di sekitar Matahari dan tidak dibutakan oleh cahaya matahari yang menyilaukan.

Peralatan ZTF juga pandai menemukan asteroid; hingga saat ini peralatan teleskop tersebut telah menemukan 100 asteroid dekat Bumi serta sekitar 2.000 asteroid di Sabuk Utama yang berada di antara planet Jupiter dan Mars.

Tim ZTF sekarang sedang menunggu persetujuan NASA untuk Near-Earth Object Camera (NEOCam), sebuah misi yang diusulkan di mana pesawat ruang angkasa akan menggunakan kamera untuk berburu lebih banyak IEO.

“Ini adalah salah satu kelompok asteroid dekat Bumi yang tidak kita ketahui banyak tentangnya, karena orbitnya yang unik membuat mereka sulit untuk diamati,” kata Yu kepada Gizmodo. "Karena itu, kita dapat meningkatkan pemahaman kita tentang inventaris asteroid dekat Bumi dengan mempelajari Atiras."

Artikel Lain

Para ilmuwan telah menemukan asteroid "pembunuh planet" yang panjangnya hampir 1,5 km. Asteroid 2022 AP7 sulit terditeksi dan cukup berbahaya bila menabrak Bumi. Sebagian besar planet kita akan merasakan dampak.

Sering muncul berita asteroid mendekat ke Bumi, tapi Bumi aman-aman saja. Beberapa asteroid ukuran kecil sering jatuh ke Bumi. Bagaimana menditeksi asteroid, bagaimana bila ukuran sangat besar. Nasa menyiapkan Neo Surveyor. Tetapi itu baru satu langkah untuk menentukan jalur lintasan batuan di ruang angkasa.

Foto robot Curiosity berada di planet Mars. Diabadikan dari ketinggian 400km oleh pesawat MRO. Lokasi robot terlihat seperti titik biru dari pantulan panel surya. Video ini adalah foto asli di permukaan planet Mars. Diambil oleh pesawat ruang angkasa mengunakan camera HiRise.

Sekarang menambahkan dua lagi planet baru ke dalam daftar exoplanet yang berpotensi layak huni. Para astronom telah melihat sepasang planet yang mengorbit Bintang Teegarden. Seperti apa melihat matatari di Teegarden bila tinggal disana

Kita tahu benda menakutkan itu ada disana, dan kita tidak bisa memalingkan muka. Astronom mendapat gambar langsung bayang lubang hitam. Data berukuran Petabyte data teleskop radio dan proses superkomputer sangat khusus. 2023, dibantu PRIMO mengolah data teleskop radio dengan bantuan AI, gambar lebih jelas

Sebuah bintang pulsar bergerak dengan kecepatan 1100 km perdetik. Bagaimana bintang pulsar tersebut dapat berpindah di galaksi Bima Sakti. Dan mendorong bintang pulsar tersebut sampai keluar dari tempatnya berasal akibat sebuah supernova. Jejak bintang pulsar dapat dipelajari dengan teleskop Fermi.

Messier 28 atau NGC 6626 adalah nama dari Globular Cluster. Ditemukan oleh Charles Messier tahun 1764, tetapi ketika ditemukan benda yang dilihat tersebut dianggap kumpulan debu dan gas. Dengan teknologi teleskop ruang angkasa bentuk dari benda tersebut menjadi jelas, dan disana adalah kelompok bintang besar.

Ketika melihat 2 galaksi bertabrakan dan warna yang terlihat lebih indah. Mungkin kita mengira 2 galaksi yang berdekatan yang saling tarik menarik. Tetapi bukan 2 galaksi tersebut yang saling tarik menarik, satu galaksi terletak lebih jauh dan tidak terkena dampak pertempuran di antara 2 galaksi lain. Ini terjadi antara galalsi NGC 6771 NGC 6770 dan NGC 6769

Melihat galaksi WISE J224607.55-052634.9 seperti ada dua  kekuatan yang sedang bertarung. Tetapi yang lainnya jauh lebih lemah dan tersedot masuk ke dalam. Terlihat satu galaksi lebih besar sedang memakan galaksi lain yang lebih kecil. Tidak 1 galaksi kecil tapi 3 galaksi kecil dilahap masuk ke dalam.

Miika Pursiainen dari University of Southampton menunjukan penemuan baru dalam presentasi bersama ESA dan ilmu ruang angkasa pada 3 April lalu. Sesuatu yang sangat terang terjadi. Tapi bukan ledakan sebuah bintang atau dikenal dengan nebula. Ilmuwan mengapa cahaya yang mendadak terang terjadi.

Galaksi NGC 4874 adalah sebuah galaksi spiral. Walau disebut dengan galaksi spiral, penampakan galaksi ini tidak menampilkan debu dan gas seperti lengan. Ukuran galaksi ini mencapai 10x lebih besar dari galaksi Bima Sakti.

Cluster Gaia 1 adalah kumpulan bintang yang berkelompok di dalam satu area. Dan pertama kali ditemukan atau teridentifikasi Mei 2017. Kelompok bintang tersebut tidak berada di dalam galaksi, tapi di atas piring galaksi Bima Sakti

Yang berukuran sedang saja masih 90x lebih besar dari Matahari. Dan masih ada bintang Antares sejauh ini ukurannya sebagai bintang paling besar yang pernah dipelajari saat ini. Semua ada di galaksi Bimasakti. Bintang adalah sebuah gas, dan membentuk cahaya karena di dalam intinya terjadi fusi nuklir. Dan ukuran bintang serta usia bintang dengan perubahan bentuk

Sebuah video tentang Accelerating Universe atau pembuktian apakah benda di alam semesta terus menjauh. Bila ada benda berada di ruang hampa seperti alam semesta ini, apakah semua akan diam ditempatnya. Dijawab semakin cepat menjauh dan terus bergerak semakin menjauh.

Sebuah asteroid disebut Platium. Benar benar platinum atau emas putih, akan melintas hari ini tanggal 19 Juli 2015. Asteroid dengan nomor 2011 UW-158 diperkirakan memiliki nilai $5.1 triliun dari kandungan platinum. Mungkin suatu hari asteroid ini akan ditambang.



Youtube Obengplus


Trend