Pengobatan katarak mungkin tidak lagi dengan operasi
Profesor Barbara Pierscionek, September 2022 Pengobatan baru yang revolusioner untuk katarak telah menunjukkan hasil yang sangat positif dalam tes laboratorium, memberikan harapan bahwa kondisi yang saat ini hanya dapat disembuhkan dengan operasi, dapat segera diobati dengan obat-obatan. Tim ilmuwan internasional, yang dipimpin oleh Profesor Barbara Pierscionek, Wakil Dekan (Penelitian dan Inovasi) di Fakultas Kesehatan, Pendidikan, Kedokteran dan Perawatan Sosial di Anglia Ruskin University (ARU), telah melakukan tes optik lanjutan pada senyawa oxysterol. yang diusulkan sebagai obat anti-katarak.
Senyawa oxysterol, merupakan turunan teroksigenasi dari kolesterol yang berperan dalam regulasi dan transportasi kolesterol. Ini berarti bahwa organisasi protein lensa sedang dipulihkan, sehingga lensa menjadi lebih mampu fokus. Hal ini didukung oleh penurunan opasitas lensa pada 46% kasus.
Pengobatan membutuhkan tahapan, sampai 2 tahun dalam uji coba.
Dr. Sanduk Ruit, September 2019
Dokter spesialis mata dalam misi mengembalikan penglihatan bagi orang buta diNepal. Dia adalah direktur eksekutif Institute of Ophthalmology Tilganga nirlaba di Kathmandu, Nepal
Dia telah mengadopsi teknik bedah inovatif untuk katarak dan sering bepergian untuk melakukan operasi. Brjalan hingga tujuh hari mengangkut peralatan bedah agar menjangkau pasien yang tinggal di desa-desa paling terpencil di Nepal. Disini cerita menarik dengan Dr. Ruit yang tidak disebutkan , mengapa dia melakukan ini? Dia kehilangan keluarganya karena penyakit yang dapat diobati, tetapi tidak memiliki akses ke perawatan kesehatan. Untuk itulah dia pergi menjelajah ke daerah terpencil, untuk menjangkau pasiennya.
Tahun 2019 telah mengoperasi lebih dari 130.000 pasien. Setahun Dr Sanduk melatih sekitar 15 dokter baru.
Satu dokter dari Indonesia ikut pelatihan selama 1 bulan bersama Sanduk di Nepal. Dr Yoice Cloudina Dan kembali ke Indonesia untuk pengobatan di Nias. Terakhir bertugas di rumah sakit umum daerah Gunung Sitoli Nias. Setiap pagi pasien menunggu di RSUD Sitoli, selesai, Pagi hari kemudian pasien kembali menunggu.
Hasil kerjanya dibuat film dokumenter Great Big Story. Serta film dokumenter dari Al Jazeera
2015 November. Pengobatan katarak untuk masyarakat miskin masih mengunakan teknologi medis konvensional.
Dr Sanduk Ruit mungkin juara di dunia kesehatan dalam melawan kebutaan karena mata katarak. Mampu mengoperasi katarak dalam 15 menit, biaya $25 untuk satu mata. Sekitar 246 juta orang mengalami gangguan penglihatan, diperkirakan 39 juta permanen karena gangguan mata katarak.
Operasi Dr Sanduk Ruit bukan teknologi yang rumit, bahkan lebih mirip teknik sederhana tapi tetap seperti teknik kedokteran barat. Kabar baru teknik Dr Sanduk Ruit akan dibawa ke pendidikan barat untuk melawan penyakit katarak.
Seorang mahasiswa kedokteran dari Stanford Austin datang ke Hetauda Nepal Selatan. Dia melihatDr Sanduk Ruit mengobati 102 pasienya dalam sehari. Pasien di suntik anestesi lokal, Dr Sanduk Ruit mulai memeriksa bagian mata dengan mikroskop lalu mengunakan sayatan kecil dan menarik keluar bagian katarak yang menutup mata.
Dr Sanduk Ruit lalu memasukan lensa kecil ke dalam mata dan operasi selesai untuk satu mata. Satu mata hanya dikerjakan dalam 5 menit, dan waktu operasi hanya 15 menit satu pasien. Lalu kedua mata pasien ditutup perban.
Cerita Dr Sanduk Ruit sempat tidak dilirik oleh medis modern, karena dokter di negara barat mengunakan mesin yang rumit untuk operasi mata. Bagi negara miskin dan berkembang, tidak mungkin rumah sakit membeli mesin yang mahal. APa lagi menangai pasien di daerah terpencil seperti Nepal
Dr Sanduk Ruit bekerja bersama dengan yayasan kesehatan lain seperti Aravind Eye Care System India. Salah satu lembaga luar biasa yang mengoperasi 280 ribu pasien katarak tahun lalu. Dan menyempurnakan sayatan mikro untuk operasi katarak tanpa jahitan.
Berita Dr Sanduk Ruit ini sudah masuk American Journal of Ophthalmology. Disebut tekniknya sama seperti ilmu kedokteran barat, dan keberhasilan 98% (hanya dalam waktu 6 bulan). Perbedaannya teknik Sanduk sangat cepat dan jauh lebih murah.
Dr Geoffrey Tabin spesialis mata dari univertas Utah Moran Eye Center mengatakan hasilnya fantastis. Dr Tabin belajar dengan Dr Ruit untuk menghilangkan katarak samping. Teknik seperti ini di Salt Lake City, peralatan rumah sakit harus dibeli hampir 1 juta dollar.
Mesin operasi katarak di Amerika tidak dapat digunakan sepenuhnya di Amerika. Misalnya katarak terlalu besar, bahkan standar operasi katarak manual kalah dengan teknik Dr Ruit.
Dr Tabin adalah seorang pendaki gunung yang kebetulan, dan bekerja di badan amal. Dia mendukung kerja Dr Ruit agar tekniknya dapat digunakan di negara miskin lain. Dengan kerjasama keduanya akhirnya mereka membuat situs Cureblindness.org untuk membantu orang lain. Dan membuka donasi untuk membantu memerangi katarak
Kembali ke Dr Ruit, bukan saja mengembangkan teknik operasi. Sekaligus teknik perawatan mata keseluruhan. Dia mendirikan yayasan Tilganga yang membantu 30 ribu pasien setiap tahun. Setengah pasien diberikan biaya, setengahnya gratis untuk masyarakat tidak mampu. Tilganga juga membuat lensa kecil, setahun dibuat 450 ribu lensa untuk pengobatan katarak. Satu lensa mata hanya $3, dibanding di barat $200. Kualitasnya sangat baik, dan sudah di ekspor ke 50 negara bahkan beberapa ke Eropa.
Nama Dr Ruit juga dikenal oleh Dr.David Chang sebagai mantan direktur yayasan American Society of Katarak. Dia mengatakan Dr Ruit adalah salah satu dokter paling penting di Dunia. Memiliki situs dan yayasan sendiri www.tilganga.org
Tahun 1986 bekerja dengan Ruit dan Fred Hollow mengembangkan strategi pembuatan lensa murah untuk katarak. Tahun 1995, Ruit dan Fred mengembangkan disain lensa baru yang lebih murah. Mengoperasi 90 ribu pasien di seluruh dunia. Dengan harga lensa $5, obat $3. Dibanding produk import $150.
Tahun 2006 mengobati pasien 1000 di Korea Utara dan memberikan pelatihan. Tahun 2010, digunakan di 60 negara lebih.
Usia Dr Ruit lahir tahun 1955 dan menjadi dokter amal, dia tinggal di daerah terpencil di timur Nepal dan belajar
kedokteran dari India.
Ketika perban pasien dibuka oleh Dr Ruit, satu
pasien yang diliput matanya mulai berkedip. Dan melihat pertama kali
setelah mengalami gangguan mata bertahun tahun. Thuli Maya seorang
pasien tersenyum, dahulu saya harus merangkak sekarang saya bisa bangun
dan berjalan lagi.
Disatu sisi kadang kita sering mendengar
adanya yayasan kesehatan yang membutuhkan dana. Mungkin meremehkan bahwa
uang yang disumbangkan untuk yayasan internasional belum tentu cukup
dana memberikan bantuan ke pada masyarakat. Nyata seperti berita Dr
Ruit, biaya bukan kendala karena dia mampu memberikan operasi hanya $25
untuk satu mata.
Februari 2019 Obat tetes untuk katarak selangkah lebih dekat dengan senyawa yang baru di identifikasi. Peneliti
telah berhasil mengetahui bahan kimia yang bisa mengembalikan
transparansi lensa. Menjadi teknik dengan bahan lain dari bahan
lanosterol.
Jason Gestwicki, PhD, asisten profesor kimia farmasi di University of California-San Francisco (UCSF) baru baru ini menerbikan temuan mereka di Science.
Dalam
studi yang diumumkan Jason, obat tetes mata dapat melarutkan kristal
protein yang mengumpal dan mengaburkan pandangan pada mata dengan cairan
kimia khusus. Peneliti UCSF menambahkan kristal-kristal yang berkelompok atau disebut Amiloid memiliki sifat lebih sulit dicairkan. Tim
Jason mengunakan proses fluorimetri untuk memindai yang disebut HT-DSF.
Sebuah metode dimana protein dapat mencair pada titik lebur protein. Dengan
mencoba 2.450 senyawa, dan dipersempit menjadi 12 senyawa untuk
membantu mengurangi titik lebur amiloid sampai di kisaran normal. Bagian cairan kimia tersebut seperti di kelas Sterol.
Peneliti melakukan pengujian dari 32 jenis sterol dan
mengidentifikasi satu sebagai senyawa ke 29. Bila senyawa tersebut
ditambahkan ke obat tetes mata, maka dapat melarutkan amiloid. Sehingga
mata dapat melihat kembali.
Kabar baik tersebut berhasil di uji
pada tikus, dimana obat tetes mata dapat mengembalikan sebagian gangguan
katarak pada mata tikus. Bila dapat memperbaiki katarak pada
manusia. Nantinya dapat membantu penyakit Alzheimer yang juga terkait
dengan protein amiloid.
Article Series
This article is part 1 of a 2 part series. Other articles in this series are shown below:
Maria Branyas Morera memegang rekor manusia tertua di usia 117 tahun pada 2023. Lahir di Spanyol pada tahun 1907. Dan Fusa Tatsumi Jepang dengan usia yang sama, hanya berbeda bulan. tinggal di Jepang berbeda 2 bulan dari Maria Branyas.
Kanker kedua jumlahnya kembali meningkat. Data kesehatan di Amerika
menunjukan 1 dari 5 kasus penyakit kanker, adalah pasien yang pernah
terkena kanker dan harus kembali pendapatkan perawatan setelah
terdiagnosis memiliki kanker kedua. Salah satu penyebab bahan akrilamida pada makanan yang di bakar
Akibat nyeri otot setelah berolahraga dapat terjadi sampai satu atau dua hari. Kejadian ini dapat terjadi dari atlet profesional sampai mereka yang berjalan di tangga. Bagaimana menghindari nyeri otot yang disebut DOMS
Pasien yang sekarat membutuhkan peralatan ECMO, tapi mesin tersebut jaraknya 450km di rumah sakit terdekat. Tanpa mesin pendukung tersebut dipastikan pasien akan meninggal. Bagaimana tim medis mengirim peralatan medis dengan jet tempur, hanya 25 menit sampai
Tulang belakang perlahan akan membungkuk, karena kebiasaan orang duduk di depan computer dengan posisi tidak benar. Perlahan tulang belakang akan membengkok, dan postur tubuh berubah
seperti tertekan turun. Ada cara sederhana dengan 3 menit untuk
memperbaiki posisi tulang belakang
Desa Gama di Guanxi memiliki rahasia umur panjang. Terakhir ada 17 orang
berusia 100 lebih disana. Walau saat ini hanya tersisa 2. Banyak turis
datang dan mencari jawaban mengapa penduduk disana sehat. Rahasianya lebih sederhana.