Jupiter membuat tata surya unik setidaknya dalam hipotesa Grand Tack

   Science | 24 March 2015

Tim peneliti setidaknya melihat 500 tata surya dengan bintang dan planet yang mengorbit disana, dan melihat 1800 planet dari masing masing tata surya tersebut. Melihat tata surya kita sendiri sebagai Solar System memang luar biasa. Apa yang dilihat disana sangat berbeda dengan bentuk planet bumi. Berbeda dengan posisi planet di tata surya sekarang, dahulu posisinya tidak seperti ini.

Salah satunya planet Jupiter. Jupiter disebut sebagai planet penyelamat bumi, karena planet ini selalu di bombardir oleh komet dan asteroid. Tanpa Jupiter kemungkinan besar Bumi sudah ditabrak berkali kali oleh benda angkasa lain, walau bumi relatif aman tetap saja ada ancaman dari asteroid dan komet lain yang suatu hari dapat melenceng masuk menabrak bumi.

Peneliti terbaru memperkirakan Jupiter berlaku sebagai planet raksasa ketika tata surya baru lahir. Dan menghancurkan planet bagian dalam sebelum masuk ke dalam orbit. Temuan tersebut membantu menjelaskan mengapa tata surya kita berbeda dengan ratusan tata surya lain.

Beberapa planet yang jauh disana, ditemukan planet berbatu seperti Bumi. Tapi ukurannya kebesaran, ada yang 10x lebih besar dari bumi dan disebut planet Super Earth. Planet Super Earth diperkirakan memiliki lapisan atmofer yang tebal, bahkan memiliki tekanan atmofer ratusan atau ribuan kali dari tekanan di Bumi, kata ilmuwan Konstantin Batygin, dari California dari Pasadena. Bumi relatif aman dari tekanan atmofer, tidak terlalu tebal dan cukup untuk manusia hidup.

Planet Jupiter Keunikan kedua, di tata surya lain ditemukan planet seukuran Saturnus atau Jupiter. Planet gas tersebut berada lebih dekat ke bintang, berbeda dengan tata surya kita karena kedua planet terbesar terletak ditengah.

Di tata surya disana dikenal sebagai Hot Jupiter, karena orbit yang diteliti pada satu planet raksasa tersebut hanya berjarak 1/10 dari jarak planet Merkurius. Posisinya terlalu dekat dengan bintang.

Sekarang Batygin dan Laughlin, kedua ahli astronomi tersebut mengatakan tata surya kita memang esentrik. Jupiter dan Saturnus sebagai 2 planet gas sekarang berada jauh ke arah belakang dan tepatnya berada di tengah.

Disebut juga hipotesa Grand Tack, dimana pembentukan tata surya baru terjadi pada waktu awal antara 1 sampai 10 juta tahun. Posisi planet masih berubah ubah, dan dianggap planet Jupiter ketika itu berada lebih dekat ke Matahari.


Ceritanya seperti ini. Di awal pembentukan tata surya, matahari di kelilingi oleh piring debu dan gas. Kemungkinan dimulai pembentukan setiap planet, sebagian membentuk menjadi Super Earth atau planet di tata surya kita seharusnya terbentuk dengan ukuran lebih besar dari sekarang

Tapi posisi Jupiter yang berada lebih kedepan, dari dalam bergerak menjauh dan gravitasi menarik batuan lain atau proto planet, sehingga terjadi tabrakan berantai. Pecahan seluruh planet yang ada akhirnya pecah kembali, sebagian tertarik ke Jupiter.

Lalu planet kecil lainnya menyatu dalam bentuk lebih kecil sebagai protoplanet generasi ke 2. Jadi Bumi mungkin terbentuk sebagai planet generasi kedua, dan bukan planet generasi pertama sebelumnya yang diperkirakan berukuarn besar. Hal ini dibuktikan perkiraan usia planet Merkurius, Venus, Bumi dan Mars berada di sisi planet dalam, karena sebagian materi terbesar kembali dan membentuk planet berukuran lebih kecil. Planet sisi dalam memiliki usia lebih muda dibanding usia planet di bagian luar seperti Jupiter, dan Saturnus. Posisi Jupiter akhirnya berhenti stabil akibat pengaruh Saturnus dibelakang.

Dibawah ini posisi Jupiter dan Saturnus ketika pembentukan awal tata surya. Setelah ratusan ribu tahun, ke 4 planet besar akhirnya mundur menjauh dari Matahari.

Hipotesa Grand Tack


Karena proto planet menjadi planet generasi kedua, atmofer di Bumi menjadi lebih tipis. Sedangkan besarnya planet Jupiter tidak umum, rata rata hanya 10% planet yang ditemukan seukuran Jupiter. Posisi Jupiter akhirnya kembali tertarik oleh planet dibelakangnya yaitu Saturnus, dan membiarkan pembentukan ke 4 planet di bagian dalam seperti sekarang ini. Dampaknya karena keberadaaan Jupiter yang unik, kehidupan seperti di Bumi jarang ditemukan di galaksi kita

Mengapa peneliti bisa memperkirakan posisi Jupiter membantu kehidupan kita. Beberapa penemuan lain tentang tata surya diluar bumi, ternyata memiliki posisi planet seperti Jupiter berada di depan.
Hal lain beberapa planet berukuran lebih besar dari Bumi terditeksi berada lebih kedalam, dan orbitnya hanya 100 hari saja mengitari bintang.

Teori sebelumnya menyebut. Planet seperti bumi terbentuk bersamaan dengan pembentukan planet gas seperti Jupiter. Tapi tidak menjawab mengapa gas di planet bagian menghilang dan memiliki kandungan lebih sedikit. Sehingga dianggap sebagai planet berbatu. Perkiraan sebelumnya karena adanya angin dari matahari yang meniup gas menjauh.
Akhirnya Batygin menyimpulkan, dahulunya Jupiter bergerak kedalam lalu kembali keluar dan menjauh. Ketika menjauhi matahari, tata surya kita dibuat kacau oleh gravitasi planet Jupiter. Planet yang ada saling bertabrakan kembali. Dahulunya tata surya kita tidak setenang sekarang, dimana terjadi kanibalis antar planet sampai seluruhnya stabil seperti saat ini.

Artikel Lain

Sebuah komet dari kelompok Kreutz tertangkap teleskop pengamatan matahari atau SOHO langsung menghantam masuk ke matahari. Dari 3000 komet, satu tertanggal 3-4 agustus 2016, komet Kreutz terlihat terbang melintas ke arah matahari, tapi orbit komet tidak lolos dan langsung menuju ke matahari.

Mempelajari tata surya. Bagaimana bintang terbentuk, dan bagaimana planet bisa terbentuk disekitar bintang. Pertanyaan ini masih terus diteliti oleh para astronom. Sebuah bintang yang diteliti disini tiba tiba meningkat kecerahannya menjadi 250 kali dalam satu tahun. Hal ini menunjukan infus materi di bintang ini tidak biasanya memakan materi di sekitar dirinya.

Planet HD 189773b mirip seperti bumi terlihat dari luar angkasa. Peneliti menyebut planet HD 189773b adalah planet True Color, ditemukan oleh teropong Hubble.



Youtube Obengplus


Trend