Kapal perusak Iowa adalah kapal perang paling mematikan di Pasifik selama perang dunia ke II.
USS
Iowa adalah yang terbesar, disusul USS New Jersey, USS Missouri dan USS Wisconsin yang aktif di armada laut Amerika.
Tetapi hanya satu dari beberapa kapal perusak dengan keunikan tersendiri yaitu kapal USS Iowa.
Kapal dengan kode BB 61 memiliki kemampuan berbeda dibanding seluruh kapal perusak milik Amerika.
Walau kapal perang USS Iowa masuk kapal tua di era 1950an. Kapal ini mampu melontarkan peluru meriam nuklir yang ditembakan langsung dari laras meriam.
Kapal dirancang tahun 1939, dan berdiri diatas galangan kapal 1940, baru selesai 1942.
Kapal perang ini sudah pensiun di 2006 dan dipajang tahun 2011.
Persenjataan utama kapal perang Iowa terdiri 9 laras meriam 16 inch / 406mm meriam Mark7.
Meriam pendamping dengan 127mm mampu menembakan peluru sampai 22km.
Meriam lain anti pesawat dengan Oerlikon 20mm dan Bofors 40mm.
Dari seluruh laras meriam, 3 laras khusus memiliki beratnya 108 ton. Yang ini dapat menembakan peluru meriam khusus sampai sejauh 32km.
Laras meriam paling kuat tersebut dirancang untuk membombardir area pertahanan musuh. Panjang larasnya saja mencapai 20 meter.
Mampu mendorong protektil dengan bobot 1,2ton.
Protektil lebih kecil dengan berat 862kg dapat mencapai jarak maksimum 39km.
Disebut protektil MK 13HC High Capacity, ketika jatuh dapat membentuk kawah dengan lebar 15 meter, dengan kedalaman 6 meter. Dan dampak ledakan dapat menebas pohon dalam jarak 360 meter dari titik pusat.
Meriam kedua memiliki jarak lebih dekat 14km dengan ukuran 127mm. Dirancang untuk anti pesawat dan merusak kapal kecil.
Anti pertahanan udara ditangani 4 laras meriam mesin berukuran lebih kecil dengan 20 dan 40mm.
Meriam dioperasikan oleh 77 - 94 awak kapal. Dengan biaya setiap turret atau 3 laras mencapai $1,4 juta, hanya biaya pembuatan belum termasuk biaya yang dilontarkan.
3 laras dapat bergerak terpisah, sehingga yang ditembakan dalam kombinasi berbeda.
Kemampuan laras besar di kapal Iowa hanya membutuhkan waktu 12 detik dari pergerakan sudut -5 sampai 45 derajat. Kecuali rotasi lebih lambat, membutuhkan waktu 4 derajat perdetik. Meriam dapat bergerak merubah sasaran kapan saja. Meriam hanya diputar sampai 300 derajat.
Satu tipe peluru meriam dengan senjata nuklir diberi kode W19. Dikembangkan lagi menjadi peluru W23. Dibuat untuk ukuran laras meriam 406mm.
Peluru W19 dan W23 memiliki daya ledak setara 15-20 kilo ton bom TNT dan dipoerlukan pendorong yang berat ratusan kg di bagian belakang peluru.
Berbeda dengan meriam moderm, peluru dan pendorong disatukan dalam satu peluru. Ketika perang duna ke II, peluru besar dipisah dengan pendorong dan bagian peluru.
Agar lebih ringan ketika dimasukan ke laras meriam secara manual.
Masih melibatkan proyektil generasi kedua W23 di produksi 1956, kabarnya hanya 50 peluru saja yang dibuat.
Pengembangan peluru meriam nuklir kembali di lanjutkan ke generasi MK 9 dan MK 19 untuk ukuran laras 280mm. Beruntung peluru jenis ini tidak pernah mengambil peran dalam peperangan dan ada di gudang persenjataan sampai 1962.
Jarak tembakan mencapai jarak 32km, di era sekarang mungkin tidak terlalu jauh. Tapi bisa dibayangkan apa yang terjadi, bila seluruh peluru dibawa kapal perang an ditembakan ke garis musuh, tinggal dikalikan 50x 15k ton TNT. Tentu daerah yang mendapat ledakan meriam nuklir akan rata dihantam.
Daya ledaknya tidak terlalu besar dibanding
bom nuklir dan bom hidrogen modern yang umumnya memiliki kekuatan diatas 500.000 TNT. Bahkan kekuatannya jauh lebih kecil dibanding bom thermo nuklir buatan Rusia yaitu
Tzar dengan kekuatan 25 juta ton TNT .
Walau daya ledak peluru tersebut realatif lebih kecil, peluru nuklir akan membuat masalah setelah jatuh di medan perang. Pastinya musuh akan teriak "cape deh" dan berusaha lari bila beruntung atau terkena radiasi panas dan gelombang kejut dari ledakan bom.
Setiap tembakan salvo dari kapal tersebut mampu melontarkan 2 peluru setiap menit. Mungkin peperangan akan berakhir sangat singkat bila kapal Iowa sudah datang di medan pertempuran dengan peluru khusus.
Kemampuan meriam khusus inilah yang membuat kapal USS Iowa sebagai kapal perusak paling berbahaya ketika itu.
Karena satu satunya kapal perang yang dapat menembakan artileri nuklir. Pihak angkatan laut Amerika selalu menolak bila ditanyakan peluru yang satu ini, katanya tidak ada peluru nuklir untuk kapal ini.
Di era 80an, kapal perang ini menganti persenjataan senjata mesin anti pesawat jenis Gatlink. Dengan memasang 32 rudal Tomahawk dan 16 rudal Harppon.
Persenjataan modern dengan sistem otomatis anti pesawat dan anti rudal. Disebut Palanx CIWS, tidak hanya satu tapi 4 di 4 kapal perusak Iowa, New Jersey, Missouri dan Wisconsin.
Sistem Palanx bekerja dengan sistem dan tracking radar modern untuk menjatuhkan serangan pada jarak 2,8km.
Kabar persenjataan tersebut ditarik pada tahun 1991. Dan Amerika telah menarik 1.300 peluru paling berbahaya lain sekitar 1.300 dari Eropa dan terakhir di bongkar tahun 2003.
Dilibatkan dapal perang dunia ke II. Membom kota Jepang, adalah masa tugas terbesar dari kapal Iowa dari tahun 1945 sampai 1952.
Masuk di perang Korea 1953 sampai 1957. Bertugas di NATO tahun 1984 sampai 1989.
Setelah runtuhnya Soviet di era 1990an, Amerika memangkas anggaran perang. Termasuk kapal ini tidak diaktifkan sementara waktu alias nongkrong di markas.
Sebelum pensiun, kapal ini terlibat perang di Korea, Pasifik, laut Jepang, Jayapura - Papua, laut Filipina, Guam. Sempat diparkir kembali sampai tahun 1982 dan kembali di moderniasi pada tahun 1982-1984, menganti senjata mesin anti pesawat udara lamadengan rudal AGM 84 Harppon dan Tomahawk sesuai era rudal.
Karena tidak sesuai dengan jamannya, di era jet tempur modern.
32 rudal Tomahawk BGM-109, dan kuarte sistem persenjataan Phalanx Gatling Gun untuk anti kapal dan pesawat udara.
Tahun 1986, Iowa mendapat drone pertama tipe RQ-2, dan membawa 8 drone yang dikendalikan dari jarak jauh untuk menganti helikopter.
Perbaikan berlanjut di tahun 1984 dan kembali aktif. Tetapi mesin dan senjata tidak selesai seperti bagian mesin dan persenjataan untuk diperiksa.
Tahun 1986, Iowa diperiksa ternyata tidak lolos inspeksi.
Kapal tidak dapat mencapai kecepatan 61km perjam ketika mesin bekerja penuh.
Dan di rekomendasikan pengoperasian Iowa dihentina.
Tahun 1988 setelah berdinas melakukan pengawalan kapal tanker di terusan Suez, kapal kembali ke Amerika.
Tahun 1989, diuji coba peluru merima 406mm, dan mencapai jarak 43km.
Kapal ini pernah mengalami tragedi pada tahun 1989. Ketika sebuah ledakan menghancurkan bagian meriam nomor 2 dan menewaskan 47 awak. Kabarnya ada sabotase dari awak kapal yang mengalami stress.
Sementara di perbaiki, USS New Jersey mengantikan posisi USS Iowa ke Lebanon.
Setelah USS Iowa diperbaiki, kapal tidak lagi masuk ke jajaran angkatan laut. Malah di pensiun dan di siapkan sebagai kapal museum.