2024 kota kuno raksasa di pegunungan UzbekistanKali ini mengunakan Lidar dengan drone, peneliti memetakan kota di abad pertengahan Tashbulak (12 hektar) dan Tugunbulak (120 hektar) di Uzbekistan.
Menemukan struktur kota penting dalam sejarah jalur sutra.
Temuan kita ini dipimpin Michael Frachetti, profesor arkeologi di bidang Seni & Sains di Universitas Washington di St. Louis, dan Farhod Maksudov, direktur Pusat Arkeologi Nasional di Uzbekistan, publikasi media
Nature.
Frachetti dan mahasiswa pascasarjana di Lab Analisis Spasial, Interpretasi, dan Eksplorasi (SAIE) miliknya menyusun data drone-lidar menjadi model 3D, diteruskan ke Tao Ju, seorang profesor ilmu komputer dan teknik, dan Xiaoyi Liu, mahasiswa sarjana, keduanya di Sekolah Teknik McKelvey di WashU.
Ju dan Liu menerapkan algoritma komputasi untuk menganalisis permukaan arkeologi dan melacak jutaan garis secara otomatis memprediksi kemungkinan arsitektur
Tim peneliti harus meminta ijin pengoperasian drone bersama mitra dan pemerintah lokal.
Dari bentuk yang terpendam dibawah tanah, Lidar dapat memetakan bagian plaza, benteng, jalan, tempat tinggal dan lainnya.
Diperkirakan kota tersebut ada di abad 6 hingga 11, letak di ketinggian terjal 2000 - 2200 meter, setingkat kota Machu di Peru.
Konon penduduk disana tinggal sekitar 1000 tahun lalu.
Peta kota yang ditemukan ini, penelit harus menerbangkan drone sebanyak 17 kali, selama proses pengambila gambar 3 minggu.
Bila memetakan secara manual, mungkin membutuhkan 10 tahun.
2021 September kota Tikal mengunakan teknologi LIDARKota kuno Tikal ditemukan seperti kota miniatur Teotihuacan yang letaknya ratusan km dari penemuan sebelumnya.
Kota lain disebut Tikal berada 1200km di Guatemala, tapi ukurannya lebih kecil.
Penemuan gambar dibawah ini belum di eksplorasi, karena diawal pencarian para arkeolog mengira hanya ada perbukitan.
Setelah diteliti lebih lanjut terdapat struktur sebuah lanskape bangunana.
Tim peneliti Pacunam LIdar Initiative mengunakan teknik lidar untuk pengindaraan berbasis sinar laser, dan membuat gambar 3D.
Tim di darat dipimpin arkeolog Guatemala Edwin Roman menyelusuri situs yang luasnya 62 hektar.
Mereka menemukan daerah tertutup, seperti piramida di sisi timur.
Dan beberapa bangunan kecil yang berada dibawah tanah.
Penemuan melihat sejarah kuno, Teotihuacan ternyata berpengaruh sampai jauh atau seribu km dari peradaban kuno.
Tapi masa damai tidak lama, setelah Teotihuacan menaklukan Tikal tahun 378.
Dalam
catatan sejarah, suku Maya dan Teotihuacan diperkirakan tidak terlalu
dekat, tapi penemuan komplek Tikal menunjukan adanya hubungan yang kuat.
Karena
struktur bangunan di kota Tikal seperti milik budaya Teotihuacan.
Banyak ditemukan benda peninggalan kuno di reruntuhan struktur bangunan
kota Tikal yang kecil tersebut.
2016 Mei kota Maya ditemukan dengan rasi bintangSeorang pelajar dari Kanada baru berusia 15 tahun. Dia mengatakan telah
menemukan sebuah kota kuno atau kota Maya yang hilang di Amerika Tengah.
Mengunakan teknik tidak biasa dari arkeologi, tapi mengunakan
rasi bintang.
William Gadoury tertarik dengan arkeologi setelah melihat terbitan kalender yang mengungkap dunia akan berakhir pada
21-12-2012.
Dari ketertarikannya, dia malah dapat melihat kota kuno yang ada di Google Maps.
William mempelajari konstelasi bintang dan peta kota Maya dalam waktu berjam jam. Sampai dia menyadari keduanya saling terkait.
Bintang
paling terang di kontelasi yang ditaruh diatas peta ternyata lokasinya
hampir tepat dengan posisi kota Maya terbesar. Harian Telegraph dan
BBC melaporkan, tidak ada arkeologi lain menemukan korelasi antara rasi bintang dengan posisi kota Maya tersebut.
William
mengatakan berdasarkan 3 bintang yang dilihat ternyata ada 1 kota yang
belum ditemukan.
Peta kota kuno Maya berhubungan dengan 117 kota Maya di
Meksiko, Guetamala, Honduras, dan El Salvador berdasarkan rasi bintang.
Dia
mampu dari rasi bintang nomor 23 di satu rasi bintang dengan 3 bintang.
2 kota sudah ditemukan, tapi satu kota belum masuk catatan arkeologi
atau belum temukan.
Sampai
akhirnya dia mengunakan lapisan transparan untuk menentukan lokasi kota
lain yang dilupakan oleh tim arkeologi. Ternyata lokasinya ada di dalam
hutan semenanjung Yucatan Meksiko.
Doktor
Armand La Rocque dari universitas Brunswick mengatakan gambar yang
dilihat memang menunjukan bekas jaringan jalan, dan luasnya kemungkinan
besar adalah lokasi
piramida kuno.
Penemuan
William mendapat perhatian dari Daniel De Lisle badan antariksa Kanada,
yang memberikan bantuan gambar foto satelit dari ruang angkasa resolusi
tinggi dan Google Maps. Citra satelit yang di dapat menunjukan sebuah
piramida tersembunyi di dalam hutan. Dan diyakini piramida tersebut
adalah kota
kuno suku Maya dengan di kelilingi 30 struktur lebih kecil.
William memberikan nama kota yang ditemukan nanti sebagai Kaak Chi atau mulut api.
Sekarang
penemuan telah dibuat, langkah berikutnya adalah mencari keberadaan
kota tesrebut. Karena lokasinya jauh di daerah pedalaman akhirnya
William bisa menghubingi tim arkeologi Meksiko. Dan berharap dapat ikut
ambil bagian dalam penemuan candi kuno yang dia perkirakan ada.
Korea dengan kemajuan teknologi, juga membuat kepraktisan dari kebiasaan warga disana. Desain lampu penyebrangan, payung peneduh, membersihkan payung yang basah agar tidak membuat lantai licin, memanggil staf restoran, sampai meminta pengiriman makanan dimana saja anda berada.