Oktober 2024 daur ulang panel surya tidak ekonomis
Pada akhir tahun 2024, dunia akan memiliki kapasitas pembangkitan tenaga surya yang beroperasi hampir 2.000 Gigawatti.
Setiap panel terbuat dari silikon, kaca, berbagai polimer, aluminium, tembaga, dan berbagai logam lain yang menangkap energi matahari.
Panel akan bertahan hingga 30 tahun sebelum perlu diganti.
Namun, apa yang terjadi pada semua bahan mentah tersebut jika panel surya usang
Menurut ahli dari National Renewable Energy Laboratory (NREL), menemukan ada tingkat kegagalan yang lebih tinggi pada awal masa pakai panel, seperti kesalahan pasang dan produksi.
Tapi jumlahnya sangat sedikit, sekitar 1%
Satu industri ini melakukan daur ulang panel surya.
Matt Burnell pendiri ReSolar, perusahaan rintisan Inggris yang berupaya menggunakan kembali, menghidupkan, dan mendaur ulang panel surya.
Burnell pernah mengunjungi ladang surya dengan susunan 40.000 panel di mana 200 panel rusak selama pemasangan.
Saya mengambil sekitar 50 panel dari lokasi itu, mengujinya untuk menilai dan penggunaan kembali.
Retakan aneh pada kaca atau tonjolan pada rangka dapat menyebabkan masalah di kemudian hari dan menganggu panel berfungsi dengan sempurna.
Setelah panel dipasang, tantangan lain adalah cuaca. Sayangnya ketika panel rusak akibat cuaca, tidak sepandan dengan perbaikan dan berbeda dengan panel yang rusak ketika instalasi.
Panel berusia 25-30 tahun masih mampu menghasilkan listrik. Tapi ditarik dari layanan, karena ladang surya tidak membiarkan panel menyerap energi sampai harus berhenti berfungsi.
Itu ekonomi, bodoh kata Matt
Masalah hilangnya efisiensi, yang terjadi ketika panel tidak dapat menghasilkan listrik dibanding pertama dipasang adalah kebijaksanaan perusahaan.
Masalah dari industri panel, memasang dengan perekat laminasi dan tepat berada di antara kaca dan sel surya agar panel lebih kaku.
Paparan cahaya matahari dapat menyebabkan laminasi berubah warna, mengurangi cahaya yang masuk ke sel, mengurangi kemampuan panel menghasilkan listrik adalah masalah dari pertanian listrik modern.
Satu pembangkit solar di Inggris memasang 10MW, dengan interkoneksi 15MW.
Itu 10 tahun lalu, sekarang malah diganti dengan panel lebih efisien dan mereka membongkar panel lama untuk membangun yang baru.
Hasil akhirnya, panel yang masih bagus harus dibuang oleh industri pembangkit listrik.
Bila panel bekas dibongkar, biaya tenaga kerja untuk pengujian dan perbaikan, lebih murah dengan membeli panel baru kata Matt.
Hitungannya, 10 panel yang diganti hanya 1 yang di daur ulang, sisanya dibuang.
Disini tidak ada aturan untuk melacak masa akhir pengunaan panel.
Laporan media Los Angeles Times menyebut, kelebihan pasokan panel surya di California, mendorong orang memasang lebih banyak panel sejak 2006.
Aturannya sampai 2020 tidak jelas, mengingat bahan panel surya memiliki kandungan logam berat seperti timbal dan kadmium dan seharusnya tidak boleh dibuang ke tempat sampah.
Racun dapat menyerap ke dalam tanah.
Saat ini, EPA sedang mempertimbangkan untuk mengembangkan peraturan standarisasi proses daur ulang untuk panel surya dan baterai lithium.
Di Inggris dan Eropa, panel surya dilindungi oleh arahan Limbah dari Peralatan Listrik dan Elektronik, atau WEEE.
Peraturan mewajibkan perusahaan pemasok untuk mengumpulkan dan mendaur ulang panel yang dibuang, atau menanggung biaya yang harus dikeluarkan oleh entitas lain.
Daur ulang panel surya terhitung tidak ekonomis bagi perusahaan.
Hasil olahan tidak lagi murni, seperti silikon dan perak yang dihasilkan.
Jadi sulit juga untuk mengetahui apa yang masuk ke dalam panel surya. Variasi bahan [yang ditemukan di panel surya] sangat liar, kata Matt Burnell dari ReSolar.
Daftar panjang produsen belum memiliki kewajiban untuk memberikan data bahan mentah mereka, meskipun peraturan baru akan segera mengubahnya.
Hingga saat itu, sulit bagi pendaur ulang untuk mengetahui apa yang akan mereka tarik dari panel yang ingin mereka olah.
Juli 2022
Negara bagian Amerika, California menjadi pelopor dalam tenaga surya di atap, membangun pasar surya terbesar di AS
Setidaknya dimulai 20 tahun lebih, dan 1,3 juta atap sebagai sumber energi terbarukan akan berakhir dipakai.
Pertanyaannya bagaimana kondisi saat ini.
Setelah kota disana hidup dengan lingkungan hijau, mengunakan sebagin listrik dari power mandiri.
Yang tidak terpikirkan rencana kota saat sekarang
Tahun
2006, California memberi ide sangat baik, membantu warga dengan
insentif tenaga surya, memberikan subsidi kepada pemilik rumah yang
memasang panel surya.
Tapi negara bagian California tidak memiliki rencana komprehensif dalam jangka panjang, yaitu untuk membuangnya.
Dalam arti panel surya yang tidak optimal (dalam output power), dalam beberapa tahun tentu harus diganti.
Sekarang,
panel yang dibeli dari program sejak 2006 mendekati akhir siklus hidup
25 tahun. Walau sebenarnya masih menghasilkan energi listrik, tapi
produsen mengatakan daya optimal panel surya adalah di rentang 25 tahun.
Beberapa
sudah berakhir di tempat pembuangan sampah, di mana komponen mengandung
logam berat beracun seperti selenium dan kadmium dapat mencemari air
tanah. Setelah warga mulai menganti panel surya lama ke panel baru yang
lebih efisien.
Orang-orang
tidak menyadari ada bahan beracun dalam komponen elektronik solar cell,
walau tidak masalah jika disimpan di dalam kotak di rumah, kata Natalie
Click, kandidat Doktor dalam ilmu material University of Arizona .
Tapi
begitu dihancurkan dan dibuang ke tempat pembuangan sampah, banyak
bahan kimia dan bahan beracun itu akan keluar dan bisa saja jatuh
terbawa ke air tanah.
Sam
Vanderhoof, pakar industri surya, mengatakan hanya 1 dari 10 panel yang
benar-benar didaur ulang, menurut perkiraan Badan Energi Terbarukan
Internasional.
Industri ini
seharusnya benar benar hijau, kata Vanderhoof. Tetapi pada kenyataannya,
ini semua tentang uang (hanya keuntungan sesaat).
Negara bagian California di Amerika datang lebih awal mengunakan tenaga surya.
Potongan
dari pemerintah yang kecil ketika itu tidak banyak membantu menurunkan
harga panel surya sampai mendorong penerapannya hingga tahun 2006
Langkah baru melampaui tujuannya, menurunkan harga panel surya dan meningkatkan listrik yang dihasilkan dari energi matahari.
Karena
itu dan tindakan lainnya, seperti persyaratan bahwa utilitas membeli
sebagian listrik dari rumah ke grid, tenaga surya sekarang menyumbang
15% dari daya listrik.
Warga mengambil insentif untuk memasang solar cell dirumah sebagai sumber energi.
Ketika California mulai maju dalam program energi terbarukan, tapi fokus pada potongan harga dan pajak solar.
Bagaimana
dengan limbahnya nanti. Sekarang pihak regulator dan produsen mulai
menyadari, mereka ternyata tidak punya rencana daur ulang dari program
15 tahun lalu.
Sampah
panel surya mungkin akan tiba lebih cepat dari yang kami prediksi, akan
menjadi limbah dalam jumlah besar, kata Serasu Duran, asisten profesor
di Sekolah Bisnis Haskayne University of Calgary di Kanada.
Duran
ikut menulis artikel baru-baru ini di Harvard Business Review yang
mencatat "kapasitas industri sangat tidak siap untuk banjir limbah yang
kemungkinan akan datang."
Ini bukan masalah di California tetapi secara nasional di setiap negara.
Sekitar
140.000 panel dipasang setiap hari di Amerika Serikat, dan industri
tenaga surya diperkirakan tumbuh 4x kali lipat antara tahun 2020 dan
2030.
Meskipun
80% panel fotovoltaik terbuat dari bahan yang dapat didaur ulang,
membongkar dan memulihkan kaca, perak, dan silikon itu sangat sulit.
Tidak
ada keraguan akan ada peningkatan sampah panel surya yang memasuki
aliran limbah dalam dekade mendatang, kata AJ Orben, wakil presiden We
Recycle Sola perusahaan berbasis di Phoenix
Perusahaan We Rcycle bertugas memecah panel dan mengekstraksi komponen yang masih berharga.
Misal mendaur ulang logam sambil membuang unsur-unsur beracun.
Sebagian besar pemasok barang bekas usaha We Recycle Solar ternyata berasal dari wilayah California
Tetapi perusahaan tersebut tidak memiliki fasilitas di negara bagian tersebut.
Panel diangkut dengan truk ke sebuah situs di Yuma, Arizona.
Karena
sistem perizinan yang ketat di California untuk limbah beracun membuat
perusahaan We Rycle sangat sulit untuk mendirikan cabang
Mendaur ulang panel surya bukanlah proses yang sederhana.
Peralatan
dan pekerja yang sangat khusus diperlukan untuk memisahkan bingkai
aluminium dan kotak sambungan panel tanpa menghancurkannya menjadi
pecahan kaca.
Tungku khusus digunakan untuk memanaskan panel untuk memulihkan silikon.
Di
sebagian besar negara bagian, panel diklasifikasikan sebagai bahan
berbahaya, yang memerlukan pembatasan mahal pada pengemasan,
pengangkutan, dan penyimpanan.
Hanya $2 hingga $4 material yang diperoleh dari setiap panel sebagai pendapatan.
Sebagian besar biaya pemrosesan terkait dengan besarnya tenaga kerja, dan Orben
Walau mendaur ulang panel surya bekas dalam skala besar tidak akan mencapai tingkat lebih ekonomis.
Laboratorium
Energi Terbarukan Nasional Amerika memperkirakan biaya daur ulang di
pabrik sekitar $20 - $30 untuk mendaur ulang panel.
Tapi lebih murah warga membuang ke tempat sampah dengan biaya $1 - $2.
Jumlah sampah panel surya dalam 10 tahun kedepan dapat melebihi ratusan juta di California saja.
Daur ulang menjadi lebih penting karena panel yang murah dengan usia pakai lebih pendek semakin populer.
Kurangnya
kesadaran konsumen tentang racun toksisitas di bahan di panel surya,
lalu membuang dengan cara yang salah adalah bagian dari masalah, kata
para ahli.
Tahun
2022, panel surya bekas diklasifikasikan sebagai sampah universal dan
dapat dikumpulkan di lebih dari 400 penangan sampah universal di
California, di mana panel tersebut kemudian dinilai dan diangkut ke
fasilitas pembuangan, digunakan kembali, atau daur ulang.
Peraturan
baru tersebut untuk memudahkan warga menyerahkan panel bekas,walau
tidak secara langsung membahas langkah selanjutnya untuk proses daur
ulang.
Di Eropa memiliki aturan berbeda.
Petunjuk
Limbah Peralatan Listrik dan Elektronik Uni Eropa menempatkan tanggung
jawab ke produsen untuk produk mereka melalui pembuangan akhir setelah
masa pakai.
Persyaratan tersebut
mengharuskan semua produsen yang memproduksi panel negara-negara di UE
ikut mengeluarkan biaya dari pengumpulan dan daur ulang di akhir masa
pakainya.
Jigar
Shah, salah satu pendiri Generate Capital, mengatakan masalah tersebut
dapat diatasi di awal rantai produk yaitu dari sisi produsen.
Yang diperlukan standarisasi desain panel surya sejak dari pabrik, agar dapat diproduksi lebih mudah sampai mudah di daur ulang.
Sehingga biaya akan lebih hemat dari semua sisi.
Ringkasan dari artikel diatas.
Panel surya membantu bumi untuk mengurangi pemakaian energi listrik dengan energi terbarukan.
Memanfaatkan cahaya matahari alternatif sumber listrik.
Tetapi
kondisi saat ini setelah ditemukan dan digunakan secara masal. Baru
dipikirkan bagaimana panel surya yang tidak lagi dipakai.
Apakah harus di daur ulang, berapa biayanya, ternyata tidak mudah.
Sama saja seperti sampah di Indonesia
Banyak
sampah plastik yang belum terkendali. Tidak itu saja, beberapa
pengolahan limbah sampah seperti aki / accu bekas disebutkan sebagian di
bakar oleh penampung ilegal. Udara yang dikeluarkan dari pembakaran
adalah asap beracun.
Kondisi yang sama seperti smartphone, setelah Uni Eropa mengeluarkan aturan port charger yang seragam.
Sebelumnya tidak pernah di pikirkan, berapa banyak adaptor charger yang diberikan oleh produsen smartphone
Penguna
senang mendapat adaptor charger karena memiliki standar tersendiri.
Sampai konsumen akhirnya kebingungan, berapa banyak adaptor charger di
rumah yang tidak dapat dipakai.
Akhirnya Eropa menempatkan aturan baru, semua smartphone di Eropa nantinya hanya mengunakan 1 tipe USB-C.
Disisi konsumen akan memudahkan, karena masih dapat memanfaatkan adaptor charger lama yang seragam dengan model smartphone baru.
Disini
selalu diakhir dengan pertanyaan, walau di awal seharusnya dapat
dilakukan perencanaan sebelum di produksi dan di gunakan oleh konsumen.
Membuat produk untuk energi terbarukan kadang berakhir untuk keuntungan semata.