Tahun 2024 Industri panel surya
Banyak inovasi baru dari produsen panel di China termasuk perkembangan mobil listrik untuk energi terbarukan.
Mobil China dikenakan bea impor yang tinggi untuk masuk ke Eropa dan Amerika. Tapi produsen mobil listrik dapat menekan biaya.
Bagaimana dengan panel surya.
Sudah puluhan tahun lalu, banyak pabrik kecil gulung tikar, dan bergabung ke produsen lebih besar.
Sekarang panel penghasil listrik lebih baik, lebih efisien, desain dari poli ke mono panel yang efisien untuk harga yang sama. Tapi apa yang terjadi di tahun 2024.
Sebagian besar produsen panel solar cell, diantaranya melaporkan kerugian, termasuk perusahaan besar memproduksi panel besar.
Di pasar harga panel semakin terjangkau, bahkan turun separuh dibanding 10 tahun lalu.
Banyak pabrik panel surya besar China lebih memilih proyek raksasa untuk menyuplai panel pembangkit panel surya.
Perusahaan JA SolarTelah melaporkan penurunan pendapatan sebesar 8,54% dari tahun ke tahun menjadi CNY 37,36 miliar untuk paruh pertama tahun 2024, dengan kerugian bersih sebesar CNY 874 juta.
Perusahaan mengirimkan 38 GW modul PV, termasuk 1 GW untuk panel internal.
Perusahaan mengatakan bahwa mereka berharap untuk mencapai kapasitas produksi sebesar 80 GW wafer dan sel silikon monokristalin, dan 100 GW untuk modul pada akhir 2024, dengan kapasitas sel tipe-n sebesar 57 GW.
Perusahaan TongweiMencatat bahwa mereka menginvestasikan CNY 1,96 miliar dalam R&D pada periode Januari-Juni, dan sekarang memegang 1.827 paten efektif. Tongwei mengatakan pendapatan turun 40,87% dari tahun ke tahun menjadi CNY 43,80 miliar pada paruh pertama tahun 2024, dengan kerugian bersih sebesar CNY 3,13 miliar.
Bisnis suryanya menghasilkan pendapatan sebesar CNY 29,22 miliar, atau 66,71% dari total, dengan margin kotor sebesar 6,03%.
Penjualan polisilikon naik 28,82% menjadi 228.900 ton, dan pengiriman modul PV melonjak menjadi 18,67 GW.
Perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka memasang 320 MW proyek surya baru selama periode tersebut, sehingga total kapasitas terpasangnya menjadi 4,39 GW.
Pada akhir Juni 2024, kapasitas polisilikon tahunan Tongwei melampaui 650.000 ton, dengan kapasitas sel surya sebesar 95 GW dan kapasitas modul sebesar 75 GW.
Dikatakan bahwa proyek silikon 200.000 ton di Baotou, Mongolia Dalam, akan mulai berproduksi pada akhir 2024, sehingga total kapasitas polisilikon menjadi 850.000 ton.
GCL Technology Mmengatakan pendapatan turun 57,7% tahun ke tahun menjadi CNY 8,86 miliar dalam enam bulan hingga 30 Juni.
Perusahaan juga melaporkan kerugian bersih sebesar CNY 1,48 miliar, membalikkan laba tahun lalu sebesar CNY 5,52 miliar.
Dikatakan pihaknya berencana untuk terus mengembangkan teknologi silikon granular dan perovskit yang inovatif, selain memajukan integrasi manufaktur hulu.
TCL ZhonghuanMengatakan pihaknya mencatat kerugian bersih sebesar CNY 3,06 miliar pada paruh pertama tahun 2024, dengan pendapatan turun 53,54% tahun ke tahun menjadi CNY 16,21 miliar.
Beban penjualan naik 18,25% menjadi CNY 217 juta, sementara beban manajemen meningkat 20,55% menjadi CNY 600 juta, kata perusahaan tersebut.
Tercatat bahwa biaya R&D naik menjadi CNY 531 juta, turun 70,72% dari tahun sebelumnya.
C
hina Resources Power mengumumkan tender modul PV gelombang ketiga untuk tahun 2024, dengan rencana pengadaan modul PV sebanyak 1 GW dalam dua segmen.
Segmen pertama membutuhkan modul kaca ganda bifacial tipe-n sebanyak 700 MW, dengan daya keluaran 610 Wp.
Segmen kedua mencakup modul kaca ganda bifacial tipe-n sebanyak 300 MW dengan daya keluaran 580 Wp.
Lelang dijadwalkan akan dimulai pada 24 September 2024.
Gansu Power Investment Group mengatakan konstruksi telah resmi dimulai pada tahap pertama proyek energi terbarukan Gurun Tengger 6 GW.
Instalasi senilai CNY 30 miliar tersebut menghasilkan listrik sebanyak 12 TWh per tahun, dengan kapasitas angin 3 GW, tenaga surya 3 GW, dan penyimpanan energi 900 MW/3.600 MWh.
Tahap pertama melibatkan proyek tenaga surya 3 GW di Jiuduntan, Liangzhou, provinsi Gansu.
Semua nama diatas adalah raksasa produsen panel surya.
Dimana mereka menyuplai ke berbagai proyek, atau mengirim panel untuk OEM yang nantinya berganti nama sebagai merek lain.
Tahun 2013
Industri panel surya dimulai dengan saling kanibal. Tidak banyak industri kecil bertahan.
Suntech
sedang bertahan sebagai produsen panel surya, dibelakangnya sudah
banyak perushaan solarcell bangkrut atau dijual. Industri panel surya
membutuhkan inovasi untuk bersaing dengan bahan bakar fosil, tetapi
kondisi pasar saat ini menunda masuknya teknologi baru.
Suntech
sebuah perusahaan asal China dai Wuxi menjadi perusahan terbesar
membuat panel surya saat ini. Kondisinya masih kurang baik, keuangan
yang menipis, harus berhutang dengan investor belum lagi pinjaman ke
pihak kreditor. Suntech tidak sendiri, mereka harus berjuang bertahan
dipasar industri panel surya sekarang. Beijing tahu mereka tidak bisa
memiliki 500 perusahaan pembuat panel surya di Cina sendiri. Tetapi
mereka tidak bisa menutup, karena ribuan orang akan terkena PHK.
Mengapa
pabrik industri panel surya yang lain harus dimatikan. Terlalu banyak
produsen dipasar ini dan banjirnya produk ke pasar membuat harga panel
terlalu murah. Dengan matinya perusahaan lain, maka perusahaan yang
tersisa dapat menahan melambatnya penurunan harga panel. Bila
pasar kembali pulih, industri panel dapat membeli mesin baru dan membuat
inovasi lain.
Suntech
dan perusahaan panel lain akan diselamatkan oleh pemerintah setempat di
Cina. Tetapi mereka harus menurunkan kapasitas produksinya, pasar
kembali melemah tahun ini. Tahun lalu kebutuhan panel surya mencapai
kapasitas 60-70GW, tahun ini diperkirakan hanya 30GW. Penguna solar cell
sudah kenyang dengan harga murah selama 2 tahun lalu. Surplus produk
membantu harga panel menurun drastis, setidaknya harga tahun 2011 sudah
jatuh sampai 60% dari harga tahun sebelumnya.
Update
Suntech sebagai produsen solar cell asal China dinyatakan bangkrut.
Suntech dibawa oleh 8 bank kreditor untuk menyelesaikan pinjaman $541
juta.
8
tahun lalu harga kapasitas per watt dijual $4, sekarang hanya 78 sen
saja. Harga murah , terlalu cepat turun, baik untuk pembeli. Tidak untuk
pabrikan. Perusahaan industri tidak memiliki dana lebih dan
harus bertahan dengan biaya produksi. Tidak ada investasi mesin baru,
hasilnya tidak ada inovasi dan perbaikan di teknologi panel surya.
Suntech
telah bekerja sama dengan universitas New South Wales, karena mereka
menemukan solar cell tertinggi yang paling efisien dalam menghasilkan
listrik. Lagi lagi teknologi tersebut harus ditunda. Bila ada industri
pemula bermain di pasar solar cell, mereka akan kesulitan meneruskan
bisnisnya. GE telah mengembangakn sendiri panel surya dengan silikon
konvensional. Tapi tahun lalu mereka menunda pembuat pabriknya sampai
kondisi pasar benar benar membaik.
Informasi diatas dari kolom MIT