Peneliti dari
Dalian Institute of Chemical Physics membuat flow baterai dimana material elektrolit yang di pompa keluar masuk ke bagian tabung anode dan katode.
Mereka membuat siklus baterai sampai 600 kali, dan selama pengisian baterai, tidak terjadi penurunan kapasitas.
Team Dalian mengembangkan sistem Redox aktif (Reduksi dan oksidasi) dengan bahan organik, komposisi molekul yang disingkat ORAM.
ORAM dikembangkan agar mencapai kestablian dalam kondisi atmosfer udara biasa.
Sistem Flow Baterai seperti baterai lead acid atau baterai accu.
Pada ruang dimasukan cairan elektrolit untuk menyimpan energi.
Baterai basah seperti accu, mengunakan perubahan atom kimia dari elektrolit yang biasanya disebut H2SO4 yang bersifat asam
Ketika katode dan anode digunakan untuk charger, cairan yang berubah untuk menyerap elektron. Ketika discharge, maka cairan akan melepas elektron.
Mirip cara kerja Flow Battery, memiliki anode dan katode.
Tapi cairan di pompa keluar masuk selama proses pengisian baterai dan mengeluarkan energi.
Cairan elektrolit tersebut harus dapat bertahan lebih lama dan ramah lingkungan, dengan memperbesar penampung maka daya kapasitas baterai semakin besar.
Perbedaan dengan baterai lead acid yang mengunakan asam seperti H2SO4, Flow Battery mengunakan cairan elektronit dengan campuran material Vanadium.
Yang saat ini sudah mulai dijadikan produk, walau pengembanganya sudah dibuat 10 tahun lalu.
2 jenis baterai sistem Redox ada yang dibuat dengan air, dan tidak mengunakan air, walau keduanya tetap mengunakan aliran pompa.
Sistem Redox dari peneliti Dalian dibuat dengan bahan lebih aman. Misal baterai lead acid perlu di rawat dengan memberi tambahan air suling.
Berbagai jenis baterai dengan bahan air memiliki dasar dengan pH elektrolit, netral dan asam, juga memasukan biaya dan skala yang dibangun.
Ada tantangan lain bila baterai dibuat dengan tambahan air, akan menghasilkan gas, artinya perlu perawatan.
Baterai rancangan Dalian Institute of Chemical Physics yang dipimpin Zhang Changkun dan Li Xianfeng. Keduanya adalah profesor ahli kimia Dalian.
Mereka mengembangkan turuan berbasis Naftalena baru dengan hidroksil aktif dan dimetilamina.
Dalam pengujian 1,5 mol liter memiliki siklus sampai 850 kali, atau sekitar 40 hari percobaan.
Satu liter cairan dapat menghasilkan 50Ah.
Ketika baterai dibuat terbuka, tipe baterai cair yang terpapar udara dapat bekerja selama 600 siklus atau 22 hari tanpa penurunan kapasitas.
Dalam tahap uji, flow baterai Dalian menguji kestabilan dan kinerja di laboratorium.
Satu baterai yang di uji memiliki kapasitas 330Ah untuk 270 cycle / 27 hari.
Studi ini menarik, karena cairan baterai dapat dibiarkan di ruang terbuka. Dan tetap menyimpan energi cukup besar tanpa penurunan yang signifikan.
Bagaimana komposisi baterai dan bahan elektrolit buatan Dalian, dapat ditanyakan kepada 2 profesor tersebut.
Bila perkembangan tipe Flow Battery dapat lebih murah. Menyimpan listrik dari panel surya, turbin angin, baik skala rumah, kantor atau jaringan listrik. Sementara energi dapat disimpan sebagai cadangan dengan Flow Battery.
Mengingat lead acid saat ini yang disebut baterai Accu lebih aman dari lithium. Tapi kandungan elektronit yang sangat asam, dan adanya hasil limbah timah sebagai logam berat.
Ketika
energi terbarukan dengan panel surya digunakan, dan pemerintah memberi
insetif. Warga mulai memasang solar cell di rumah, karena lebih hemat
biaya listrik. Tetapi hampir 20 tahun, panel surya yang usang harus
diganti. Kemana sampah energi hijau tersebut pergi, ini masalah besar di negara maju.
Warga Uni Emirat Arab / UAE dapat memasang 2 meteran listrik. Membandingkan arus listrik masuk dan keluar ke jaringan listrik nasional. Nanti keduanya dihitung, bila kelebihan listrik maka dapat di kredit ke akun pelanggan selama 1 tahun. Pelanggan akan mendapat potogan tagihan listrik dari energi yang dipakai.
Ketika produsen berlomba membuat baterai listrik di rumah, dari baterai LFP sampai Sodium. Perusahaan Belanda TSS4U kembali mengunakan baterai ACCU atau baterai asam timbal. Apa alasan kembali ke baterai model lama. Ada keunggulan, tidak meledak, tahan suhu, usia pakai 20 tahun
Bahan baterai potasium atau bahan kalium disebut baterai KIB. Dikembangkan perusahaan Group1 asal Texas, memiliki tegangan 3,7V. Keunggulan baterai dengan bahan yang ramah lingkungan. Kabar telah dikirim ke OEM dan mungkin tidak lama muncul dipasar
Kali
ini teori terbalik dalam pengisian baterai lithium. Baterai lithium
ideal diisi dengan voltase 4.2V, bila di isi diatas voltase tersebut
maka umur baterai turun sampai separuh. Teorinya, semakin sering di
charge maka kapasitas baterai lithium akan
menurun. Mengisi baterai yang baik sampai 80% membantu usia baterai.
Baterai
lithium mulai terbatas, terlebih pemakaian mobil listrik sangat
membutuhkan bahan lithium. Pengembangan baterai untuk penyimpan energi
terbarukan.
Natron di California mengembangan baterai Sodium-ion. Pabrik lain juga
mengembangkan baterai Na-ion, itu hanya berbeda nama.
Baterai natrium seperti benda ajaib. Setelah pengujian sekarang mulai diterapkan untuk penyimpan listrik skala besar. Baterai dengan biaya lebih murah, daya tahan lebih baik dan dapat di isi ulang lebih besar. Sudah digunakan untuk 10MWh cadangan listrik di China
Power Station EcoFlow Delta Pro Ultra dapat dipasang sampai 5 tumpuk baterai. Baterai dapat di isi dari listrik AC dan panel surya. Dengan Smart Home Panel 2 ketika listrik padam, sistem panel akan memindahkan arus dari baterai.
Teknologi penyimpan energi listrik tampil dengan Flow Battery cair. Tidak berbentuk baterai dalam bentuk fisik, tapi baterai dengan cairan. Pertama di Jerman, tapi powerbank terbesar ini ada di China. Baru beroperasi September lalu memberikan power hitungan MegaWatt. Bahan Beta Cyclodextrin yang lebih murah untuk penganti
Vanadium Flow.
Baterai natrium-sulfur yang dibuat para insinyur di The University of
Texas di Austin memecahkan salah satu masalah terbesar yang menuidan
teknologi alternatif. Mengunakan 2 kombinasi material yang ramah lingkungan, biaya murah, rencana dikembangkan untuk baterai masa depan.