Bintang biru raksasa mengapa menjadi besar ini jawabannya
Di konstelasi Orion terdapat bintang begitu terang, berwarna putih kebiruan.
Itu menandai di bagian kaki kanan yang disebut pemburu.
Kita dapat melihat grup ini yang berada di sabuk Orion, atau dekat dengan nebula Orion.
Bintang Rigel adalah salah satu bintang kategori Blue Giant Star atau raksasa biru.
Sebelum lebih jauh, ukuran bintang berbeda beda. Ada yang besar dan ada yang kecil.
Di galaksi kita Bima Sakti memiliki bintang katai merah sebagai jumlah terbesar. Tipe bintang lebih kecil disebut bintang coklat, dimana bintang gagal menyala dan ukurannya relatif lebih kecil.
Matahari adalah bintang berwarna kuning, cukup besar, cukup panas, dan cukup terang, tapi masih di ukuran rata rata bintang.
Bintang raksasa terbagi lagi, antara bintang raksasa merah, dan raksasa biru.
Disebut Red Giant Star dan Blue Giant Star, red menandakan warna bintang merah, tapi tidak sepanas bintang berwarna biru. Bintang raksasa merah kadang disebut bintang tua, dimana bintang membawa
elemen metal di kandungan bintang, bahkan bintang jenis ini kemungkinan
menjelang kematian.
Bisa saja bintang raksasa merah dahulunya adalah bintang biru raksasa, tapi mulai berubah menjadi kemerahan akibat perubahan suhu.
Biru adalah bintang yang sangat besar, bahkan sangat terang dan permukaan bintang yang panas.
Rata rata bintang raksasa biru masih relatif muda. Bintang yang agresif dengan komposisi gas helium amat besar.
Pertanyaan lain, mengapa ada bintang raksasa, lalu berapa banyak jumlahnya di galaksi kita.
Bintang raksasa biru dan bintang super raksasa biru memiliki perbedaan dan persamaan. Keduanya memiliki persamaan dengan ukuran yang amat besar.
Bintang raksasa biru memiliki panas 10.000K, dibanding matahari kita 6000K.
Bintang super raksasa biru sebagai bintang tipe I lebih ekstrem, diatas 10.000K - 50.000K, kecerahan bintang mencapai 10.000x hingga 1 juta kali lebih terang dari matahari.
Bintang raksasa biru tidak memiliki definisi yang jelas, karena ukurannya sudah diatas batas rata rata bintang besar.
Bintang super raksasa biru dapat mencapai massa 300x lebih dari matahari. Beberapa bintang raksasa biru juga ditemukan yang kecil, tetapi massanya mencapai 20x lebih besar dari matahari.
Kembali ke bintang Rigel, salah satu raksasa biru berada di tipe B Memiliki kecerahan 10.000x dari matahari, dengan massa 16 kali matahari bahkan mungkin 40x lebih besar. Astronom lebih suka menyebut ukuran tengah dengan 25x lebih besar dari matahari.
Bintang Rigel sebagai bintang raksasa tidak stabil, dan usia bintang berumur pendek. Karena bintang tersebut agresif memancarkan panas, kecerahan tinggi akibat pembakaran dari gas di bintangnya sendiri.
Dengan urutan usia bintang memiliki beberapa perbedaan. Usia bintang dapat mencapai miliar tahun terus menyala bila bintang semakin berukuran kecil. Karena bintang ukuran kecil rata rata hanya membakar hidrogen lebih sedikit. Jadi semakin kecil ukuran bintang, usia bintang lebih lama menyala. Tetapi panas bintang kurang kuat untuk memanaskan seluruh isi tata suryanya.
Sedangkan bintang raksasa menghasilkan panas dari gas didalam bintang itu sendiri untuk tetap menyala, sedemikian besarnya sampai gas yang dibakar juga lebih besar dan usia bintang tentu lebih singkat. Bisa saja usia bintang raksasa hanya mencapai jutaan tahun.
Bintang raksasa seperti bintang Rigel mungkin jarang ditemukan. Lalu, bagaimana bintang tersebut membentuk dirinya menjadi sangat besar ?, sedangkan bintang lain relatif berukuran lebih kecil.
Peneliti mengatakan dengan beberapa pemahaman lahirnya bintang raksasa.
Pertama, bintang raksasa umum lahir di daerah dengan padat gas, seperti di area nebula. Bintang bergerak dan mengambil gas di sekitarnya di ruang antar bintang.
Membuat bintang terus membesar, mencapai ukuran Blue Giant Star.
Kedua, bintang bergabung. Di daerah pembibitan bintang seperti wilayah nebula Orion, banyak lahir bintang baru dan saling berdekatan (dalam arti antar bintang, bukan dekat ke tetangga). Bintang di daerah tersebut dapat tumbuh denan ukuran 300x matahari kita. Karena bintang tersebut lebih dulu menyala, tapi tidak pernah menjadi bintang di urutan utama.
Dimana bintang ukuran biru raksasa bisa lahir dari kedua teori diatas.
Penelitian menyelusuri data bintang raksasa biru, tidak pernah ditemukan adanya bintang pendamping atau bintang biner. Kemungkinan bintang yang cukup besar, juga memiliki bintang pendamping lain dan disebut bintang biner.
Dari data bintang yang ditemukan, keterangan High Luminositty Blue Loop atau bintang dengan kecerahan tinggi.
Tidak ditemukan jejak bintang pendamping bila bintang sudah berada di urutan paling atas (sisi kanan atas).
Peneliti menyimpulkan bintang Blue Giant Star adalah bintang tipe B atau tipe Blue Supergiant star sebagai ukuran bintang terbesar. Kemungkinan bintang tipe ini sudah bergabung dengan bintang lain, jadi asal bintang raksasa biru setidaknya gabungan dari 2 bintang yang menyatu.
Daerah lain di wilayah pembibitan bintang disebut Large Megallanic Cloud (LMC), dan disebut juga satelit galaksi terbesar dari galaksi kita. Disana terdapat 59 bintang raksasa berusia muda tipe Blue SuperGiant star atau bintang raksasa super biru. Dan penelitian menyebut data spektrum bintang disana cocok dengan model simulasi.
Di area LMC terdapat sebuah bintang paling terang dalam penemuan astronomi, satu yang terbesar bintang R136a1
Bukan bintang terbesar dalam ukuran di galaksi kita. namun memiliki kecerahan paling terang, setingkat 8,7 juta luminositas dari matahari, dan suhunya 53.000K. Ukuran massa sekitar 265 - 315 dari matahari.
Bintang tersebut membakar dirinya lebih cepat dari matahari. Bintang R136a1 adalah bintang muda, diperkirakan lahir pada 800.000 tahun. Sampai saat ini, bintang tersebut telah melepas massanya setara 50x massa matahari.
Kesimpulan, lahirnya bintang raksasa biru sering terbentuk dari gabungan 2 bintang besar lain. Setelah mencapai tingkat kecerahan tinggi, tidak lagi ditemukan jejang bintang pendampingnya.
Dari sana dapat kita simpulkan, bintang raksasa biru memang cukup langka.
Sebuah tata surya baru IRS 23077 telah diamati sejak 2016. Tapi 2 tim peneliti melihat data baru, ini struktur tata surya terbesar yang baru lahir dan pernah diamati. Kesulitan melihat struktur ini, karena kemiringan sudut pengamatan di Bumi.
Bintang biner yang lahir di tempat yang sama tidak selalu identik. Peneliti mencari jawabannya, sampai mengetahui teori ke 3 dimana sebuah bintang memiliki elemen berbeda dibanding bintang pendamping. Kemungkinan telah menelan planet di awal pembentukan tata surya.
Lubang hitam BH3 memegang rekor lubang hitam terbesar dan dekat dengan Bumi. Memiliki massa 33x lebih besar dari Matahari. Benda ini tidak dapat dilihat langsung, tapi dari arah pergerakan getaran bintang dapat disimpulkan adanya gangguan kekuatan gravitasi lubang hitam yang masif.
2 bintang biner, dengan nama T CrB. Bintang T Coronae Borealis adalah bintang biner. Kedua bintang telah diamati beberapa tahun lalu, dan memiliki periode 80 tahun sekali memancarkan Nova. Kedua bintang memiliki jarak cukup dekat. Kemungkinan tahun 2024 akan menyala terang seperti Nova.