Microwave dan plastik tidak sepenuhnya aman

   Green | 3 September 2023

Menggunakan microwave salah satu cara yang cepat dan mudah untuk memanaskan makanan.

Namun salah satu penyebab bagi bayi menelan miliaran partikel sangat kecil yang berpotensi berbahaya, menurut sebuah penelitian.

Meskipun dampak kesehatan dari konsumsi mikro dan nanoplastik masih belum jelas, para peneliti di Universitas Nebraska-Lincoln menemukan tiga perempat embrio sel ginjal embrio yang dikultur telah mati setelah dua hari terpapar partikel yang sama.

Sangat penting untuk mengetahui berapa banyak mikro dan nanoplastik yang kita konsumsi, kata Kazi Albab Hussain, penulis utama studi seorang mahasiswa doktoral di bidang teknik sipil dan lingkungan di Universitas Nebraska–Lincoln.

Saat kita mengonsumsi makanan tertentu, umumnya kita mendapat informasi atau gambaran tentang kandungan kalori, kadar gula, dan nutrisi lainnya.

Saya yakin sama pentingnya bagi kita untuk tahu jumlah partikel plastik yang ada dalam makanan kita.

Pada tahun 2022, WHO merekomendasikan pembatasan paparan terhadap mikro dan nanopartikel plastik dan menyarankan lebih banyak penelitian untuk lebih memahami kemungkinan dampak buruk terhadap kesehatan yang ditimbulkannya.

Studi di Nebraska, yang diterbitkan jurnal Environmental Science & Technology, menemukan dalam beberapa kasus, plastik yang dipanaskan dengan microwave melepaskan lebih dari 2 miliar nanoplastik dan 4 juta mikroplastik untuk setiap sentimeter persegi yang bersumber dari wadah.


Para peneliti mengamati kantong plastik makanan bayi yang terbuat dari polipropilen dan polietilen, plastik yang disetujui Food and Drug Administration.

Hasil pengujian menunjukkan bayi yang meminum produk dengan air microwave dan balita yang mengonsumsi produk susu mengunakan microwave. Dapat mengonsumsi plastik dengan konsentrasi relatif paling besar, menurut rilis berita tersebut.

Setelah kantong tersebut dipanaskan di microwave, para peneliti memaparkan sel-sel ginjal embrionik pada partikel plastik yang dilepaskan dari kantong tersebut dalam konsentrasi yang mungkin terakumulasi bagi anak-anak selama berhari-hari.

Tim tersebut memulai studinya pada tahun 2021, tahun yang sama ketika Hussain menjadi seorang ayah.

Meskipun penelitian sebelumnya telah menyelidiki pelepasan partikel plastik dari botol bayi, belum ada penelitian yang meneliti jenis wadah dan kantong plastik yang biasa dibeli Hussain, dan jutaan orang tua lainnya serta melakukan hal yang sama.


Dalam satu percobaan, para peneliti mengisi wadah dengan air deionisasi atau asam asetat 3%.
Yang dimaksudkan untuk mensimulasikan produk susu, buah-buahan, sayuran dan bahan habis pakai lainnya yang relatif asam.
Lalu memanaskannya dengan kekuatan penuh selama tiga menit dalam 1.000 watt gelombang mikro (microwave).

Setelah itu, mereka menganalisis cairan untuk mencari bukti adanya mikro dan nanoplastik.
Ukuran mikro adalah partikel yang berdiameter setidaknya 1/1.000 milimeter, sedangkan nano adalah partikel yang lebih kecil.

Dampak Microwave dan kemasan plastik

Jumlah sebenarnya setiap partikel yang dilepaskan microwave bergantung pada beberapa faktor, termasuk wadah plastik dan cairan di dalamnya.

Namun berdasarkan model dengan memperhitungkan pelepasan partikel, berat badan, dan konsumsi berbagai makanan dan minuman per kapita, tim memperkirakan bahwa bayi yang meminum produk dengan air microwave dan balita yang mengonsumsi produk susu microwave mengonsumsi plastik dalam konsentrasi relatif terbesar.

Eksperimen dirancang untuk mensimulasikan pendinginan dan penyimpanan makanan atau minuman pada suhu ruangan selama rentang enam bulan juga menunjukkan bahwa keduanya dapat menyebabkan pelepasan mikro dan nanoplastik.

Untuk bayi saya, saya tidak bisa sepenuhnya menghindari penggunaan plastik, kata Hussain.
Tetapi saya dapat menghindari (skenario) tersebut yang menyebabkan lebih banyak pelepasan mikro dan nanoplastik.
Dan masyarakat berhak mengetahuinya, agar mereka harus memilih dengan bijak.

Setelah dua hari, hanya 23% sel ginjal yang terpapar partikel dengan konsentrasi tertinggi yang bertahan.

Para peneliti mencatat, meskipun sel-sel ginjal mungkin lebih rentan terhadap partikel tersebut dibandingkan jenis sel lain yang diteliti dalam penelitian sebelumnya
Peneliti lain menyatakan, cenderung meneliti efek partikel polipropilen yang lebih besar, beberapa di antaranya berpotensi terlalu besar untuk menembus sel.

Dengan demikian, penelitian yang dipimpin Hussain dapat membuktikan hal yang sangat menyedihkan: Terlepas dari kondisi eksperimentalnya, tim Husker menemukan bahwa wadah polipropilen dan kantong polietilen umumnya melepaskan nanoplastik sekitar 1.000 kali lebih banyak daripada mikroplastik.

Tidak menyatakan sepenuhnya "tidak" dengan plastik, karena masih ada kebutuhan. Setidaknya menurunkan ketergantungan dengan bahan plastik ketika memanaskan makanan.

+ unl.edu

Artikel Lain

Sampah sekali pakai dapat didaur ulang kembali menjadi bahan plastik. Penemuan baru untuk mengolah plastik dengan sistem katalis oleh Universitas California. Orang lebih sibuk menganti bahan yang ramah lingkungan, tapi itu tidak terjadi dalam waktu dekat. Industri diharapkan dapat terlibat

Tahun 2018 penelitian framen plastik, pecahan plastik sangat kecil di dalam air kemasan, menemukan potongan besar. Tahun 2024 terdapat partikel plastik dengan ukuran nano. Baru terlihat mengunakan mikroskop SRS. Belum diteliti lebih lanjut jenis plastik terbanyak.

Jika menyukai daging dan kentang maka anda beruntung. Cara memasak kentang goreng rasa McD disebut oleh Mike. Mike sering mengungkap rahasia dengan cara pedas tentang makanan. Bisa dibuat dirumah, cukup 2 menit dengan minyak panas.

Sedotan ramah lingkungan bahan kertas dan bambu, mengantikan sedotan plastik. Tidak juga, beberapa sedotan kertas diteliti mengandung bahan kimia forever. Bahan kimia yang tidak larut dalam tubuh dan alam, atau tidak dapat dibuang serta dapat terakumulasi dalam tubuh. Lebih aman mengunakan sedotan besi atau tanpa sedotan sama sekali.

Kita sering melihat orang-orang muda dan gaya fotogenik sambil mempromosikan mode, makanan, atau layanan kepada banyak pengikut mereka media sosial seperti TikTok atau Instagram. Sekarang kebalikannya, deinfluencer seperti mengatakan sebaliknya. Keduanya dapat bertentangan, tapi dapat saling memperbaiki

Batang tomat umum dibuang oleh pabrik, atau digunakan untuk pakan ternak. Penelitian baru dapat dijadikan pelindung metal seperti aluminium untuk kaleng kemasan. Lebih baik untuk kesehatan dibanding bahan BAP plastik untuk makanan.

Film tentang plastik penemuan inovasi dalam industri, setelah 50 tahun plastik menjadi bencana. Semua negara mengalami masalah dengan plastik. Plastik dari industri minyak menjadi produk, sampah, lalu kemana plastik pergi. Film ini adalah akhir cerita, tetapi masalah baru saja dimulai.

Dari Nairobi pemuda insinyur material membuat batu bata dari bahan plastik. Secara teknik sangat mudah, hanya mencampur komposisi bata dan plastik lalu dipanaskan. Sampah plastik seperti botol plastik memiliki kekuatan tersendiri, Bata tidak mudah pecah bahkan 5-7x lebih kuat dari bata biasa.

Mengkonsumsi kacang termasuk hazelnut, walnut, sebanyaksegengam setiap hari atau sekitar 20g. Usia kita akan bertambah panjang. Kacang memiliki serat tinggi, magnesium dan lemak tak jenuh ganda. Nutrisi tersebut memainkan peran penting untuk memotong resiko penyakit kardio dan mengurangi kolesterol

Sebuah restoran Pay-As-You-Feel di dirikanoleh juru masak Adam Smith. Khusus hanya menjual sayuran bagi restorannya. Tetapi makanan dibuat dari bahan kadaluarsa. Tunggu dulu, seperti apa makanan ini.

Satu lagi ide memanfaatkan botol plastik bekas bisa dibuat menjadi pot tanaman. Bermodalkan botol bekas plastik yang dilubangi di sisi samping, tanah dengan pupuk, kawat dan tanaman. Pemasangan pot bisa digantung di tembok rumah. Bagaimana membuat rumah kaca mini dengan botol plastik



Youtube Obengplus


Trend