Kita mungkin berpikir, setelah melintas batas dari tata surya adalah daerah yang tenang, kosong dan sunyi.
Kenyataannya,
diluar batas tata surya adalah daerah ekstrem. Radiasi antariksa berada
disana. Tapi di Bumi dan planet sekitar tata surya, kondisinya sangat
aman. Bumi terlindung dari radiasi luar dan matahari, karena bumi
memiliki pelindung magnit.
Radiasi
matahari juga melindungi planet bumi dan planet lain, karena angin
matahari mendorong semua radiasi tidak masuk ke dalam tata surya.
Seperti gelembung yang dibentuk oleh matahari, dan planet bumi
terlindung di dalamnya.
Diluar batas tata surya memang aneh, banyak hal tidak terduga. Hal ini dibuktikan oleh rekaman pesawat Voyager.
Nasa Voyaver 1, aktifkan pendorong kedua September 2024 Voyager 1 pada Sep 2024, telah berjarak 24,5 miliar km dari Bumi. Komunikasi membutuhkan 22,5 jam untuk satu arah. Ilmuwan Nasa sekarang terus berusaha agar pesawat ini tetap bekerja seminimal mungkin, di usia 47 tahun beberapa ilmuwan pembuat Voyager sendiri telah meninggal. Tapi masih menyisakan buku petunjuk pengoperasian pesawat ini.
Masalah Voyager 1 sekarang, 1 dari 3 roket pendorong. Dengan bahan hidrazin cair yang melewati katalis aluminium oksida berlapis iridium, membuat uraian nitrogen dan hidrogen. Roket kecil tersebut cukup bekerja selama 1/10 milidetik untuk mengeser pesawat agar antena tetap mengarah ke Bumi. Bertambah usia, karet tangki mulai memburuk dan terjadi endapan, dan diketahui tahun 2018
Perngantinya dari roket pendorong lain untuk mengambil alih roket manuver. Masalahnya muncul, karena roket tersebut terlalu dingin, karena tidak pernah digunakan sejak 6 tahun lalu. Yang lain, tidak ada data lebih lanjut. Akal dari Nasa, mereka melakukan upaya dengan mematikan salah satupemanas selama 1 jam, untuk memberi daya ke pendorong tersebut. Uji coba pada 27 Agustus 2024 lalu, ternyata berhasil aktif. Umur panjang Voyager 1 menjadi pesawat ruang angkasa buatan manusia mencapai jarak terjauh.
Nasa Voyager 2 hilang kontak ke Bumi Juli 2023 Sejak 21 Juli 2023, pesawat ruang angkasa Voyager 2 milik Nasa sempat hilang kontak dengan antena DSN di Bumi.
Kabarnya pesawat yang sudah berada 19,9 miliar km tersebut, menerima perintah baru. Tapi perintah yang dikirim secara salah, dan sengaja mengeser tidak sejajar ke Bumi sampai 2 derajat.
Pergeseran antena menganggu transmisi dengan Bumi, dan sinyal dari Voyager 2 tidak diterima lagi oleh antena DSN, juga sebaliknya pesawat tidak menerima sinyal dari Bumi yang menangani pesawat ruang angkasa. Voyager 2 di program untuk mengatur ulang orientasi beberapa kali setiap tahun, agar antena tetap mengarah ke Bumi. Setelah 2 minggu tidak ada sinyal, sinyal dikirim untuk perbaikan, butuh 37 jam dari sinyal Bumi ke Voyager 2 dan kembali dibalas ke Bumi. 4 Agustus 2023, sinyal data sain sudah dapat diterima di Bumi.
Nasa mau oprek Voyager 2 dari jarak jauh April 2023 Power semakin menurun, butuh upaya cerdas memperpanjang Voyager 2. Jarak 20 miliar km dari Bumi, butuh 22 jam untuk komunikasi. Dijadwalkan, tahun 2024 Nasa akan menutup 1 dari 5 instrumen penelitian Voyager 2. Tapi berubah setelah ada cara untuk mempertahankan instrumen dapat bekerja lebih lama.
Data sain yang dibawah Voyager semakin berharga, karena pesawat ini saja yang mampu mencapai tepian ruang angkasa. Ada bagian board yang dirancang untuk melindungi pesawat antariksa ini dari lonjakan tegangan yang merusak. Power tersebut dapat dimanfaatkan walau tidak banyak atau tidak cukup untuk 5 instrumen dapat aktif. Tim JPL akan memantau dalam beberapa minggu atau kinerja probe tersebut di bulan Mei 2023. Bila bekerja baik, akan diterapkan ke satu pesawat lain Voyager 1.
Nasa perbaiki kesalahan Voyager 1 Desember 2022 Pesawat ruang angkasa yang sudah berusia 45 tahun, Mei 2022 mengirim data aneh ke Bumi. Data tidak akurat, dari sistem kontrol attitude. Tim insinyur Nasa akhirnya membuka buku petunjuk lama dan menemukan kesalahan pada Agustus 2022. Itupun sudah di dalam kotak lab JPL, setelah tim meminta akses ke dokumen. Sistem kontrol Atttude bergugas mengarahkan antena ke Bumi untuk mengirim data telemetri. Data telemetri dasarnya untuk status kondisi sistem di pesawat ruang angkasa. Sebelumnya tim insinyur mengira gangguan di ruang antar bintang dengan radiasi tinggi menjadi penyebab anomali. Sampai diketahui sumber data yang rusak tersebut berasal dari sistem kontrol Attitude yang merute informasi ke computer yang mati.
Sebagian perangkat memang di nonaktifkan untuk menghemat power Voyager 1. Seperti sistem pemanas instrumen sain, dengan harapan Voyager dapat bekerja sampai tahun 2030. Sejauh ini kedua Voyager masih dapat berkomunikasi ke Bumi dengan baik.
The Allen Telescope Array (ATA) tangkap sinyal Voyager 1 - 9 Juli 2022
Sinyal yang diterima hanya 160 bit perdetik di Bumi, dan komunikasi 2 arah dari Voyager mengunakan teleskop Deep Space. Satu pencapaian dari teleskop ATA ketika menerima sinyal dari pesawat ruang angkasa Voyager 1 Teleskop radio Array ATA, merekam sinyal selama 15 menit dari Voyager 1. ATA dikembangkan tim institusi Seti dan tim Berkeley radio astronomi. Fasilitas bernilai lebih dari 30 juta dollar diberikan mantan pendiri Microsoft Paul Allen. Dan dana lain disumbang oleh pendiri Qualcomm dan kepala ilmuwan Franklin Antonio untuk menyelesaikan pembangunan antena Array.
Di fasilitas observasi Hat Creek Radio, terdapat 42 antena parabola dengan diameter 6 meter. Ukuran antena lebih kecil setidaknya mengunakan pendekatan yang sama seperti memiliki antena dengan parabola besar, dengan kekurangan pada sensitif antena menangkap sinyal radio. Dengan mengabung antena parabola lebih kecil, sinyal Voyager 1 dapat di tangkap 20 antena dari 42 antena yang ada.
Voyager memasuki usia 45 tahun Agustus 2022 Voyager 1 diluncurkan 20 Agustus 1977, dan Voyager 2 pada 5 September 1977. Tahun 2018, Voyager 1 dan 2 memasuki tepi tata surya dan berada di Heliopause. Tempat tersebut sebagai area angin matahari bertemu dengan ruang antar bintang. Voyager harus melewati awan Oort, tempat dimana benda es yang mengelilingi tata surya. Sistem
Voyager 2 sebagian peralatan sudah di nonaktifkan untuk memberikan
power nuklir bertahan selama mungkin, setidaknya sampai tahun 2030an.
Voyager 2 pada Agustus 2022 telah berjarak 19 jam cahaya dari Bumi. Demikian juga transmisi dari pesawat ruang angkasa tersebut, sinyal baru diterima 19 jam setelah dikirim dan sebaliknya.
Bila Voyager 2 nanti berhenti mengirim sinyal, pembangkit pemanas mini nuklir dengan bahan bakar plutonium 238 diharapkan
dapat bertahan sampai 87 tahun. Termasuk piring emas yang dibawah untuk memberi pesan bila ditemukan mahluk lain. Perlahan elemen tersebut hancur dan berubah menjadi
timbal, setidaknya nanti sampai 4,5 miliar tahun.
Februari
2014, Voyager 1 menangkap suara diluar batas ruang angkasa, dimana
daerah tersebut masih terjangkau oleh magnetik dari badai matahari.
Profesor
fisika Don Gurnett mengatakan Voyager menangkap suara gelombang kejut
yang dinamakan Tsunami Wave. Walau Voyager 1 sudah melakukan perjalanan
sejauh 400 jt km. Kepadatan plasma diluar garis tata surya semakin
tinggi. Tidak jelas dari mana asal suara tersebut sampai tertangkap
instrument Voyager. Apakah getaran berasal dari matahari atau benda
lain.
Link rekaman dari Voyager di publikasikan oleh Space
Nasa mengirim Voyager 1 dan Voyager 2. Tapi keduanya berlawanan arah. Voyager 1 mengunakan teknik ketapel dengan melontarkan pesawat tersebut ketika melintas di planet Saturnus. Voyager 2 diluncurkan 20 Agustus 1977. 2 minggu setelah Voyager 1 diluncurkan. Sekarang
keduanya sudah sangat jauh dari Bumi. Untuk melakukan komunikasi,
dibutuhkan waktu 17 jam untuk Voyager 1 dan 14 jam untuk Voyager 2.
Voyager
1 sudah di konfirmasi oleh NASA sudah meninggalkan tata surya. Satelit
yang diluncurkan tahun 1977 menjadi benda buatan manusia yang pergi
paling jauh. Kabarnya sudah berjalan sendirian, dan akan terus melakukan
perjalanan ke titik tengah galaksi Bimasakti.
Sebelum
lepas dari jalur tata surya, Voyager 1 melewati daerah Heliopause yang
ada diantara Heliospere dan Interstellar. Sebelumnya Voyager masih
memberikan data dan menditeksi di area tersebut memiliki kekuatan plasma
elektron lebih kuat 40x dibanding di daerah Heliospere. Menurut data,
Voyager 1 sudah meninggalkan batas tata surya pada 25 Agustus 2012 tahun
lalu.
Untuk
Voyager 1 sudah berjalan sejauh 11.6 milyar mil atau sekitar 21 milyar
km dari titik matahari. Membutuhkan waktu 36 tahun lalu dan baru tiba
disana. Selama 36 tahun perjalanan Voyager 1 baru menempuh 1/500 jarak tahun cahaya. Seandainya Voyager 1 diarahkan ke planet "Tau Ceti e" / planet seukuran bumi yang mungkin bisa di tinggali (disebut Exoplanet) dengan jarak 12 tahun cahaya. Dengan kecepatan saat ini, membutuhkan waktu 200 ribu tahun baru sampai disana.
Lalu kapan Voyager 1 bisa mencapai titik tengah galaksi Bimasakti. Tinggal dihitung saja. Panjang galaksi Bimasakti sekitar
100.000 tahun cahaya. Asumsi matahari berada ditengah galaksi maka
jarak ke titik tengah sekitar 50.000 tahun cahaya. Kalikan 50.000 x 500
(perjalanan voyager selama 36 tahun dalam satuan tahun cahaya). Sama
dengan 25.000.000 kalikan dengan perjalannan terakhir 36 tahun. Yah
sekitar 900 juta tahun lagi baru sampai kesana. Itupun kalau jalannya
lurus.
Bisa dilihat wajah para peneliti dibawah ini, karena sudah 36 tahun mereka mengamati perjalanan Voyager
Dari Popsci menanyakan tentang Voyager 1 ke tim NASA
Bagaimana
tim NASA bisa menangkap signal dari Voyager 1. Bisa saja, dengan
teknologi saat ini, signal radio yang dikirim dari Voyager 1dapat
ditangkap. Nasa mengunakan antena sangat kuat Deep Space Network. Walau
pemancar di Voyager hanya berkekuatan 20W.
Apakah
Voyager 1 masing bisa mengirim foto ke Bumi. Katanya camera Voyager 1
sudah dimatikan setelah mengambil foto Pale Blue Dot pada tahun 1990.
Gambar terakhir diambil dari jarak 6 milyar km dan bumi hanya terlihat
seukuran 0.12 pixel
Dibawah ini gambar Pale Blue Dot yang terakhir diabadikan oleh Voyager 1
Camera
di Voyager 1 dimatikan agar menghemat baterai dan power digunakan untuk
instrumen yang bisa menditeksi partikel di sekitar Voyager. Camera dan
pemanas sudah terpapar udara sangat dingin. Seandainya diaktifkan
kembali dari bumi, belum tentu camera bisa bekerja
Berapa
lama signal dari Voyager bisa ditangkap di bumi. Bila dihitung pada
jarak saat ini, membutuhkan waktu 17 jam diterima ke bumi.
Jenis
data apa yang dikirim dari Voyager. Di Voyager memiliki alat
pengukur partikel energi LECP dan CRS, data magnetometer dari tim MGA,
data gelombang radio plasma dari tim PWS, data plasma dan spektrum
ultraviolet dari UVS. Data yang dikirim masih berbentuk 0, 1 (biner).
Dan dibutuhkan software untuk membuka data dari Voyager.
Bila
ditanya, berapa lama Voyager masih bekerja. Mungkin sampai tahun 2020,
setelah itu peralatan akan dimatikan bertahap. Dan tahun 2025 akan
dimatikan semuanya.
Data
apa yang dapat diambil dari Voyager pada sisa aktif kerjanya. Masih ada
beberapa instrumen seperti menditeksi sinar kosmik galaktik (ACRS) dan
medan magnetik galaksi, kemungkinan peralatan gelombang plasma bisa
bekerja. Voyager mengunakan baterai nuklir, sampai kekuatan baterai ini
habis dan mungkin sudah habis di tahun 2025.
Bila baterai di Voyager habis, apakah bisa terditeksi. Kemungkinan besar tidak.
Berapa kecepatan Voyager, katanya sekitar 38 ribu mil perjam dan akan terus menjauh dari Bumi.
Seandainya Voyager terus menjauh, maka akan terus mendekat ke gugus bintang konstelasi Ophiuchus pada tahun 40272.
Bagaimana
procesor dan memory yang ada di Voyager dibandingkan sebuah smartphone
saat ini. Tentu beda jauh, ketika Voyager dibuat belum ada chip procesor
yang kecil seperti chip smartphone. Memory lebih kecil 270 ribu kali,
dan procesor tidak berbentuk seperti procesor sekarang tapi dirancang
khusus untuk pengolah data instrumen.
Para
insinyur yang menangani proyek Voyager, sebagian sudah tiada. Tetapi
Nasa berharap mendapatkan data lagi selama 10 tahun terakhir aktivitas
Voyager 1, kata Dodd. Setelah itu, mungkin tersisa 5-7 tahun masih bisa
mengirim signal ke bumi.
Walaupun
computer di Voyager masih sangat sederhana, sistem computer dapat
mengendalikan Voyager dan terbang sendiri. Sistem computer akan
mengambil tindakan untuk dirinya bila terjadi sesuatu yang tidak beres.
Untuk mengirim signal ke Voyager membutuhkan waktu semakin lama 17,5
jam, dan balasan dari Voyager membutuhkan waktu yang sama untuk
melaporkan kondisi pesawat.
Voyager
1 yang diluncurkan tahun 1977 telah mencapai jarak 19 miliar km, dan
terbang dengan kecepatan 65 ribu km perjam. Jarak tersebut setara 137
(AU) kali jarak bumi ke matahari.
Voyager
2 baru mencapai jarak 112 AU, walau masih kalah jauh, sinyal
pesawat ruang angkasa tersebut lebih sulit didengar.
Pesawat
ruang angkasa Pioneer 10 dan 11 juga hilang kontak pada tahun
2003 ketika sinyal terus melemah dan satu lagi sudah lebih dahulu
hilang pada tahun 1995. Dirancang bekerja selama 21 bulan tapi masih
bekerja sampai 22 dan 31 tahun. Kedua pesawat kehilangan kendali pada
fungsi motor. Membuat antera yang seharusnya diarahkan ke bumi
tidakbekerja.
Pesawat paling jauh ketiga adalah New Horizons
yang diluncurkan 2006, dan mencapai planet Pluto pada tahun 2015.
Diperkirakan dapat sampai ke sabuk Kuiper di tahun 2019. Bila power
pesawat masih mencukupi, misi dapat diperpanjang sampai 2030 atau
kemungkinan sampai tahun 2040..
Dibawah
ini data nasa menangkap suara di daerah interstellar space. Suara
tersebut terdengar di daerah ruang antar bintang. Instrumen gelombang
plastma Voyager 1 masih menditeksi getaran plasma atau gas yang
terionisasi. Periode antara November 2012 sampai April sampai Mei 2013.
Grafik
merah menunjukan kepadatan plasma di daerah, dan biru menunukan
gelombang lebih lemah. Diperkirakan Voyager satu telah bertemu dengan
plasma antar bintang pada bulan Agustus 2012.
Dimana Voyager 1 (2016) Sekarang
dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Posisi Voyager 1 sudah berada di
Heliopause. Dan berada di batas tatasurya, pertemuan antara ruang hampa
menuju awan Oort yang entah tidak diketahui kapan pesawat ruang angkasa
tersebut sampai. Kira kira posisi Voyager 1 telah berada 13,9 jam
cahaya dari Bumi
Click gambar untuk memperbesar.
Film The Farthest tentang Voyager (April 2017) Film
Voyager dibuat, menceritakan petualangan tim insinyur yang mampu
mengirim sebuah benda di ruang angkasa untuk menjelajah puluhan tahun. Bagaimana
kecepatan Voyager meluncur di ruang angkasa dengan kecepatan 16km
perdetik bahkan kita tidak bisa melihat, komunikasi ketika benda
tersebut berada ditempat sangat jauh. Benda buatan manusia terjauh yang
pernah diluncurkan begitu kecil untuk ukuran tata surya kita. Puluhan tahun sudah terbang begitu cepat, tapi baru mencapai 20 miliar km lebih. 50 tahun sejak diluncurkan, 5 abad benda tersebut terus terbang sampai di tepi tata surya.
Desember 2017 Voyager
1 mengunakan Thurst Control untuk menjaga antena agar tetap mengarah ke
Bumi. Fungsinya agar komunikasi pesawat ruang angkasa tetap dapat
terhubung ke antena Deep Space Network.
Ahli jet Carl Guernsey dan Todd Barber dari JPL Nasa
mempertimbangkan berbagai intervensi, dan kondisi respon pesawat ruang
angkasa. Mereka mengusulkan melakukan manuver untuk mengkoreksi arah
pesawat Voyager yagn sudah berada di ruang angkasa selama 40 tahun
tersebut dan terakhir roket pendorong bekerja 37 tahun lalu. Terakhir roket di Voyager 1 akan dioperasikan lagi. Agar komunikasi berjalan setidaknya sampai 2-3 tahun kedepan.
Roket
pendorong dibuat perusahaan Aerojet Rocketdyne dengan nama
MR-103. Yang digunakan untuk pesawat ruang angkasa milik Nasa lain
seperti Cassini dan Dawn.
Teknik
yang dilakukan tidak mudah, posisi Voyager sudah begitu jauh. Untuk
satu tembakan jet selama 10 milidetik dari 4 roket, analisa arah Voyger
baru terjawab setelah 19 jam 35 menit setelah data sampai ke Bumi pada
28 November 2017. Sampai sinyal Voyager dapat tertangkap dengan antena
di Goldstone California. 29 November 2017 telah dikonfirmasi TCM bekerja
sempurna. Sistem roket TCM
secara bertahap dilakukan bulan Januari 2018. Masing masing membutuhkan
pemanasa untuk dioperasikan. Ketika di operasikan, dibutuhkan power.
Masalah akan muncul karena pesawat Voyager 1 sudah usang. Bila power
tidak cukup, pekerjaan akan dialihkan kembali ke pengaturan tekanan.
Voyager
2 kondisinya lebih baik dibanding Voyager 1. Voyager 2 masih berada di
belakang Voyager 1, hanya kedua pesawat pergi dengan berlawanan arah dan
membutuhkan beberapa tahun kedepan agar Voyager 2 memasuki wilayan antar
bintang.
Berapa cepat Voyager melakukan perjalanan. Orang pintar di Nasa merancang lintasan 2 pesawat Voyager tidak lurus, Tapi memiliki lintasan melengkung. Ketika
pesawat Voyager melwati orbit matahari dengan kecepatan heliosentris
(kecepatan terpusat pada matahari), dibanding kecepatan orbit Bumi
(sekitar 30km perdetik) ditambah dorongan sekitar 6 km perdetik.
Perceepatan
gravitasi matahari terus menerus dapat memperlambat kecepatan pesawat
ruang angkasa tersebut. Ketika pesawat melintas dekat Jupiter, kecepatan
pesawat menurun dari 26km perdetik menjadi 10km perdetik. Orang
nasa membuat perhitungan tersebut ketika pesawat lewat dekat Jupiter.
Dan pesawat tertarik oleh gravitasi planet seperti ketapel.
Voyager 2 mendapat peningkatan kecepatan menjadi 18km perdetik ketika lewat dekat Jupiter. Pada saat mendekati planet Saturnus, Voyager 2 mengalami penurunan kecepatan menjadi 16km perdetik. Lalu lewat dekat Saturnus, pesawat tertarik oleh gravitasi planet Saturnus dan kecepatan meningkat lagi menjadi 34km perdetik. Setelah lepas dari planet Saturnus, pesawat terus bergerak dengan kecepatan 29km perdetik. Berbeda dengan pesawat Voyager 1. Pesawat tersebut tidak lewat melalui Uranus dan Neptunus.dan bergerak menjauhi bumi lebih cepat. Pesawat ruang angkasa belum dapat lepas dari gravitasi matahari. Secara perlahanan kecepatan pesawat akan menurun. Saat ini Voyager 2 melintas dengan kecepatan 15,4km perdetik, sedangkan Voyager 17km perdetik.
Kecepatan pesawat ruang angkasa mengapa butuh waktu bertahun tahun. Pesawat
ruang angkasa Voyager 1 dan 2 yang diluncurkan tahun 1977, hanya
melakukan perjalanan 61 ribu km perjam dan 55 ribu km perjam Membutuhkan
bantuan ketabel dari beberapa gravitasi planet. Tahun 2019 sudah
mencapai ruang antar bintang dan masih terus menjauh.
New
Horizon pesawat ruang angkasa lebih baru diluncurkan tahun 2006. Dan
langsung gas lurus ke arah Pluto dan mencapai kecepatan 58.500km perjam
untuk penelitian di planet Pluto. Menjadi pesawat ruang angkasa tercepat untuk awal perjalanan. Setelah
diluncurkan baru tiba di sekitar Jupiter tahun Feb 2007 kemudian,
melewati Saturnus tahun Jun 2008, Feb 2010 baru separuh perjalanan
menuju Pluto. Feb 2015 baru sampai di planet Pluto untuk observasi.
Untuk
mencapai jarak 4,27 tahun cahaya seperti sampai ke bintang Alpha
Centauri yang paling dekat ke Bumi. Pesawat ruang angkasa yang ada saat
ini membutuhkan waktu 78.000 tahun.
Seandainya
ada sebuah pesawat yang mampu melaju dengan kecepatan cahaya, 300 ribu
km perdetik (bukan perjam). Kecepatan cahaya setara 1,08 miliar km
perjam. Jadi cahaya lebih cepat 21.600 kali dari pesawat ruang angkasa.
Seandainya
pesawat ruang angkasa mampu bergerak dengan kecepatan cahaya. Nyatanya
tidak cepat cepat amat, hanya terlihat seperti dibawah ini di ruang
angkasa.
Voyager 2
Voyager 2 sekarang dimana Okt 2018 Nasa mengatakan Voyager 2 telah memasuki wilayah heliosheath walau masih di belakang dari jarak Voyager 1. Oktober 2018 tercatat jaraknya mencapai 17,7 miliar km dari Bumi.
Bukti
pesawat telah melalui wilayah tersebut, instrumen menditeksi
meningkatnya radiasi kosmik dari luar angkasa mengenai
peralatan. Nasa akan memantau status Voyager 2 dalam 1 bulan, untuk
menganalisa data yang diterima oleh pesawat ruang angkasa tersebut.
Kejadian yang sama seperti Voyager 1 yang terditeksi pada tahun2012 sebelum keluar dari sistem tata surya.
2018 Desember Voyager 2 telah keluar ke ruang antar bintang, Nasa mengkonfirmasi pada 10 Desember 2018. Menjadi peralatan buatan manusia ke 2 yang mampu melewati batas tata surya atau berada di wilayah heliosphere Voyager
2 membutuhkan waktu lebih lama karena pergi ke arah berbeda. Sedangkan
Voyager 1 telah memasuki ruang antar bintang lebih dahulu di tahun 2012. Jarak Voyager 2 ke bumi telah mencapai 17 milyar km pada 5 November 2018. Sensor
pesawat menditeksi peningkatan medan magnit dari wilayah antar bintang
dan radiasi sinar kosmik yang berasal dari tata surya. John Richardson mengatakan instrumen tidak lagi menditeksi plasma dari angin matahari disana. Intrumen
Voyager 2 memiliki peralatan plasma yang masih bekerja, sehingga
peneliti dapat menditeksi adanya angin dari matahari. Voyager 1 tidak
menditeksi, karena instrumen rusak pada tahun 1980.
2019 Juli Masalah power setelah terbang 40 tahun lebih di ruang angkasa. Voyager 1 dan 2 mengunakan bahan bakar plutonium 238. Mengubah panas menjadi energi listrik.
Voyager 1 Karena
energi panas di dalam RTG menurun, dan kinerja efisien juga menurun
dari waktu ke waktu. Reaktor hanya menghasilkan listrik 40% lebih
sedikit dari pertama kali bekerja. Sehingga pesawat ruang angkasa harus menonaktifkan beberapa peralatan agar dapat bekerja sampai melewati tahun 2025 nanti.
Voyager 2 Lebih mendesak karena membawa peralatan yang membutuhkan power lebih besar. Sampai
2019, insinyur Voyager menonaktifkan CRS atau Cosmic Ray Subsystem.
Peralatan untuk mengukur lingkungan di sekitar pesawat seperti meneliti
heliosphere ketika angin matahari berinteraksi dengan batas ruang
angkasa atau ruang antar bintang.
Peralatan medan magnet dan sensor plasma masih mendapat power untuk pemanasan. Setidaknya sampai tahun 2019.
Februari 2020. Nasa melaporkan Voyager 2 mengalami teknis. Kabarnya Voyager 2 dalam posisi Safe Mode, alias terkunci. Voyager
2 terlihat gagal melakukan manuver yang di jadwalkan 25 Januari 2020.
Dimana pesawat ruang angkasa tersebut diharapkan dapat berputar
360 derajat penuh untuk mengkalibrasi instrumen medan magnet. 2 instrumen dilakukan untuk bekerja bersamaan, membuat meningkatnya pemakaian power dan power drop. Tanggal 28 Januari 2020, tim Nasa berhasil mematikan satu instrumen yang membutuhkan power paling besar. Diharapkan instrumen kedua dapat diaktifkan untuk mengembalikan pesawat ke posisi normal. Jarak
Voyager 2 pada Februari 2020 mencapai 18,5 miliar km. Komunikasi
Voyager 2 ke bumi harus dilakukan 17 jam untuk mengirim perintah, dan 17
lagi untuk mendapatkan balasan dari pesawat.. Bagaimana
insinyur Nasa dapat memperbaiki. Instrumen berhasil dimatikan, bahkan
berhasil me-reboot ulang beberapa instrumen sain yang sudah di
nonaktifkan. 5 Februari 2020, pesawat dapat mengambil data sain terbaru dan pesawat normal kembali. Dan tim sedang mengevaluasi kondisi instrumen, setelah instrumen dimatikan.
Maret 2020. 2
Maret 2020, tim Nasa tidak akan mengirim sinyal ke Voyager 2 seperti
biasanya, sampai 11 bulan kedepan (Feb 2021) setelah upgrade antena
terbesar selesai Januari 2021. Antena terbesar untuk komunikasi di
Canberra akan di upgrade dan perbaikan selama 11 bulan.
Nasa
melakukan Offline perangkat penting yang digunakan untuk mengirim data
observasi di ruang antar bintang. Power digunakan untuk melakukan
manuver agar antena dapat mengarah ke Bumi serta menjaga suhu dengan
pemanas di pesawat Voyager 2 tetap nyaman.
Nasa
akan fokus penelitian untuk planet Mars di musim panas 2020. Dan antena
DSN harus dipakai untuk misi baru tersebut dibanding mengamati data
dari Voyager 2. Karena komunikasi
ke Voyager 2 membutuhkan satu satunya antena DSN paling kuat untuk
mendapat perintah dari Bumi, Nasa sedang mengupgrade antena terbesar 70
meter. Sedangkan 3 antena untuk layanan ruang angkasa hanya berukuran 34
meter. Arah antena ke Voyager 2 lebih miring ke bawah Bumi atau berada
di Selatan. Sehingga komunikasi hanya dilakukan dari antena di Australia Dari 4 antena DSN yang dipakai, sementara hanya 1 saja untuk komunikasi ke Voyager 2.
November 2020 Nasa
berhasil mengirim perintah ke Voyager 2. Setelah Maret 2020, tidak
menghubungi Voyager 2 karena antena besar dilakukan upgrade Antena DSS43 berada di Australia baru di upgrade setelah 47 tahun digunakan. Sehingga lebih mudah melakukan komunikasi dengan pesawat ruang angkasa yang sangat jauh seperti Voyager.
Juni 2022 Tim ilmuwan menghdapai dilema dan harus membuat keputusan berani. Instrumen Voyager membutuhkan pemanas untuk bekerja. Tetapi penurunan power 4W terjadi setiap tahun. Tahun 2019 instrumen sinar kosmik / CRS di Voyager 2 telah di nonaktifkan. Peralatan tidak mati, dan masih mengirim data. Agustus 2022 tim akan memutuskan bagaimana mengelola power agar kedua pesawat ruang angkasa dapat bertahan.
Lalu keduanya mau kemana. Nasa
berharap kedua pesawat ruang angkasa Voyager 1 dan Voyager 2 mampu
bertahan sampai 9 tahun kedepan. Setidaknya masih mengirim data sampai
tahun 2027 nanti. Dengan beberapa peralatan yang sudah dimatikan, dan
pesawat dalam keadaan di tidurkan.
Terhitung mulai tahun 2018, Dr Stone memperkirakan kedua apesawat Voyager 1 dan 2 baru mencapai
awan Oort dalam 300 tahun. Disanalah menjadi sumber wilayah komet
yang mengorbit ke matahari dan beberapa batuan yang menyimpang masuk ke dalam tata surya.
Perlahan
sebagian besar instrumen akhirnya dimatikan, sampai pesawat tersebut
sudah tidak lagi memiliki sumber tenaga. Dan tidak lagi mengirim data ke
Bumi. Selebihnya akan menjalah sendiri sendiri di ruang angkasa.
Oleg Kononenko kosmonot paling lama tinggal di ruang angkasa, 1111 hari. Frank di jadwalkan tinggal selama 6 bulan, tapi masalah di stasiun malah dia harus disana 1 tahun. Astronot wanita paling lama di ISS, Chrisina Koch, tinggal selama 328
hari, berangkat Maret 2019, pulang Februari 2020.
Sebuah
kotak terbungkus warna emas dibawa disimpan di dalam sasis robot
Perseverance. Peralatan tersebut akan membuka salah satu kunci dari
tantangan manusia menjelajah ke planet Mars. Tim MIT tetap menguji dengan kondisi alam di Mars, khususnya pada akhir musim.
Setelah renana bertahun-tahun, roket Artemis 1 siap diluncurkan Agustus 2022. Menguji
modul Orion untuk terbang mendekati Bulan, tapi misi percobaan tersebut
tidak membawa astronot. Masih 1 tahap untuk menguji membawa astronot dan
terakhir baru mendarat
Gambar berwarna Teleskop James Webb atau JWS sangat menakjubkan untuk studi ilmiah. Ada satu tempat disebut cluster galaksi SMACS 0723, kelompok galaksi saling berdekatan. JWS juga mendapatkan 4 galaksi yang jauhnya 13 miliar tahun cahaya.
Seperti sensus bintang, teleskop
Gaia mencatat 1,8 miliar bintang di galaksi kita telah dipetakan. Ternyata bintang biner di galaksi Bima Sakti sangat banyak, mencapai 800 ribu bintang biner telah ditemukan. Arah gerakan bintang juga dapat diketahui arahnya.
Teleskop
Magellan di gurun Cile mengunakan teknologi baru, GMT Giant Magellan Telescope. Tersisa 1 cermin dari 6 cermin telesekop tahap pengerjaan. Satu cermin membutuhkan waktu 4 tahun pembuatan. Mendapat dana 205 juta dollar untuk konstruksi cermin, dan rangka teleskop
Misi MAV Nasa untuk mengirim batuan Mars ke Bumi tidak semudah rencana awal. Rencana mengirim bersamaan pengambil sampel dan roket keluar dari Mars, belum dapat dilakukan. Nasa meminta batuan ESA mendisain pesawat ruang angkasa untuk mengirim balik ke Bumi.
Misi
Lucy berhasil diluncurkan, sebuah pesawat ruang angkasa yang meneliti asteroid Trojan. Melakukan perjalanan selama 12 tahun. Dalam orbit planet Jupiter terdapat 2 kelompok asteroid.
Diperkirakan asteroid disana memiliki data awal pembentukan tata
surya. Pesawat ruang angkasa harus mengejar 2 sisi orbit
DSN 43 tangani misi Mars 2020 Perseverance Feb 2021. DSN 43 menjadi antena paling kuat dari 14 antena komunikasi pesawat ruang angkasa. Yang ini
bukan antena komunikasi biasa seperti komunikasi satelit dan pesawat, tapi
untuk komunikasi pesawat ruang angkasa. DSN atau Deep Space Network
adalah
sistem antena yang berada di 3 negara.
Manusia melihat planet Mars dari dekat dengan gambar hitam putih. Foto pesawat ruang angkasa Mariner 4 tahun 1974 membuat foto permukaan Mars. Puluhan tahun berlalu film Mars One Day On The Red Planet telah lengkap. Sekarang Mars sudah dipetakan secara lengkap dan detil, walau disana jauh berbeda dengan Bumi. Sampai misi misi terakhir Curiosity dan kemungkinan manusia tinggal di Mars sebagai koloni planet kedua..
Foto robot Curiosity berada di planet Mars. Diabadikan dari ketinggian 400km oleh pesawat MRO. Lokasi robot terlihat seperti titik biru dari pantulan panel surya. Video ini adalah foto asli di permukaan planet Mars. Diambil oleh
pesawat ruang angkasa mengunakan camera HiRise.
Amerika memproduksi Plutonium-238 dalam jumlah lebih banyak. Fasilitas nuklir Federal yang diperbaharui di Idaho
dan Tennessee membuat Plutonium-238. Untuk apa
bahan Plutonium-238, pastinya untuk misi ruang angkasa. Mengapa bahan ini penting untuk ilmu pengetahuan.
Ketika berbicara antariksa, gambar bintang, galaksi tentu diabadikan
oleh teleskop. Salah satu tempat observasi paling berjasa di dunia
astronomi
adalah VLT / Very Large Telescope. Pengamatan VLT tidak
hanya melihat galaksi yang jauh. Tapi benda yang ada disekitar galaksi
kita sampai bintang.
Siapa yang bertugas menghitung perjalan pesawat ruang angkasa. Namanya Finley salah satu manusia computer di JPL Nasa. Dia masih bekerja , dan beberapa proyek besar dihitung oleh Finley.
Apakah mungkin pesawat ruang angkasa terbang dekat dengan matahari. Nasa
menyebut ini misi pertama mereka untuk mengirim sebuah pesawat
penelitian atau probe untuk meneliti permukaan matahari. Tetapi pesawat
tidak terbang sampai ke permukaan matahari. Hanya mencapai jarak 6 juta
km dari bintang yang menyala.
Tahun 1996 teleskop Hubble diminta untuk mengarahkan ke satu arah yang
kosong. Ruang kosong tersebut ukurannya sangat kecil, apa benar disana
memang kosong. Film terbaru dengan penemuan teleskop Hubble. Yang dilihat kosong di ruang angkasa ternyata ada isinya. Ini cerita setelah teleskop Hubble pensiun
Update pesawat ruang angkasa Juno menangkap suara di planet Jupiter pada 27 Agustus 2016. Suara di ruang angkasa memiliki frekuensi. Tetapi suara yang di dengar di
pesawat ruang angkasa adalah gelombang frekuensi rendah, berbeda dengan
suara yang di dengar manusia yang harus melintas melalui media udara.
Melewati batas tata surya, masih ada suara yang bisa di dengar oleh
pesawat Voyager 1