Film The Story of Plastic menceritakan tentang plastik dirilis tahun 2019, penemuan inovasi dan digunakan manusia setengah abad sejak ditemukan.
Sekarang bahan plastik sudah menganggu lingkungan. Mengapa dari industri dengan teknologi baru membuat menjadi bencana.
Dengan durasi 1 jam 26 menit dimulai dari penemuan bahan plastik, dan dalam setengah abad plastik menjadi masalah sangat besar bagi kehidupan manusia.
Awalnya plastik menjadi produk terbaik, produk yang kuat, tahan air, kuat, tidak mudah pecah dan ringan.
Plastik terbuat dari material minyak bumi. Plastik adalah inovasi produk baru. Plastik menjadi alternatif penganti kayu dan besi.
Awalnya mengantikan peralatan rumah tangga seperti piring porselen, dan perkembangannya terus berlanjut ke berbagai produk.
Melihat benda di sekitar kita, apa yang tidak terbuat dari plastik. Sekarang apa yang tidak dibuat dari plastik. Apapun benda yang kita sentuh dan kita lihat, lebih banyak yang kita pegang adalah plastik.
Smartphone, mouse, keyboard, kulkas, ac, remote, tv, microwave, pintu, gagang panci, gantungan baju, buble warp, kancing, steker listrik, kursi, lampu, camera, pemantik api, tas, lampu jalan, minuman kemasan, kartu kredit, atap rumah, kaca mata, sendok, garpu, piring sekali pakai dan banyak lagi. Entah produk apa yang tidak mengunakan plastik saat ini.
Berjalan waktu nama plastik berubah menjadi polusi plastik. Hanya setengah abad ditemukan, produksi plastik menjadi produk raksasa atau sampah raksasa. Material yang sebagian tidak dapat diolah dan bertebaran di seluruh dunia. 10% sampah yang dibuang adalah plastik.
Plastik yang tidak dipakai atau rusak akan dibuang sebagai sampah, karena sebagian besar plastik tidak dapat di olah. Dekomposisi plastik membutuhkan waktu 50 tahun untuk plastik stereoform terurai, plastik gelas 400 tahun, dan popok sekali pakai 450 tahun, tali pancing plastik 600 tahun. Yang lain tidak dapat diurai dalam ribuan tahun.
Plastik berasal dari minyak bumi dan gas. Dioleh menjadi bahan plastik dan masuk ke pabrik pembuat kemasan. Lembaran plastik digunakan untuk berbagai industri seperti produk jadi atau makanan kemasan. Setelah sampai di tangan konsumen, kemana plastik pergi.
Tina Mafira seorang pengiat diet plastik dari Indonesia mengungkap. Bahan plastik kemasan sekali pakai begitu banyak di sungai. Tina seperti 1.500 organisasi dan gerakan lain yang melihat sampah plastik dan gencar kampanye diet kantong plastik pada tahun 2015.
Dia memperlihatkan sampah plastik tidak lagi sampah yang tersangkut di ranting pohon. Dia memperlihatkan endapan plastik di sungai atau tebing plastik di sekitar Jakarta.
Kasus yang sama terjadi di Ghazipur Delhi India Barat, disana sampah termasuk plastik seperti gunung sampah raksasa, bahkan truk dapat lewat di atas lahan tumpukan plastik
Filipina mengalami hal yang sama, plastik bertebaran di tepi laut. Kadang naik ke atas daratan terbawa ombak laut.
Plastik dapat diangkat dan dibuang, tapi masalah tidak pergi begitu saja. Sampah plastik tetap datang kembali, karena jumlah sangat besar masih berada di lautan.
Masalah sampah plastik yang dibuang umumnya tidak diambil untuk di daur ulang, karena tidak memiliki nilai ekonomis.
Universitas Berkeley California USA mengatakan, di tahun 2050 jumlah plastik dilautan akan lebih banyak dibanding ikan.
Sekitar tahun 1945, produksi plastik masih 0. Karena tidak ada yang memproduksi plastik menjadi produk konsumtif. Memasuki 1990an total produksi 100 juta metrik ton. Awal tahun 2000, meningkat 200 juta metrik ton, tahun 2010 meningkat begitu cepat 300 juta metrik ton Tetapi tahun 2015, meningkat 2x lipat dan manusia telah memproduksi 400 juta metrik ton.
Membayangkan kemana 400 juta metrik ton nantinya, karena plastik tidak akan hilang dari permukaan bumi dalam waktu singkat.
1. 32% seperti plastik kemasan tetap ada di lingkungan sekitar atau di darat 2. 40% di buang ke tempat pembuangan akhir / TPA
3. 14% diolah pabrik untuk dimusnakan dengan dibakar 4. 14% di daur ulang tapi tidak menjadi produk plastik yang sama, disebut Downcycle sebagai produk plastik dengan nilai lebih rendah. 5. Hanya 2% saja efektif di daur ulang untuk menjadi produk dengan nilai yang sama
Misal plastik bungkus yang bersih seperti plastik botol transparan dapat diolah menjadi kantong barang seperti kantong kresek. Tahap produk tersebut masuk sebagai produk Downcycle. Proses downcycle plastik umumnya hanya 1 kali di daur ulang. Dari botol, lalu menjadi kantong, dan kantong plastik adalah produk terakhir yang bermanfaat bagi plastik, tidak dapat didaur ulang lagi. Setelah proses daur ulang, plastik downcycle akan dibuang sebagai sebagai sampah nomor 3, 2 atau 1.
Industri Amerika mengambil peran untuk mengurangi sampah plastik, dengan meluncurkan program daur ulang. Warga senang dengan kepedulian perusahaan dan pemerintah kota dengan program recycle. Tapi masyarakat tidak tahu kemana plastik akan diolah, untuk apa dan menjadi apa ?
Slogan daur ulang terlihat ketika sampah dari masyarakat ditampung kembali beberapa perusahaan yang ditunjuk. Seperti program trade-in atau menampung produk lama yang dibuang masyarakat Amerika. Tetapi disana tidak 100% semua diolah.
Sebagian sampah di ekspor, China awalnya menerima begitu banyak sampah plastik dari negara barat. Setidaknya 50% sampah yang disebut plastik untuk daur ulang diterima untuk diolah kembali Pada tahun 2016, plastik diolah menjadi pelet, tapi kualitas rendah. Pengolahan plastik juga mengeluarkan gas dan melepas gas racun yang tidak baik bagi kesehatan.
Setelah tahun 2018, China tidak menerima sampah plastik dari negara manapun, terlebih Amerika yang sebelumnya rajin membuang sampah ke China. China melakukan terobosan dengan meningkatkan pengolahan limbah plastik, menolak sampah plastik yang tidak memiliki nilai. Bila sampah plastik yang baik saja diterima, industri di barat dapat memilah sendiri dibanding membuang dengan biaya untuk ekspor.
Dampaknya terjadi di negara berkembang, seperti Indonesia, Thailand, Vietnam yang pernah menerima sampah plastik. Tapi kapasitasnya tidak sebesar perusahaan di China dalam skala besar
Daerah Mojokerto dapat ditemukan sampah plastik yang bukan dari Indonesia, seperti kemasan makanan atau beka sabun dari Australia, Texas, Kanada, Inggris kata Prigi pengiat lingkungan.
Melihat jejak sampah impor sangat mudah, lihat saja di label kemasan. Akan tertulis asal produk dibuat. Dari kemasan gelas plastik, sampai kemasan sabun bekas dari luar negeri dengan mudah ditemukan di tumpukan sampah impor yang membanjiri sebuah desa.
Bila anda ingat, ketika pabrik skala rumah tangga di Jawa Timur mengunakan plastik sebagai penganti bahan bakar. Karena harganya amat murah dibanding mengunakan kayu.
Plastik impor disana dipisah, yang berguna seperti aluminium kaleng minum dan beberapa kemasan plastik yang memiliki nilai kembali dibersihkan. Tapi sampah plastik yang tidak ada nilainya dibakar, itu masalah pertama di lingkungan di Mojokerto ketika asap pembakaran dari industri kecil rumah tangga menganggu pernapasan warga di sekitar.
Masalah kedua, sampah yang berguna di cuci dengan air. Dari sisa makanan yang menempel di plastik, sabun dan lainnya oleh pengelola plastik skala kecil. Karena industri kecil tidak membuat pengolahan air limbah, kemana air bekas cucian sampah mengalir. Tentu saja turun ke permukaan tanah atau dialirkan begitu saja ke sungai. Air yang begitu keruh menjadi berbahaya bagi lingkungan.
Prigi nmengatakan awalnya plastik dibuat untuk kepraktisan oleh industri, sekarang bahan ini menjadi bencana.
Mengapa plastik mendominasi setiap produk. Perkembangan gaya hidup, seperti kemasan sampai makanan cepat saji dan hal lain yang berubah begitu cepat dalam 15 tahun lalu.
Dahulu orang dapat membeli buah dari pasar dan memasukan ke keranjang, seperti tas belanjaan. Sekarang produk dikemas dengan alas stereoform dan ditutup dengan plastik lain. Dipajang di estalasi supermarket modern agar terlihat baik. Mungkin anda pernah kesal, mengapa tidak dapat memilih buah yang baik ketika membeli di pasar modern supermarket. Karena sebagian sudah dibungkus dan sudah diberi label harga serta beratnya. Itu baru satu contoh. Bagaimana dengan makanan kemasan lain ?
India salah satu yang ceritakan, satu sachet kemasan sekali pakai hanya 1 rupee (Rp.200). Mengunakan kombinasi lembaran aluminium dan ditutup dengan plastik untuk kemasan dan merek. Harga kemasan begitu murah bagi produsen membuat minuman dan makanan.
Kemasan minuman instan, kopi, coklat, susu, parfum pewangi, makanan ringan, sampai sabun cair dibuat dalam kemasan sekali pakai Masyarakat suka mengkonsumsi produk murah, praktis dengan ukuran kemasan kecil lalu menjadi konsumtif. Dapat dilihat pada iklan yang mempromosikan produk kemasan kecil dengan harga lebih murah.
Lepas dari apa yang digambarkan dalam film The Story of Plastic
Produk minuman di era 80an mengunakan botol kaca. Beberapa produk lain mengunakan kemasan kaleng yang kuat.
Setelah era botol kaca dan kaleng, semua mendadak berubah karena orang disajikan bentuk yang praktis. Membawa minuman yang dapat ditutup tanpa perlu mengembalikan botol ke penjual menjadi botol plastik. Produk susu masih ditemukan dalam bentuk kaleng. Selebihnya dikemas dalam plastik.
Pengunaan begitu banyak plastik dapat dilihat di mini market, sampai penjual di pinggir jalan. Konsumen terpaksa memilih produk yang disediakan produsen, tentu saja tidak meminta produsen untuk kembali dengan kemasan kaleng atau botol yang dapat dicuci. Sejak tahun 1990an, jumlah sampah plastik terus meningkatm karena harga kemasan jauh lebih murah. Produsen tidak perlu menarik botol untuk mencuci.
Delphine Levi dari Zero Waste Eropa mengatakan hal berbeda. Produki kemasan yang diterapkan seperti memiliki 2 standar oleh produsen raksasa.
Produsen membuat kemasan plastik daur ulang di negara Eropa. Perusahaan diharuskan membayar biaya kemasan yang diproduksi, nantinya menjadi biaya pengolahan botol plastik yang mereka jual oleh pemerintah. Ongkos produksi termasuk pengolahan menjadi sampah pasti masuk ke dalam harga produk.
Tapi di negara lain, khususnya negara berkembang tidak memiliki aturan seperti Eropa. Perusahaan yang sama memproduksi botol plastik kemasan daur ulang di Eropa. Tapi memproduksi kemasan kecil sekali pakai yang paling banyak dikonsumsi dengan harga murah di negara berkembang. Dan kemasan paket kecil tidak dapat di daur ulang. Buruknya, industri tidak dikenakan biaya untuk pengolahan limbah plastik yang mereka produksi ke masyarakat dibanding kompensasi produk di Eropa.
Seperti gambar dibawah, kiri adalah produk yang dijual di Eropa dengan kemasan botol, dibawahnya paket sachet yang dijual di negara berkembang. Gambar kanan adalah produk yang kita lihat di toko, dengan kemasan plastik.
Solusi menarik yang di promosikan di barat.
Sampah dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk pembangkit seperti listrik skala mikro
Martin Bourque dari pusat ekologi mengatakan "kedengarannya baik, mungkin" Tapi plastik yang diolah di berapa tempat lain, menghasilkan menjadi asap beracun bila tidak di tangani denganbaik, dan akan terbang ke udara. Sistem pengolahan sampah plastik yang dibakar berbeda di negara maju.
India sebagai contoh, melakukan pengolahan sampah non plastik untuk dibakar sebagai bahan bakar pembangkit. Jurnalis Ranjit Devraj mengatakan "lihat di jendela akan terlihat penuh asap". Dia memperlihatkan pabrik pengolah limbah yang terus berasap, dan asapnya dapat dilihat beberapa kilometer jauhnya. Katanya pembakaran pabrik tersebut seperti gunung berapi sebenarnya.
Pabrik menerima 2.000 ton sampah setiap hari, tapi tidak dipilah lagi, apapun masuk ke dalam tungku, sebagian besar adalah plastik Pabrik pembakar sampah mengatakan ini cara yang baik untuk mengurangi volume sampah. Tapi bagi peneliti itu "cara yang salah".
Mengurangi gunung sampah untuk mengurangi jumlah plastik, tapi memompa debu dan asap yang beracun ke udara Pabrik tersebut tidak melakukan daur ulang, tetapi membutuhkan plastik untuk bahan bakar utama terbaik bagi pembangkit
Industri minyak sebagai produksi pertama sebagai pemasok plastik, sejak awal saja sudah memiliki masalah. Asap pabrik untuk memproduksi bahan plastik sudah menganggu lingkungan.
Di lautan ketika plastik berakhir menjadi sampah, menjadi butiran mikro plastik. Tentu saja ikan dan tiram memiliki plastik di dalamnya. Seorang pekerja di pabrik pengolah minyak sampai menyebut pabrik pengolahan minyak banyak masalah, dan dia ingin berhenti keluar. Tapi diluar sana tidak ada yang berbicara.
Pabrik pengolahan minyak membuat bahan plastik, dengan nilai miliaran dollar. Seakan tidak peduli kemana perginya setelah menjadi sampah. Bahan pembuat plastik dari industri raksasa Amerika dikirim ke Eropa, Afrika, Amerika Latin, Australia termasuk Asia Pertanyaan mengapa dibutuhkan begitu banyak plastik.
Seorang ahli mengatakan hal berbeda. Plastik dibuat bukan dari permintaan kebutuhan, tapi di dorong oleh pasokan.
Pabrik raksasa pembuat bahan plastik terus berproduksi dan pabrik baru dibangun di Barat dan Eropa, termasuk pabrik baru di China.
Di tahun 2018 media mulai meliput dan menjadi peringatan baru, diawali laporan penyelam mengambil gambar disekitar dia menyelam. Mengabadikan laut ternyata sudah lebih banyak plastik dibanding ikan. Jumlah plastik yang diperlihatkan jauh lebih banyak dari perkiraan peneliti sebelumnya.
Diperkirakan 8 juta metrik ton plastik masuk ke laut setiap tahun. Setara menumpahkan 1 truk setiap menit kelautan. Media di beberapa negara ikut meliput seberapa besar jumlah plastik di tepi pantai dan dampak lingkungan.
Asosiasi Industri terkait industri plastik mengumpulkan dana 1,5 miliar dollar untuk membersihkan plastik, seperti mendanai tempat daur ulang. Kenyataannya, investasi baru untuk industri plastik naik mencapai 204 miliar dollar Investasi tersebut untuk membangun 334 lebih fasilitas pabrik plastik dan pengolahan minyak baru.
Katanya pemerhati lingkungan, dana yang dikeluarkan seperti memberi sendok kecil untuk membersihkan bak mandi. Sementara kran air yang memproduksi bahan plastik terus turun meluap
Banyak media memperlihatkan upaya memungut plastik dari badan amal sampai teknik menyaring plastik di lautan. Peneliti mengatakan itu hanya "narasi"
Plastik tetap berakhir sebagai sampah plastik, dan bukan rahasia lagi. Sedangkan industri yang terkait dengan material plastik sudah tahu puluhan tahun lalu. Hanya masyarakat saja baru sekarang merasakan dampaknya.
Industri mengalihkan produk kemasan dengan Bio PET Katanya mengunakan bahan dari tumbuhan seperti jagung untuk memproduksi kemasan baru. Memberi kesan plastik Bio PET dapat kembali ke alam karena dibuat dari tumbuhan.
Tapi peneliti menyebut bahan kemasan Bio PET tidak berbeda dengan plastik. Bio PET memiliki susunan molekul yang sama dengan plastik. Elemen rantai atom dari molekul Bio PET akan sama seperti bahan minyak bumi dan jagung atau tebu ketika dibentuk sebagai plastik. Apapun namanya tetap kemasan, tetap menjadi sampah yang tidak dapat di daur ulang. Jadi berbeda antara biodebgradable dengan bahan bio-base
Di beberapa kota muncul beberapa komunitas yang menghindari penjualan produk dengan kemasan plastik. Langka cerdas karena toko atau supermarket meminta pembeli mengambil produk dengan kemasan yang dibawa dari rumah dan menimbang sendiri sesuai keperluan.
Hanya beberapa kemasan dipaket dengan kertas, dan layanan toko tanpa plastik tersebut dapat lepas dari industri raksasa yang selalu menawarkan produk dengan kemasan plastik.
Komunitas tersebut tidak hanya menghentikan pemakaian plastik, tapi menghentikan kebiasaan pembeli mengambil produk berbahan plastik dari rak barang Komunitas tersebut seperti menghentikan kran dari konsumsi plastik yang tidak perlu di toko mereka.
Walau plastik yang telah diproduksi puluhan tahun lalu, plastik tetap ada dan belum di bersihkan dari alam sejak awal di produksi. Membutuhkan waktu sampai plastik dapat hancur dan menyatu kembali ke alam.
Ada kesalahan persepsi melihat label plastik yang dapat di daur ulang atau mengurangi pemakaian plastik. Sementara pembeli antri di supermarket sambil membawa barang kemasan plastik, tapi plastik tetap berakhir menjadi sampah dan tidak akan pergi dalam waktu singkat. Cara terbaik menghentikan dan mengurangi pemakaian plastik, setidaknya menghindari kemasan sekali pakai
Eropa mulai menetapkan aturan, melarang kantong belanja di toko modern. Pembeli harus membawa kantong sendiri. Sedotan plastik sekali pakai dihapus, tidak sampai disana, piring sendok garpu plastik sekali pakai di restoran cepat saji mulai di kontrol. Perlahan sampah plastik sekali pakai mulai surut
Langkah tersebut diikuti oleh kota lain seperti pengolahan botol plastik, dan mesin otomatis akan memberikan kredit untuk 10 botol yang dimasukan ke mesin. Di Guangzho China terdapat pilot program zero waste. Meminta warga membiasakan memisahkan sampah mereka sendiri di kotak pembuangan sampah. Dengan menyediakan keterangan sampah apa saja yang dapat dimasukan di setiap tempat. Korea, Indonesia, Turki tahun 2018 bertahap mulai memberlakukan larangan kantong plastik di supermarket.
Masalah tetap sama, produsen membuat plastik dan produsen lain mengemas mengunakan plastik sebagai kemasan produk, dan dibeli masyarakat. Tapi mereka tidak peduli kemana sampah produk berakhir.
Morawski mengatakan, perang mengurangi plastik membuat dampak ke industri plastik. Tanpa undang undang maka upaya mengurangi konsumsi plastik tidak akan terjadi.
Upaya mengurangi pemakaian plastik baru reda setelah pemerintah kota tidak suka dengan jumlah sampah plastik di setiap kota. Dengan aturan setidaknya konsumsi plastik mulai menurun, seakan mengurangi kran plastik yang sebelumnya terus menimbun di setiap kota.
Meminta industri melakukan perubahan sukarela, mereka tidak akan melakukan kata Morawski yang berpengalaman 20 tahun dalam lingkungan. Setelah sekian lama plastik diproduksi, perlahan masyarakat melakukan perubahan.
Industri makanan selalu terkait dengan plastik harus melakukan invoasi. Sehingga memutus rantai pasokan dari industri minyak sebagai sumber bahan plastik ke pabrik plastik sampai ke produk kemasan.
Industri plastik dapat melakukan daur ulang plastik yang pernah mereka produksi untuk menjadi plastik baru. Sehinga dapat memutus suplai dari industri minyak yang terus menyuplai bahan pembuat plastik.
Dibanding harus mengikuti keinginan industri minyak yang terus memasok bahan plastik. Walau jumlah perusahaan kelas raksasa tersebut hanya segelintir saja, tapi menguasai seluruh industri plastik di dunia Disini waktunya, industri yang memanfaatkan kemasan harus memilih apakah menghasilkan produk yang sama, atau merubahnya
Plastik dapat dimanfaatkan menjadi sebuah produk. Tetapi industri kurang bijaksana mengunakan material plastik. Khususnya plastik sekali pakai yang sangat murah. Sangat cepat berpindah dari nilai ekonomis dan menjadi sampah dalam dalam hitungan detik.
Film The Story of Plastic dapat dilihat via DiscoveryGO, atau nonton di Amazon, Apple TV. Selebihnya dapat di cari di Google.
Alga atau ganggang adalah bahan alami. Bahan alga dapat digiling
menjadi partikel mikro, 97% berbahan bahan alga akan terurai menjadi
kompos dan air kurang dari 7 bulan. Sedangkan bahan plastik EVA tidak terurai, bahkan tetap ada dalam bentuk mikroplastik kata peneliti.
Tahun 2018 penelitian framen plastik, pecahan plastik sangat kecil di dalam air kemasan, menemukan potongan besar. Tahun 2024 terdapat partikel plastik dengan ukuran nano. Baru terlihat mengunakan mikroskop SRS. Belum diteliti lebih lanjut jenis plastik terbanyak.
Menggunakan microwave salah satu cara yang cepat dan mudah untuk memanaskan makanan. Tapi dalam beberapa kasus, plastik yang dipanaskan dengan microwave
melepaskan lebih dari 2 miliar nanoplastik dan 4 juta mikroplastik untuk
setiap sentimeter persegi yang bersumber dari wadah.
Tidak hanya produk, kesempatan film baru Guardians of the Galaxy Vol 3, tiba tiba muncul sebagai bocoran film yang bisa di download. Hati - hati, mungkin ingin mencari film ini, kemungkinan Fake. Film resmi rilis 5 Mei 2023, sebelum itu kemungkinan palsu
Film Blackberry menceritakan ide orang jenius di awal Blackberry mulai dikembangkan. Disain dari para mahasiswa untuk membuat perangkat chatting yang sederhana. Dan sampai ke teknologi smartphone Blackberry dan munculnya BBM. Kesalahan disini juga diceritakan, mengapa Blackberry gagal.
Jerman
usulan ke Uni Eropa, aturan ponsel dapat
bertahan 7 tahun. Standar pengisian baterai smartphone dengan USB-C resmi disetujui. Tujuannya untuk menekan sampah
elektronik dan penguna tidak perlu ketika menganti ponsel. Lebih baik komponen elektronik mengunakan port adaptor seragam.
Baterai Betavolt BV100 dapat menyimpan energi selama 50 tahun, tidak perlu di charge ulang. Pengembangan baterai dari limbah nuklir yang disebut baterai berlian dapat bekerja ribuan tahun. Mengurangi limbah nuklir dan memanfaatkan radiasi menjadi energi
Film dokumenter The First Wave, liputan sebuah rumah sakit di awal pandemi. Kota New York memiliki tingkat terburuk infeks.. Seperti yang tidak diberitakan, bagaimana pasien harus ditangani oleh tim medis. Diliput oleh tim National Geographic
Energi terbarukan panel solar cell menciptakan sampah baru dalam 30 tahun mendatang. Setelah usia pakai, panel surya diganti untuk memaksimalkan energi. Tantangan mendaur ulang sampah elektronik, dapat mengurangi elemen langka. Sampah masa depan menjadi ekonomi baru dengan menciptakan barang baru
Bila seseorang mulai mengurangi pemakaian kendaraan, mengecilkan AC,
rajin
mematikan lampu yang tidak terpakai. Dia tidak sendirian. Para ahli
sudah mengatakan jauh hari, negara di Asia Selatan paling terkena dampak
dan tidak dapat dirubah. Indonesia rangking 34. Prediksi buruk dari tahun 1912 sangat akurat yahg awalnya dikira palsu.
Suhu di Indonesia mungkin tidak banyak berubah. Suhu di Timur Tengah sudah biasa mencapai 40.C ketika musim panas. Tapi di Kuwait, Iran dan Irak mencapai suhu 50.C. Tempat terpanas juga mencapai rekor di Death Valley dengan suhu 56.7C. Kanada tidak disangka sebagai negara sub-tropis smendapaiatkan suhu 49,6.C.
Film menceritakan memperbaiki iklim dengan solusi sederhana. Menurunkan tingkat gas karbon ke Bumi dengan energi terbarukan bukan hal utama. Gas karbon seharusnya diserap masuk ke dalam tanah kembali. Ide masuk akal yang dilupakan masyarakat dunia.
Dari Nairobi pemuda insinyur material membuat batu bata dari bahan plastik. Secara teknik sangat mudah, hanya mencampur komposisi bata dan plastik lalu dipanaskan. Sampah plastik seperti botol plastik memiliki kekuatan tersendiri, Bata tidak mudah pecah bahkan 5-7x lebih kuat dari bata biasa.
Film Before the Flood, adalah film dokumenter yang dibintangi Leonardo
DiCaprio. Dibuat oleh
National Geographic, sudah tayang jaringan TV Nat Geo. Apa saja yang akan hilang akibat perubahan iklim. 11 ribu lebih ilmuwan dari 153 negara menyerukan keadaan darurat dengan perubahan iklim. Sekarang ini terjadi
Kopi memiliki kandungan fosfor, potasium, magnesium dan tembaga tinggi.
Bubuk kopi dapat menambah nutrisi bagi kebun dan menjadi pupuk sayuran,
bunga bahkan rumput di kebun rumah. Ampas kopi dapat dimanfaatkan
sebagai pupuk alami. Atau sampah kulit pisang dan kulit telur sangat berguna bagi tanaman.
Kita mengenal polusi udara. Kata dari kota besar, kemacetan, dan emisi
gas buang kendaraan. Tapi apa sebenarnya polusi udara itu, apakah dari kendaraan saja. Manusia seharusnya menghirup udara bersih sejak lahir sampai akhir.
Dengan
kaleng bekas mimuman dapat dibuat menjadi miniatur mobil mobilan sampai
pesawat. Kreasi dari Sandy, membuat bahan sampah dapat dirubah menjadi
benda lain yang lebih berguna.
Gangguan untuk berbelanjat meliputi 8,9 % penduduk Amerika, angkanya
sekitar 25 juta orang dan 90% adalah wanita. Menurut Benson, kebiasaan
belanja yang tidak terarah adalah kebiasaan yang tidak sehat. Bahkan menghabiskan uang yang tidak perlu dengan belanja yang tidak jelas.