Prediksi badan energi internasional IEA membat prediksi pada tahun 2000. Panel surya hanya mampu menghasilkan listrik 18GW.
7 tahun setelah pengumuman terssebut, sekitar 18GW dalam 1 tahun sudah terpasang.
Seorang staf senior pada tahun 2005 mengatakan saya kira tenaga listrik surya hanya mampu memasok 1% kebutuhan listrik dunia.
Sekarang 3%, ditahun 2050 akan mencapai 23%.
Ternyata setiap pengandaan kapasitas panel listrik, produksi panel juga menurun.
Penurunan harga panel disebabkan industri China yang juga di dukung modal dari Amerika, dan perintis industri dari Australia.
Teknologi panel surya ditemukan oleh Russell Shoemaker, seorang peneliti dari perusahaan Bell Labs.
Sejarah panel surya dimulai tahun 1940, ketika dia menempelkan silikon dan menghasilkan arus ketika terkena cahaya.
Perbaikan dilakukan Martin Green seorang profesor teknik muda dari universitas New South Wales.
Martin menghabiskan waktu di Kanada sebagai peneliti, dan kembali ke Australia tahun 1974 dan melanjutkan penelitian di tahun 1975.
Eksperiman pertama bersama seorang mahasiswa program doktoral, termasuk mencari dana untuk meningkatkan voltase di panel surya pertama.
Nasa memiliki tim dengan 6 kontraktor, tapi tim Martin berhasil mengalahkan.
Setelah berhasil melakukan percobaan pertama, tahap selanjutnya pengembangan produk panel surya yang lebih baik.
Rekor pertama dicapai tahun 1983, dan penelitian dari tim Martin terus berlanjut.
Dari standar panel surya dengan tingkat efisien 20% naik ke 25%. Di tahun 2008 tercapai panel surya paling efisien 40,6% dengan cahaya yang terfokus dengan cermin.
Fisikawan Zhengrong Shi dari China menjadikan industri panel surya termurah.
Shi lahir tahun 1963 , mendapatkan gelar Master dan pergi ke Australia sebelum terjadinya insiden Tiananmen.
Shi menyelesaikan studinya dengan gelar PhD, bersama tim Martin di grup pengembangan panel surya.
Hanya belajar 2,5 tahun dan rekor kelulusan masih bertahan sampai tahun 2021
Dr Shi sangat terkesan dengan penemuan Martin dan tim mereka, sehingga tetap bekerja sebagai tim peneliti.
Perguruan tinggi di Australia begitu gigih mengiklankan penemuan mereka agar bisa diproduksi. Berhasil mendapatkan kemitraan bersama Pacific Power tahun 1995.
Sebuah perusahan baru Pacific Solar didirikan dengan modal 47 juta dollar.
Shi pada dasarnya yang menjalankan perusahaan kata Martin.
Tapi tahun 2000, dia ditawari pekerjaan di perusahaan baru.
4 pejabat dari provinsi Jiangsu China menyarankan Shi yang usianya 37 tahun yang sudah menjadi warganegara Australia tersebut untuk pulang dan membuat pabrik sendiri disana.
Shi akhirnya pindah dan menetap di sebuah kota kecil Wuxi, dia mendirikan sebuah perusahaan SunTech dengan model $6 juta yang dibiayai pemerintah kota.
Perusahaan berdiri tahun 2002, tapi kepulangan Shi menjadi heboh.
Karena berhasil membuat panel surya termurah dengan tingkat efisien 17%. Ketika itu sudah melampaui pabrik panel surya lain.
Ketika itu belum ada dasar bagi industri untuk masuk sebagai pembangkit panel surya raksasa. Tapi semua berubah.
Negara Jerman mengeluarkan undang undang baru dan meminta pengunaan energi terbaruka.
Dengan cepat permintaan global naik, dan industri panel surya berjuang memenuhi pasokan.
SunTech langsung mengambil modal dari bursa dan terdaftar di bursa efek New York tahun 2005. Mendapatkan modal baru 420 juta, membuat Dr Shi menjadi miliader dadakan dan masuk daftar orang terkaya di China.
Setelah mendapatkan modal, Suntech melakukan ekpansi besar-besaran.
Kapasitas pabrik meningkat untuk membuat panel surya dari 60MW menjadi 500MW, dan 1GW di tahun 2009.
Perusahaan tumbuh terlalu cepat, dan persediaan pasokan kaca, polysilicon dan sistem elektronik dibutuhkan untuk membangun modul panel surya.
Memaksa perusahan harus berinvestasi ke pemasok lokal dalam jumlah besar.
Seperti berita sebelumnya ketika raksasa berkembang, tapi akhirnya runtuh dari dirinya sendiri akibat persaingan
Dan kembali tumbuh setelah itu. Karena persaingan akan membatasi keuntungan perusahaan.
Tahun 2012 dunia dibanjiri panel surya, membuat harga panel turun drastis. Suntech tidak terkecuali, berada pada tekanan finansial yang rentan sampai hampir tertipu dengan obligasi palsu.
Shi dicopot sebagai CEO perusahaan, dan 1 tahun setelah turun berakhirlah nasib Suntech yang dinyatakan bangkrut. Meninggalkan hutang $541 juta yang jatuh tempo pada Maret 2013/
Apa pun yang menimpa SunTech, profesor Emeritus Macquarie University John Mathews mengatakan, perusahaan memainkan peran penting dalam mengubah China dan dunia selamanya.
China memang unik, terus menyiapkan kemandirian energi terbarukan. Disisi lain adanya kebutuhan impor bahan bakar fosil yang sangat besar yang dapat melumpuhkan China secara ekonomi.
China berhasil mengatasi, membuat peralatan sendiri.
Sampai hari ini Martin Green dan Shi tetap berhubungan. Keduanya sedang mengerjakan proyek baru.
Martin Green sekarang sudah berusia 72 tahun, sedang mengembangkan panel surya sistem tumpuk agar meningkatkan hasil output listrik lebih besar.
Sekarang harga energi listrik sangat murah, bahkan menjadi sumber energi paling murah yang pernah ada di dunia.