Salah satu batasan terbesar misi luar angkasa adalah berat.
Semakin banyak massa yang ditambahkan ke roket, semakin sulit untuk membawa muatan ke tempat yang dituju.
Jadi
misi awak pesawat di masa depan seperti ke Mars memiliki tantangan,
bagaimana mengangkut sumber daya penting namun berat setingkat bahan
bakar yang dibutuhkan untuk bahan bakar perjalanan pulang ke Bumi.
Helical Engine Februari 2022Lebih detil penjelasan mesin Helical Engine dari tim NASA David Burns di waktu luangnya. Dia menghasilkan konsep mesin yang, katanya, secara teoritis dapat berakselerasi hingga 99 persen kecepatan cahaya.
Disebut mesin Helical Engine pengembangan EM-Drive sebelumnya. Teori di atas kertas, merubah momentum sedikit tapi menghasilkan berat massa ke satu arah lebih besar. Atau menghasilkan dorongan ke arah belakang mesin roket.
Walau teori menyebut, momentum tetap konstan tanpa ada gaya eksternal, jadi teorinya mungkin tidak terjadi.
Tetapi dalam teori relativitas khusus, ada pengecualian.
Bila berat massa diganti dengan ion yang bergerak, dapat terjadi kelambatan di sisi berbeda.
Mesin Helical, mempercepat ion yang dibatasi dalam satu putaran hingga kecepatan relativistik menengah, dan terjadi perubahan pada massa.
Mesin akan mengerakan ion di kedua sisi menuju arah tujuan untuk menghasilkan daya dorong.
Sebagai roket EM-Drive tidak memiliki gerakan karena berada di ruang vakum. Hanya ion yang bergerak, dan terperangkap dalam medan magnet atau elektrik tinggi.
Sebuah mesin pendorong Helical membutuhkan ruangan dengan panjang 200 meter, dan diameter 12 meter.
Membutuhkan energi 165MW untuk menghasilkan daya dorong 1 newton.
Setara sebuah kekuatan pembangkit listrik besar hanya untuk mengerakan 1kg massa perdetik kuadrat. Energi terlalu besar memang tidak membuat mesin efisien.
Tetapi di ruang hampa, bisa saja berhasil dan memiliki daya dorong sampai 99% kecepatan cahaya kata Burn ke media Scientist.
Lanjutnya, manusia tidak ingin pergi ke ruang antar bintang, tapi tidak akan pernah sampai disaian.
Jika tidak mencoba memikirkan hal yang mungkin dibuat.
Jan 2021 peneliti Irvine California Salah satu pendekatan pesawat tidak perlu membawa bahan bakar untuk pulang pergi.
Jadi berangkat membawa bahan bakar dari bumi, tetapi pulang harus mengunakan bahan bakar dari sumber daya di planet Mars.
Ilmuwan di Universitas California,
Irvine menemukan cara membuat bahan bakar roket berbasis metana dari sumber daya yang tersedia di permukaan Mars yang berlimpah.
Metode ini berkisar pada penggunaan katalis seng yang digunakan dalam
reaksi Sabatier.
Seng bertindak sebagai katalisator karbon dioksida, dan bereaksi dengan hidrogen menghasilkan metana dan air.
Meskipun proses ini digunakan dalam misi luar angkasa saat ini, sistem pendukung kehidupan di Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Sebelumnya dibutuhkan unit besar untuk fasilitas di ISS.
Penggunaan sistem katalis memungkinkan proses dilakukan pada skala yang jauh lebih kecil.
"Proses yang kami kembangkan melewati proses air-ke-hidrogen, dan sebaliknya secara efisien mengubah CO2 [karbon dioksida] menjadi metana dengan selektivitas tinggi," kata penulis utama Houlin Xin, asisten profesor di bidang fisika & astronomi, dalam sebuah pernyataan.
Karbon dioksida berlimpah di Mars, merupakan mayoritas di atmosfer Mars.
Astronot dapat membawa beberapa katalis ketika berangkat, sehingga mengurangi barang bawaan dari Bumi untuk bahan bakar.
Sebagian besar roket saat ini menggunakan bahan bakar berbasis hidrogen, tetapi ada penelitian mencari cara lain dengan gas metana di masa depan. Mesin SpaceX Raptor, digunakan pada peluncuran pesawat ruang angkasa uji coba yang besar, menggunakan bahan bakar berbasis metana.
Namun, masih banyak penelitian yang harus dilakukan tentang penciptaan dan penggunaan bahan bakar metana sebelum teknik ini dapat digunakan di Mars. “Banyak rekayasa dan penelitian diperlukan sebelum diterapkan sepenuhnya,” kata Xin. “Tapi hasilnya sangat menjanjikan.”
Mei 2018Peneliti dari
Jerman mengatakan
teknologi emDrive terlihat tidak bekerja. Penelitian sebelumnya
terlihat bekerja karena percobaan dilakukan di bumi dimana ada efek dari
interaksi elektromagnetik. Jadi ada hubungan antara medan magnit bumi.
Walau
pengembangan emDrive belum sepenuhnya selesai. Tetapi penelitian
tentang emDrive tersebut belum dapat memberikan dorongan apapun, ketika
gelombang mikro keluar dari kerucust roket.
November 2015. Nasa mengatakan EM Drive kemungkinan bekerja, dan dapat digunakan
sebagai pendorong di ruang hampa udara di antariksa.
Bila teknologi EMdrive dapat dikembangkan untuk pendorong pesawat ruang angkasa, dan memberikan daya dorong yang cukup.
Dengan roket
pendorong EM Drive pesawat dapat pergi ke Mars hanya 70 hari, bahkan ke
Pluto cukup 18 bulan.
Dengan
teknologi konvensional, sebuah pesawat ruang angkasa harus mengunakan
daya dorong antar planet. Dengan sistem slingslot atau memanfaatkan
gravitasi antar planet.
Laboratorium
Nasa Eagle Work mengatakan EM Drive atau Electromagnetic Drive merubah
daya listrik menjadi kelombang microwave dan ditembakan ke cerobong
tertutup berbentuk kerucut.
Menyebabkan partikel microwave mengarah ke
permukaan datar di cerobong roket akan menghasilkan daya dorong.
Teknologi
ini masih diperdebatkan, karena hukum Newton mengatakan momentum EM
Drive tidak dapat bekerja sebagai pendorong ke satu arah. Dan bahan
pendorong harus keluar ke arah berlawanan, sedangkan EM Drive mengunakan
sistem tertutup.
Apakah teknologi EMdrive dapat dimanfaatkan sebagai roket pendorong nantinya, atau hanya berhenti di laboratorium percobaan.
Mengunakan roket biasa untuk perjalanan ruang angkasa, sepertinya sukar dilakukan.
Tabung besar untuk tangki bahan bakar, belum tentu cukup untuk perjalanan yang cukup lama berbulan bulan bahkan bertahun tahun
Nasa baru saja mengkonfirmasi teknologi roket dengan daya dorong microwave bisa dilakukan.
Tahun 2014 diumumkan sebuah teknologi pendorong roket di ruang angkasa.
Dikembangkan
dengan teknologi EmDrive, inovasi ilmuwan Inggris Roger Sawyer mengatakan hal
tersebut bisa.
Tim
peneliti pergi ke Tiongkok dan membangun satu roket pendorong ternyat
bisa bekerja walau masih menghasilkan energi dorong yang kecil.
Sebelumnya badan antariksa Amerika Nasa menolak, karena roket dengan teknologi relativitas tidak
mungkin dilakukan karena ada momentum kekekalan. Tapi kemungkinan teknik
ini bisa dibuat.
Roket
konvensional mengunakan ledakan untuk bahan bakar untuk mendorong
pesawat.
Teknologi EmDrive mengunakan gelombang mikro yang dilontarkan
dari wadah tertutup untuk menciptakan daya dorong.
Artinya alat tersebut
dapat dipasang pada satelit dan hanya membutuhkan panel surya sebagai sumber listrik.
Di
Tiongkok, mereka baru berhasil membuat roket dengan kekuatan 720mN.
Masih belum cukup untuk memindahkan sebuah satelit di ruang angkasa.
Nasa dengan ilmuwan Amerika Guido Fetta membangun Thruster
microwave yang disebut Cannae Drive dan sudah dipamerkan pada konferensi
Propulsion dan belum digunakan secara umum.
Ini
bukan teknologi baru. Demo pertama dibuat tahun 2003 dengan ukuran
kecil dan kekuatan 16mN. 2007 dari institusi Rusia membuat eksperiman
micro satelit Jubilee tanpa roket konvensional. Dari Tiongkok sudah
melakukan riset sejak tahun 2008, dan terakhir 2010 dengan kekuatan 72g.