Science | 21 April 2020

Planet Fomalhaut b 3 kali Jupiter ternyata lenyap menghilang mengapa

Para astronom memecahkan misteri planet yang hilang dengan data NASA baru

Planet Fomalhaut b ditemukan tahun 2004 lalu tetapi kemudian menghilang. Bagaimana planet tersebut lenyap?
Para ilmuwan berpikir itu mungkin terjadi dari tabrakan kosmik yang sangat langka.

Pada 2004, Paul Kalas, astronom di University of California, Berkeley, membuat penemuan mengejutkan.

Menggunakan data teleskop Hubble NASA, Kalas dan rekan-rekannya melihat bukti langsung dari sebuah planet yang bergerak di sekitar bintang Fomalhaut.
Bintang Fomalhaut berada sekitar 25 tahun cahaya dari Bumi.

Kalas dan rekannya menerbitkan temuan mereka di jurnal Science, menggambarkan planet muda yang masif itu karena ukurannya tiga kali lipat massa Jupiter.

Penemuan planet Fomalhaut b tercatat sampai sekarang, prestasi yang langka bagi para astronom melihat planet langsung dengan teleskop cahaya optik yang berada di luari luar tata surya kita secara langsung.
Biasanya planet terlihat dikaburkan oleh kuatnya cahaya dari bintang-bintang mereka sendiri.

Umunnya penelitian dalam pemburuan / mencari planet menggunakan metode tidak langsung untuk mendeteksi adanya exoplanet seperti melihat seberapa banyak bintang dengan goyangan cahaya bintang. Seperti bintang yang tertutup oleh planet dan kebetulan teleskop melihat cahaya tepat sedang mengarah ke Bumi.

Tetapi pada tahun 2004, Kalas menggunakan Hubble untuk melihat bintang Fomalhaut dan memperhatikan setitik cahaya pada gambar.
Menjadi salah satu penemuan yang pertama kalinya planet ekstrasurya dapat diabadikan langsung karena ukurannya memang sangat besar..

"Fomalhaut b adalah salah satu penemuan paling menarik yang pernah dibuat dengan Teleskop Luar Angkasa Hubble," kata Kalas.

Tapi Fomalhaut b menghilang, lenyap. Tidak lagi terlihat oleh astronom.

Penelitian terbaru, yang diterbitkan dalam jurnal Proceeding of National Academy of Sciences pada April 2020, mengungkapkan Fomalhaut b mungkin bukan planet sama sekali. Sebaliknya, itu mungkin cahaya yang tersisa dari tabrakan raksasa antara dua asteroid besar.


Animasi yang mensimulasikan tabrakan dua asteroid besar. Cincin puing-puing yang mengelilingi bintang Fomalhaut ditampilkan dengan warna kuning, sementara inset, sebuah simulasi menunjukkan sinyal bayangan yang tertangkap antara tahuni 2004 hingga 2015.
Simulasi yang dibuat persis seperti data dari teleskop Hubble yang awalnya dianggap planet Formalhaut b.

Planet Fomalhaut b

Gagasan Fomalhaut b mungkin bukan sebuah planet ekstrasurya telah diangkat kembali sejak penemuannya oleh Kalas pada tahun 2004.

Meskipun terlihat dalam cahaya optik, para peneliti tidak dapat menemukan jejak inframerah sebuah planet sesuai ukurannyat.
Akibatnya, identitas sebenarnya dari planet Fomalhaut b tetap misterius.

Hipotesis alternatif telah diajukan sebelumnya, termasuk dalam makalah asli 2008 milik Kalas
 Ada saran Fomalhaut b hanya awan debu atau bahan yang diambil dari disk besar dari puing di sekitar bintang Fomalhaut.

"Para astronom telah mencoba mengkategorikan Fomalhaut b," kata András Gáspár, seorang astronom di University of Arizona.

Gáspár adalah bagian dari tim sains di University of Arizona yang memiliki akses ke rancangan James Webb Space Telescope milik NASA
Tim Gáspár sudah menjadwalkan 50 hari waktu pengamatan untuk planet Fomalhaut b ketika teleskop paling canggih James Webb siap bekerja tahun 2021.

Dalam persiapan, Gáspár mengunduh data teleskop Hubble kearsipan dan mulai mencari hal-hal yang mungkin terlewatkan oleh peneliti lain, seperti beberapa set data yang tidak dipublikasikan.


Dia memperhatikan sesuatu yang aneh dengan Fomalhaut b: dan terangnya memudar.

Gáspár dan rekannya George Rieke mempelajari data Hubble dan memperhatikan Fomalhaut b perlahan menghilang seiring waktu.

Dari sebuah titik kecil cahaya pada data 2004, Fomalhaut b menjadi sebuah planet hantu, cahaya yang muncul dalam data Hubble mulai menghilang dan meluas sebelum menghilang seluruhnya di tahun 2014.

Gáspár telah memodelkan puing disk dan perkiraan terjadinya tabrakan di masa lalu serta menyelidiki sinyal samar mengunakan pemodelan dari computer.
Memasukkan tabrakan dari dua pra-planet raksasa (asteroir raksasa protoplanet), sekitar 125 mil (200 kilometer) ke dalam sistem mereka, tim menemukan karakteristik yang terlihat oleh Hubble cocok sangat tepat.



"Pemodelan kami menunjukkan karakteristik yang diamati sesuai dengan model awan debu yang mulai mengembang yang dihasilkan dalam tabrakan sangat," kata Gáspár. Model yang dibuat juga menjelaskan semua keanehan yang terlihat pada Fomalhaut b selama perubahan pengamatannya, dari penemuan Kalas hingga beberapa pengamatan terakhir tujuh tahun lalu.

Gáspár dan Rieke bukan yang pertama mengusulkan Fomalhaut b bukanlah sebuah planet super Jupiter.

Studi terbaru yang pertama menunjukkan model menunjukkan dua batu ruang angkasa besar (sedikit lebih kecil dari "planet kerdil" seperti satelit Hygiea) saling menabrak satu sama lain sebagai penjelasan paling pasti. Dan itu sangat fenomenal ketika itu, Kalas sebagai astronom yang sebelumnya menemukan Fomalhaut b pada 2004, dia melihat sesuatu yang sangat langka.

Kalas mengatakan tabrakan dapat menyebabkan awan debu seperti itu setiap 100.000 tahun dan awan yang dihasilkan akan bertahan selama satu dekade.

"Apakah saya benar-benar astronom paling beruntung di dunia ketika mengarahkan teleskop Hubble ke arah bintang Fomalhaut pada 2004?" dia bertanya. "Jika aku mencoba hanya beberapa tahun sebelumnya atau beberapa tahun kemudian, mungkin saya tidak akan pernah menemukannya."

Pengamatan Gáspár dan Rieke menunjukkan bahwa kita juga lebih beruntung - dengan perhitungan mereka menunjukkan tabrakan seperti itu dapat terjadi setiap 200.000 tahun sekali
 Itu berarti tabrakan hanya terjadi dua kali dalam sejarah kemanusiaan. Gáspár mengatakan juga penemuan Kalas "benar-benar menarik" untuk dapat mengukur dan menganalisis peristiwa tabrakan di sebuah tata surya.

Planet tentu tidak hilang begitu saja. Dan Gáspár ragu kita akan pernah melihat objek tabrakan seperti ini lagi sekarang dan telah menghilang.

Tetapi pemahaman kita tentang kosmos terus berkembang dengan pengamatan baru. Memang, studi terbaru menunjukkan metode ilmiah dalam tindakan: Penemuan diteliti dengan cermat dan, dengan bukti baru lain, dan hipotesis berubah. Sama seperti beberapa temuan sebelumnya, ketika planet berbatu akan lahir dan berkembang di bagian planet depan, sedangkan di bagian belakang adalah planet gas.

Ternyata teori tersebut berubah, ketika astronom banyak menemukan planet gas berada dekat ke arah bintang.

Kalas akan terus meneliti data Fomalhaut, sebuah sistem yang ia pelajari sejak ia masih mahasiswa di tahun 1990-an.

Misteri Fomalhaut b tampaknya sebagian besar sudah diselesaikan, tetapi sekarang para peneliti menunggu peluncuran Teleskop James Webb pada 2021. Kalas mengatakan teleskop itu "mungkin akan memberikan lompatan besar berikutnya dalam memahami sistem planet di sekitar Fomalhaut."

"Sistem Fomalhaut, dengan piringan puing planetnya yang besar, masih menyimpan banyak misteri untuk dibuka," katanya.
Itulah misteri para astronom dalam melihat sebuah penemuan dimana letaknya sangat jauh, kadang tidak dapat diperkirakan dengan tepat. Apakah itu planet atau hanya sisa debu dari tabrakan asteroid raksasa.

Artikel Lain

Temuan tidak sengaja ketika terjadi defraksi lensa Hubble, membuat peneliti mencari lebih jauh di galaksi MCG-03-34-064. Galaksi tersebut memiliki 2 lubang hitam supermasif. Dimana kedua black hole menjadi biner akibat 2 galaksi bergabung. Juga menjadi lubang hitam supermasif paling dekat di antara keduanya.

Jupiter adalah raja planet di tata surya kita. Tapi di tata surya Kepler 88, planet seukuran Jupiter hanya di urutan kedua. Kepler-88d memiliki ukuran 3x lebih besar dari Jupiter. 3 planet dari Kepler-88b, Kepler-88c dan terbesar Kepler-88d saling mempengaruhi orbit planet dengan gravitasinya.

Planet ekstrasurya / exoplanet Mascara-2b jaraknya 456 tahun cahaya dari Bumi. Planet ini begitu panas di bagian atmosfernya dan mengandung logam yang diuapkan karena suhu sangat tinggi. Planet MASCARA-2 b mengorbit ke sebuah bintang biru KELT-20 setiap 3,5 hari waktu Bumi. Jauh mengalahkan panas planet Merkurius

Planet Kepler 1649c memiliki ukuran yang sama seperti Bumi. Menerima cahaya dari bintang induknya sekitar 75% dibanding cahaya yang diterima oleh Bumi terhadap Matahari. Planet juga berada di orbit yang tepat, dan mengorbit ke sebuah bintang yang ukuran hanya 1/4 dari ukuran matahari.

Bila ada bintang yang nyasar ke lubang hitam. Apa yang terjadi. Bintang S5-HVS1 ternyata terlempar dari tengah galaksi akibat gravitasi lubang hitam. Dan meluncur keluar dari orbitnya meninggalkan galaksi kita. Kecepatan bintang mencapai 10x lebih cepat atau setara 1.700km perdetik. Kemana nasib bintang S5-HVS1 setelah bintang tersebut menjauh dari galaksi kita.

Planet 51 Pegasi b penemuan planet yang mengorbit ke sebuah bintang seukuran matahari. Planet hanya memiliki waktu mengitari bintang induk dalam 4 hari saja. Keunikan planet, posisi sebagai planet ukuran gas, memiliki posisi paling depan atau dekat ke bintang.

Nama Nebula Lagoon selain M8 atau Messier 8 disebut dengan NGC6523, membentang sampai 110 x 50 tahun cahaya. Disana terdapat bintang tipe O yang panas. Dan memancarkan cahaya ultraviolet, dari cahaya bintang memanaskan serta ionisasi kumpulan debu dan gas. Foto terbaru dari teleskop Speculoos

Herbig Haro adalah semburan gas dan debu dari sebuah aktivitas bintang yang baru lahir. Lontaran yang disebut jet, melintas dari kutub bintang dengan bentuk mengerucut. Mencapai kecepatan ratusan km perdetik. Debu dan gas akan menabrak debu dan gas lain di ruang antar bintang akan terlihat berwarna biru dan ungu.

Disebut bintang katai merah atau Red Dwarf, lebih kecil dari ukuran matahari. Tidak terlalu panas, dan banyak yang memperkirakan bintang lebih redup nyaman untuk kehidupan. Apakah kita mau tinggal di bintang dengan warna merah atau bintang lebih besar berwarna kuning. Jawabannya relatif, dari posisi dan kapan mahluk hidup mulai berevolusi

Planet Wolf 503b diketahui sebagai Exoplanet. Berada pada jarak 145 tahun cahaya dari Bumi. Ditemukan pada tahun 2018. Planet Wolf 503b lebih mudah diteliti karena data dari planet dapat terlihat ketika melewati bintang induknya. Sejauh ini tipe planet Wolf 503b belum ditemukan memiliki bentuk dan posisi yang sama di galaksi kita.

Bintang LL Pegasi dalah bintang raksasa merah yang sudah sekarat. Menjelang masa akhir sebelum bintang tersebut menghancurkan dirinya sendiri. Bintang LL Pegasi terlihat seperti membuat lingkaran gas, tapi ulah tersebut disebabkan bintang kembar yang mendampingi.

Bintang Luminous blue variables (LBV) jarang ada di galaksi kita, tapi yang ini tampak. Bahkan teleskop tidak dapat melihat ukuran bintang ini, karena cahayanya begitu terang. Salah satu bintang adalah AG AG Carinae, nasibnya tidak lama lagi dan bintang ini akan mati



Youtube Obengplus


Trend