Selama hampir empat tahun, pesawat ruang angkasa NASA Kepler melintasi angkasa, mengamati sudut galaksi kita.
Teleskop Kepler dirancang untuk mencari planet di sekitar bintang. Memantau lebih dari 150.000 bintang terdekat, target utama mencari planet seukuran Bumi yang dimiliki tata surya lain.
Misi Kepler sudah selesai, dan teleskop tersebut sudah dimatikan walau masih berada di ruang angkasa. Peralatan yang usang setelah bekerja bertahun tahun mencari planet di luar tata surya kita.
Misi Kepler tidak mengecewakan; dari misi Kepler 1 dan perpanjangan misi
Kepler K2. Teleskop tersebut menemukan banyak contoh jenis planet yang dikenal sebagai Bumi-super atau Super Earth.
Pengamatan dari teleskop Kepler hanya melihat bintang dan planet yang tidak terlalu jauh.
Planet-planet yang jauh itu mungkin mengingatkan kita kepada rumah sendiri. Sekitar 20 ribu tahun cahaya dibanding lebar galaksi Bima Sakti mencapai 100 ribu tahun cahaya.
Kategori planet Super Earth adalah planet seperti bumi, memiliki permukaan berbatu, ukuran mungkin sedikit lebih besar. Tapi lebih kecil dari planet gas lain, dan harus memiliki atmofer yang tipis..
Hal utama, planet Super Earth dekat ke bintang induknya, setidaknya memberikan panas yang cukup agar air dapat mencair.
Sejauh ini Bumi super dengan permukaan berbatu yang ditemukan sepertinya paling kecil dengan ukuran dua kali hingga terbesar 10 kali lebih besar dari Bumi kita.
Karena begitu banyak Bumi-super di luar sana, ada pertanyaan: Apa yang akan terjadi pada planet baru kita nanti jika ukurannya dua atau bahkan 10 kali ukurannya bumi ?
Pertanyaan tersebut bukan mencari jawaban, apakah manusia bisa tinggal disana ?.
Tapi bagaimana kondisi planet besar berbatu bila berukuran lebih besar dari Bumi.
Apa yang dimaksud Super Earth
Planet SuperEarth dengan ukuran lebih besar dari Bumi akan memiliki kepadatan lebih tinggi. Baik batuan maumpun metalik seperti di titik pusat planet.
Ukuran planet dengan radius 1,4x lebih besar dari Bumi. Seperti planet Gliese 876d memiliki gravitasi antara 1,9G atau 3,2G.
Semakin besar ukuran planet, bila planet memiliki atmofer maka tekanan akan semakin besar.
Bila memiliki massa planet dengan 2x lebih besar dari Bumi, mungkin lebih tepat untuk kehidupan. Walau ukurannya mungkin 2x lebih besar dari Bumi. Massa tidak terkait dengan ukuran planet.
Geologi plant lebih besar mungkin akan lebih aktif, dan gunung berapi juga memiliki aktivitas lebih tinggi dibanding di Bumi. Bahkan memiliki gunung berapi super.
Perlindungan dari magnet planet akan lebih kuat dengan terpaan radiasi angin bintang dan melindungi isi di atas permukaan planet lebih lama.
Bila mendapat planet SuperEarth yang sangat tepat, dengan ukuran lebih besar, ditambah planet mengorbit ke bintang berukuran lebih kecil.
Maka koloni di planet tersebut akan hidup miliaran tahun dan teknologi kehidupan disana akan sangat maju.
Melihat keunikan di tata surya kita.Planet dari Merkurius sampai paling ujung Pluto, terbagi menjadi planet dalam dan luar.
Planet dalam adalah planet berbatu sampai di planet Mars, dibelakang adalah planet Jupiter tipe planet gas dengan atmofer yang tebal dan seterusnya. Terakhir planet Pluto disebut planet kerdil dengan permukaan es dan amat sangat dingin karena letaknya terjauh, dan kurang mendapat panas dari matahari.
Di tata surya kita hanya 1 planet berukuran seperti Bumi yaitu Venus tapi disana terlalu ke depan dan menjadi planet yang panas.
Planet Venus memiliki ukuran sedikit lebih kecil dari bumi dengan radius 6052km.
Radius Bumi 6371km, seandainya seseorang berdiri di Venus, dibanding semua bobot di bumi dapat dikalikan 0,9. Jadi bobot lebih ringan di planet Venus.
Paling depan adalah planet lebih kecil Merkurius 2439km, dan di belakang Bumi planet lebih kecil Mars 3389km.
Bobot terberat di luar tata surya adalah di Jupiter sebagai planet gas terbesar, disusul bobot di 2 planet gas.
Bila kita membandingkan berat 1kg di Bumi dengan beberapa planet
Merkurius: 0.38kg
Venus: 0.91kg
Bumi:
1.00kg Mars: 0.38kg
Jupiter:
2.34kg Saturnus:
1.06kg Uranus: 0.92kg
Neptunus:
1.19kg Pluto: 0.06
Dari 9 planet di tata surya, hanya planet Bumi sebagai planet berbatu yang terberat.
Bagaimana sebuah planet menjadi sangat besar di tata surya lain.
Mickey Rosenthal, seorang kandidat doktoral memperkirakan
Bumi seharusnya memiliki ukuran lebih besar.
Tetapi ada Jupiter yang menganggu dan memangkas (melahap) semua materi selama pembentukan planet planet lain.
Sehingga planet tersebut menjadi planet terbesar dan berada di tengah tata surya. Sisa materi lain seperti gas juga diambil oleh 3 planet gas lain. Posisi Jupiter adalah planet penyelamat dari semua planet kecil lain. Sebagian yang melintas seperti asteroid atau komet di tata surya kita, besar kemungkinan akan tertarik ke Jupiter, atau melenceng orbitnya keluar dari tata surya oleh gravitasi Jupiter
Dampaknya tentu baik seperti bentuk Bumi, setidaknya ada satu yang tersisa dan berada tepat di zona kehidupan yaitu planet Bumi.
Sedangkan planet lain tidak membentuk seperti Bumi, dengan kata lain 3 planet akhirnya kelaparan, bergeser ke arah depan dan tidak mendapatkan materi seperti planet Bumi.
Seandainya Bumi memiliki ukuran 2x lebih besar apa yang terjadi.
Bila kita melihat adanya hutan tropis dengan sebuah pohon tertinggi di dunia yang berada di hutan Borneo dapat mencapai lebih dari 100 meter.
Puncak Everest dan gunung gunung di Himalaya dengan ketinggian 8000 meter dari permukaan laut dapat berdiri tegak saat ini.
Bagaimana dengan planet yang 2x lebih besar dari bumi.
Yang pasti bobot gravitasi naik menjadi 2x lebih berat. Dan struktur yang ada diatasnya tidak akan cukup kuat berdiri seperti yang kita lihat saat ini
Kebalikannya planet Mars memiliki gravitasi hanya 38% dari Bumi. Disana terbentuk gunung Olympus dengan ketinggian 24km (3x dari Everest) dan menjadi gunung tertinggi yang ditemukan di antara 9 planet lain.
Dampak lain gravitasi planet juga lebih kuat, membuat planet Bumi super akan menarik asteroid lebih banyak.
Planet menjadi berbahaya karena gravitasi yang kuat dapat menarik asteroid ukuran raksasa masuk ke orbit dalam planet.
Ceritanya Bumi dapat berakhir kapan saja seperti film tabrakan asteroid raksasa.
Bila Bumi memiliki ukuran 10x lebih besar.
Semua teori yang ditemukan di bumi akan berubah. Manusia tidak mungkin tinggal dengan ukuran yang jauh lebih besar dari Bumi. Semua bobot akan menjadi lebih berat.
Interior bumi seperti itu, tidak seperti yang kita rasakan seperti di Bumi saat ini. Bagian arus inti bumi bisa saja berhenti atau melambat, dan di dalam inti planet dengan magnet planet besar bukan menguat tapi melemah bahkan menghilang.
Magnet Bumi disebut magnet
Van Allen yang saat ini melindungi manusia dari radiasi ruang angkasa sejauh 50 ribu km diatas bumi, khususnya radiasi matahari. Membentuk seperti gelembung perisai yang tidak terlihat mengelilingi bumi.
Tanpa magnet bumi artinya bumi tidak memiliki perisai lagi, nasibnya tidak berbeda seperti planet Mars yang gersang.
Inti bumi menjadi sebuah magnet raksasa yang menimbulkan gelombang magnet, seperti kita melihat kompas jaman kuno adalah kekuatan magnet bumi.
.
Magnet bumi juga memunculkan aurora di wilayah kutub disebabkan tabrakan antara radiasi magnet angin matahari yang kuat dengan manget Bumi. Radiasi tersebut ditangkis atau digeser keluar oleh magnet
Bumi.
Mars yang kecil tidak memiliki magnet cukup kuat dan gravitasi lebih rendah membuat daya tarik atmofer juga lemah.
Atmosfer planet tersebut hilang tersapu angin matahari jutaan tahun lalu.
Seandainya manusia dapat tinggal di Mars dan berada di luar tanpa baju pendukung hidup, dalam hitungan bulan akan tamat terkena gangguan kesehatan akibat radiasi ruang angkasa.
Ukuran bumi bila terlalu besar akan berbeda, mungkin planet tersebut tanpa kekuatan magnet dan menjadi planet yang berbahaya bagi kehidupan.
Setidaknya radiasi yang masuk dari ruang angkasa dapat langsung masuk ke permukaan planet.
Dan dapat merusak DNA mahluk hiudp serta resiko kesehatan fatal. Hal sederhana tersebut diakibatkan magnet planet tidak mampu menangkis radiasi ruang angkasa termasuk radiasi dari bintang induk.
Super Earth yang lebih besar digambarkan dapat menjadi sebuah planet yang tidak terlalu aktif.
Kondisinya sangat mungkin berbeda dengan planet seperti Bumi, berdampak dengan aktivitas gunung berapi lebih sering terjadi.
Semakin besar ukuran, akan lebih banyak energi di dalam inti planet.
Mantel planet super earth yang kuat, di bagian inti akan lebih panas. Tetapi tekanan yang kuat juga menyatukan lempeng bumi dengan kerak bumi, buruknya dampak lempeng tektonik mungkin tidak ada.
Sejauh penemuan planet Super Earth, semua yang ditemukan, tidak yakin dapat ditinggali untuk manusia.
Dan sebagian yang ditemukan juga memiliki jarak terlalu dekat ke bintang induk, atau rata rata setara jarak Merkurius ke Matahari.
Untuk mencari planet Bumi super, setidaknya planet harus mengorbit ke bintang induk setiap 100 hari kata Hilke Schlichting, seorang profesor astrofisika di University of California, Los Angeles.
Sedangkan Bumi memiliki orbit ke matahari setiap 365 hari dengan rotasi 24 jam
Planet lain, posisi tersebut hanya dicapai bila planet berada dekat dengan bintang dengan ukuran lebih kecil dari matahari. Bila ukuran bintang terlalu besar, maka permukaan planet akan terpanggang.
Bumi seperti posisi itu akan keluar dari zona layak huni dan menjadi planet uap, katanya.
Jauh dari kata tepat di zona planet yang ideal. Planet akan menjadi sangat panas, semua cairan akan menguap ketika planet terlalu dekat ke bintang.
Uniknya, ada beberapa planet super-Earth yang ditemukan sejauh ini terlihat kaya air, seperti seluruh permukaan penuh dengan dunia air, Rodrigo Luger, Peneliti Flatiron di Pusat Yayasan Simon untuk Astrofisika Komputasi di New York City. Apakah planet dengan banyak air dapat mendukung kehidupan ?
Ada kemungkinan bahwa planet-planet ini terbantu dari potongan-potongan es besar yang jatuh ke planet selama pembentukan protoplanet.
Planet bergeser atau bermigrasi ke arah dalam dan dekat dengan bintang mereka, yang membuat es mereka mencair, katanya.
Apakah planet seperti itu cocok untuk manusia. Itu menjadi pertanyaan lain lagi
Planet-planet dalam dengan berlimpah air tersebut mungkin tidak layak huni, karena disana akan terbentuk samudra amat sangat dalam dan membentuk lapisan es yang padat dibawahnya.
Es tidak terbentuk oleh suhu rendah saja seperti wilayah kutub di Bumi, tetapi tekanan kuat dari lautan dalam yang dingin, yang memaksa molekul air menjadi keadaan padat.
Disini masalahnya berbeda, lapisan es planet akan menghalangi setiap interaksi atmosfer dan interior planet, yang berarti tidak ada siklus karbon (proses di mana karbon berputar melalui atmosfer, lautan, dan kerak bumi) atau tidak ada pertukaran mineral (yang mengatur suhu jangka panjang melalui interaksi antara atmosfer dan mantel), menurut Luger.
Bagi masyarakat akan melihat penemuan planet lsin seperti Bumi adalah harapan jauh di masa depan. Dengan melihat posisi yang tepat, dari ukuran, atmosfer, suhu dan air, terlihat cukup menjanjikan.
Tetapi para ilmuwan sebenarnya memiliki lebih banyak pertanyaan tentang Bumi super yang mereka temukan. Dibanding mendapatkan jawaban dari planet yang sudah terlihat.
Tidak perlu terlalu jauh. Manusia disini saja, tidak sepenuhnya memahami interior fisika planetnya sendiri.
Apalagi menebak seperti apa planet yang jauh dari tata surya, kata Luger.
Kita tidak tahu apa yang akan terjadi jika Bumi berukuran besar atau jarak mereka lebih dekat ke bintang yang lebih kecil. Mungkin apa yang kita lihat dari planet planet tersebut dari Bumi sebenarnya tidak seindah disana.
Tampaknya kita sangat beruntung bahwa kita tidak hidup di planet yang seperti itu. Dan masih berada di Bumi yang terlihat indah.