Avast jual data penguna antivirus gratis bagaimana menghentikan akhirnya berakhir

   Security | 28 January 2020

Salah satu perusahaan antivirus paling populer di dunia menjual data sensitif penguna.

Mungkin membahayakan privasi mereka, menurut laporan dan hal ini diungkap 2 media Vice dan PCMag.

Avast adalah perusahaan keamanan Computer bernilai miliaran dolar yang berbasis di Republik Ceko.

Perangkat lunaknya digunakan oleh sekitar 400 juta orang di seluruh dunia.

Tahun lalu muncul berita, perusahaan menyedot data perilaku pengguna dan menjualnya ke pihak lain.
Dan sekarang sejauh mana upaya itu telah diungkap dalam laporan Vice dan PCMag Januari 2020.

Avast Spy Free User AV

Memata-matai saat menjelajah, hem untuk apa ?

Lihat dahulu laporan media Forbes 2019 ketika pertama kali menguraikan bagaimana Avast serta perusahaan lain dibawah nama AVG menggunakan ekstensi browser untuk melihat semua yang dilakukan pelanggan mereka.
Data mencatat kemana user pergi (browsing), apa yang menarik mereka. Data tersebut ternyata dikumpulkan.

Data dari Avast dijual anak perusahaannya bernama Jumpshot, lalu data kembali di jual ke korporat yang membutuhkan.
Kabarnya ada transaksi bernilai jutaan dolar, dan klien termasuk perusahaan raksasa termasuk toko online di Amerika, dan perusahaan minuman.

Jumpshot mengemas data penguna Avast sesuai kebutuhan dari perusahaan yang meminta.

Diperkirakan ada 435 juta penguna Avast perbulan yang menjadi target pengumpulan data. Dan Jumpshot setidaknya memiliki data 100 juta perangkat.

Data tersebut katanya masih "anonim,"  atau tidak disebutkan sumbernya. Tetapi penelitian telah berulang kali menunjukkan, bisa saja data juga dibuka ketika dijual.

Namun tidak jelas apa yang akan terjadi pada semua data yang sudah diambil.
Seorang analis media menegaskan perusahaan harus menghapus data yang dikumpulkan bila tidak mendapat persetujuan dari pelanggannya. Avast tidak menanggapi usulan tersebut.

Dimana data diambil. Awalnya dari Extension Browser seperti di Firefox, Chrome dan Opera. Tapi ketiga pengembang sudah menghapus Extension milik Avast yang dianggap nakal.

Tapi Itu dulu, terakhir data di panen langsung dari aplikasi Antivirus gratis. Tanpa meminta pelanggan untuk menyetujui atau tidak pengumpulan data bagi pihak internal.

Kebanyakan penguna tidak tahu arti menyetujui ketika menginstall antivirus, dan tidak mengetahui bahwa data mereka juga ikut serta. Seperti kemana kebiasaan browser, apa yang dicari, situs yang dikunjungi dan lainnya.

Penting atau tidak, selama penguna internet browsing dengan aman. Tentu tidak masalah. Terlihat targetnya adalah penguna internet di negara maju.

30 Januari 2020
Avast mengumumkan menghentikan pengumpulan data dari sistem Antivirus mereka. Hal tersebut diputuskan besama dengan dewan direksi perusahaan dan menghentikan operasi JumpShot.
Ini satu kasus ketika privasi penguna internet mulai di koleksi oleh perusahaan lain. Satu hilang tapi tidak tahu yang lain.


Menghentikan Avast mengintip browser sangat mudah
Lihat dibagian Setting, dibawah General Tab, pilih Personal Privacy.

Lalu Untick di box - bagian Allow usage data to be share with 3rd.

Artikel Lain

Toko online restoran online menjadi pasar Phone Farmer. Salah satu yang tampil di video, memberikan penilaian palsu, bintang 5 palsu, sampai video yang banyak ditonton darir penonton palsu. Bagaimana cara kerja Phone Farmer, sangat mudah bahkan modalnya jauh lebih hemat. Tapi mampu mempengaruhi penguna internet lain.

Updates for Samsung tampil di Play Store dan sudah di download 10 juta kali. Apa benar aplikasi tidak resmi dapat memberi update Pembaruan dari smartphone Samsung. Sebenarnya sih, aplikasi tersebut tidak 100 persen benar. Walau dapat di download, tapi di kunci sampai user di paksa untuk membayar.

Aplikasi Meitu menjadi kontroversi. Foto seseorang dari smartphone seperti di make up ala artis. Aplikasi foto dari Meitu memang keren, seperti membuat foto dengan efek anime. Tapi aplikasi mengaktifkan camera, lokasi, status telepon, GPS, nomorMAC dan IMEI bahkan meminta ijin untuk membuat panggilan telepon

Browser Maxthon kabarnya mencuri data sensitif dari penguna. Browser Maxthon menjadi alternatif browser dari Google Chrome atau Firefox. Tapi apa yang dilakukan oleh pembuat browser Maxthon tersebut.

Browser Baidu mengambil data pribadi, hal ini diungkap oleh peneliti Citizen Lab Canada. Bukan data biasa tapi banyak data yang dikirim ke server Baidu Server. Bahkan data yang diambil tidak di enskripsi.

Hati hati mengunakan aplikasi dengan nama Adult Player. Karena aplikasi ini tidak diterima oleh Google Play. Aplikasi tersebut adalah malware, sehubungan dengan video player porno. Cara menghapus aplikasi Adult Player harus masuk ke Safe Mode di smartphone Android. Update



Youtube Obengplus


Trend