Hati hati mengunakan baterai Lithium. Khususnya baterai kapasitas besar. Jangan terjadi short karena dapat menimbulkan api


Cara pembuatan 2 baterai untuk baterai multimeter 9V

Langkah awal membuat baterai 9V adalah merancang jalur kabel baterai, antara arus DC Positif dan Negatif.

Pastikan seperti bagan sebelumnya dan sesuaikan dengan baterai yang dipakai, termasuk disain nantinya baterai sudah jadi dan tetap dapat di isi dari unit recharger

Sebaiknya kosongkan baterai terlebih dahulu, untuk menghindari terjadi short. Jangan lupa ketika melakukan solder kabel, jangan sampai meluber. Bila terjadi short dan baterai lithium tidak memiliki proteksi anti short, bisa runyam. Pastikan rancangan kabel nantinya tidak menganggu ketika baterai akan di isi ulang dengan charger.




Karena kepala baterai lithium smartphone mengunakan pelindung kepala plastik dan serta lempeng tembaga di kepala baterai. Bersihkan dahulu bagian plastik, bila perlu dipotong agar tidak terkena solder. Kikir atau buat goresan di kepala kutub negatif dan positif yang akan di solder di atas kepala baterai agar timah mudah merekat.

Kepala baterai lithium ketika di solder perlu di buat goresan agar timah mudah menempel


Setelah seluruh rangkaian kabel terpasang, hasilnya seperti dibawah ini. Untuk warna kabel mohon diabaikan

rangkaian kabel dengan mengabung dua baterai lithium


Setelah terpasang, uji rangkaian baterai tersebut. Apakah posisi kabel dan konetor 9V sudah sesuai dengan output positif dan negatif dengan mencocokan output dari baterai 9V biasa. Termasuk rangkaian seri baterai dapat bekerja pada multimeter atau perangkat.


Test output baterai lithium seri


Bila semua rangkaian seri baterai lithium sudah benar. Proses pembuatan baterai dengan sistem seri sudah selesai. Tinggal proses akhir untuk kemasan baterai agar lebih praktis, disini mengunakan rancangan baterai yang dibalik.di tempelkan kedua menjadi satu unit.

Bila mengunakan baterai BL-5C seperti test ini, bagian konektor baterai dibalik satu sama lain, agar memudahkan pengisian baterai. Sedangkan seluruh kabel dimasukan ke tengah baterai agar tidak menganggu ketika baterai ingin di isi ulang. Lalu di lem keduanya, hanya untuk menyembunyikan kabel di dalam baterai dan merekatkan dengan lem epoxy sehinga baterai menjadi satu unit.

Bentuk baterai 2 Lithium Ion yang digabung menjadi satu


Karena mengunakan charger dari BL-5C. Dudukan baterai hanya memuat 1 baterai untuk 3,7V. Posisi pengisian harus bergantian, selesai mengisi satu baterai, baterai di balik untuk mengisi unit lain.

Kepala baterai dibuat saling berlawanan atau bisa juga dibuat saling berhadapan. Sekali lagi tergantung kreativitas pembuatnya.

Bentuk Charger baterai lithium BL-5C sebagai contoh


Dibawah ini unit charger, dimana kepala konektor yang mengisi arus baterai lebih menonjol.

Walau kepala baterai terkena timah solder, tapi tetap mendapat posisi kontak ke konektor charger. Bila memiliki jenis charger dan tike socket baterai berbeda. Anda bisa memikirkan apakah memungkinkan membuat baterai menjadi satu kemasan dalam rangkaian baterai seri seperti ini.



Perbandingan ukuran baterai dual baterai lithium BL-5C yang sudah selesai seperti dibawah ini.
Dari kiri sebagai contoh bila mengunakan baterai camera 7,4V, tengah adalah baterai ukuran asli 9V dan kanan baterai BL-5C yang dimodfikasi untuk output 7,4V.

Disain dari gambar baterai Camera 7.4V baterai kotak 9V dan dual baterai 3,7V

Foto detail ukuran baterai diatas

Pengunaan baterai lithium
Pemakaian baterai lithium ion yang dibuat seri  tidak terbatas pada disain seperti artikel ini. Seperti baterai notebook dengan voltase lebih tinggi dari 3,7V dibuat dari kabungan rangkaian baterai seri dan paralel.  Artikel ini hanya memberikan gambaran atas manfaat pengunaan baterai lithium 3,7V. Sisanya dapat anda kembangkan sendiri.

Catatan.
  • Artikel ini diperuntukan sebagai ide bagi mereka yang mengerti tentang elektronik. Untuk disain akhirnya bisa disempurnakan oleh pembuatnya.
  • Baterai lithium yang tidak memiliki proteksi dan dalam kondisi terisi penuh, akan sangat berbahaya bila terjadi short atau kontak antara negatif dan positif.
  • Rancangan diatas hanya ide untuk membuat baterai seri, sisanya adalah kreatif dari anda sendiri.
  • Bila mengunakan baterai untuk smartphone/ponsel, baterai memiliki proteksi over current. Tidak cocok untuk perangkat yang membutuhkan power besar.
  • Saat ini sudah ada baterai 9V Lithium rechageable dan adaptor. B ila tidak mau repot bisa membeli paket baterai tersebut
  • Resiko pembuatan dan pemakaian baterai diatas adalah tanggung jawab pembuat.

Test baterai replacement 9V dengan 2 baterai Lithium Ion dan baterai camera bisa dilihat di video dibawah ini



Untuk power lebih besar dapat mengunakan baterai Li-ion standar
Dibutuhkan charger khusus pengisian baterai dan unit BMS untuk proteksi baterai.

Dengan baterai BMS S2 lebih nyaman, walau nanti ukurannya agak besar untuk digunakan sebagai baterai 9V.



Desain baterai ponsel dapat dimanfaatkan untuk power DC
Baterai ponsel yang tidak terpakai memiliki output 4.2V, cocok untuk output power DC dengan arus rendah.

Menambah modul step-up untuk menaikan voltase.

Baterai dapat mengantikan power DC 4,5V, 6V, 9V atau mungkin saja 12V.



Mengunakan Step-up
Teknik yang ini jauh lebih murah, tapi membutuhkan alat charger baterai dan Stepup.
Baterai ponsel bekas, setidaknya masih memiliki kapasitas 60% dapat dimanfaatkan sebagai baterai 5V, 8V, 9V, 12V.

Dengan catatan bila power baterai tidak memerlukan arus besar, seperti perangkat multimeter dengan daya rendah.
Lebih cocok mengunakan Step Booster, alasannya di ceritakan dalam video dibawah ini.