Bagian sirkuit lampu LED

  • Input mengunakan arus listrik AC 220V, sedangkan output adalah arus DC
  • Model lampu LED ini mengunakan chip TRR MB8F atau tipe Silicon Bridge Rectifier. Merubah langsung arus AC menjadi DC (dengan voltage tinggi) tanpa mengunakan trafo kecil
  • Chip ini yang merubah arus listrik PLN menjadi arus DC secara tetap.
Circuit LED Bulb AC to DC. Dibawah ini adalah sirkuit lampu LED adaptor. Yang merubah arus AC-220V menjadi arus DC.



Dibawah ini sisi jalur circuit board







Pelajaran dalam membuka isi lampu LED.

Isi lampu LED sebenarnya berisikan arus AC dan dirubah oleh adaptor menjadi arus DC sebagai sumber lampu LED.

Emitter lampu LED untuk lampu rumah berbeda dengan lampu power baterai. Lampu LED rumah mengunakan arus DC sangat tinggi, dengan tegangan mencapai diatas 9V DC atau lebih

Berbeda dengan Emitter lampu LED baterai, rata rata hanya mengunakan voltase 3,7-4.1V/DC.Umumnya mengunakan satu LED, 2 LED atau 4 LED.

Walau keduanya mengunakan arus DC. Bisa disimpulkan Emitter lampu LED rumah dan baterai membutukan power atau tegangan (V/DC) berbeda dengan LED lampu senter..

Lampu LED mengunakan beberapa lampu LED berukuran kecil. Contoh disini mengunakan lampu yang berisikan 7 LED seri. Artinya satu lampu, satu LED tersambung lampu lain.

Misalnya :
  • 2 LED, masing masing mengunakan 3V/DC, dengan 2 LED membutuhkan power 6V/DC
  • 4 LED, memerlukan power DC 3Volt DC  x 4 LED = 12Volt DC untuk lampu menyala.
  • 7 LED, memerlukan DC 3Volt DC x 7 LED = 21Volt DC untuk menyala dan seterusnya
Seandainya satu lampu diberikan power 3,3Volt.DC, tinggal dikalikan berapa jumlah LED yang ada.

Apakah kita bisa mengetahui berapa arus untuk lampu LED dengan menghitung jumlah LED yang ada. Tidak juga.

Ada beberapa lampu mengunakan sistem Seri dan Paralel.
Misalnya 6 lampu LED, dibuat 3 seri, dan  masing masing dipasang 2 paralel. Lampu tersebut dihitung bukan dari 6 LED, karena dibagi 3 yaitu 3 LED (paralel) x 3Volt DC = dapat menyala dengan power 6Volt DC
Jadi jumlah LED mungkin mengunakan kombinasi seri dan paralel atau seri saja. Bisa saja lampu dengan jumlah 21 LED cukup mengunakan 7 x 3Volt DC atau 21Volt DC. Karena 21 LED tidak tersambung lurus, melainkan dibagi menjadi 3 menjadi 21 / 3 LED = 7 paralel dan seri lampu.

Dibawah ini diagram circuit board antara disain lampu LED Seri dan Paralel.
Dan tipe test dengan lampu LED 7W, memiliki jumlah 14 LED dapat diberikan power minimum 7 x 3V DC =21 Volt DC (power aman untuk lampu LED)
Bila dibutuhkan power dapat dinaikan menjadi 3,3V/DC dan memerlukan power DC 7 x 3,3V/DC = 23V/DC

Contoh gambar dibawah ini. Jumlah lampu LED tidak dapat dijumlahkan sesuai voltase lampu LED. Alasannya, disain lampu LED berbeda beda.
Misalnya 3 lampu LED dapat menyala dengan baik dengan 9 Volt DC
Yang lain dapat mengunakan 6 lampu LED juga menyala dengan power 9 Volt DC.

Gambar pertama, satu bagian lampu terdiri dari 3 LED, tapi power dibuat garis lurus. Bagian kedua lampu dengan jumlah 6 LED, tapi memerlukan power yang sama seperti 3 lampu LED, karena setiap 2 lampu LED dibuat paralel.




Contoh kedua diatas, disain lampu LED tersebut mengunakan 14 lampu LED yang mengkonsumsi listrik 7W AC.
Bila kita salah menghitung dengan menjumlahkan lampu 14 lampu LED, dan mengalihkan dengan 3V/DC. Dan memberikan power 42V/DC (14 LED x 3V/DC), maka lampu akan langsung terbakar (mati)

Disain lampu LED diatas sebenarnya memiliki rancangan seri dan paralel dan dibagi menjadi 7 bagian.
Lampu ini akan menyala dengan power 21V/DC atau 14 lampu sebenarnya ada 7 LED paralel ( 7 x 3V/DC)


Berapa voltase masing masing lampu LED emitter rumah.
Jawabanya harus dilihat dari tipe lampu dan konfigurasinya berbeda-beda.
Bila ingin memperbaiki bagian LED yang rusak, periksa dulu berapa voltase setiap LED.

Contoh pada gambar dibawah ini. Sebuah lampu dengan 1 LED ukuran besar, tapi di dalamnya terdapat 9 titik LED Emitter

Dapat dinyalakan dengan memberi power 9V/DC, bahkan 10V/DC dan batasnya sampai 11V/DC
Ketika dinyalakan dengan 9V/DC lampu mencapai panas 40.degC dan sudah dilindungi dengan heatsink pendingin, 10V/DC akan lebih panas dan naik melewati 60 derajat Celcius.

Contoh lampu yang berbeda dibawah ini. Bentuknya seperti satu lampu LED yang sebenarnya berisikan 3 seri dan 3 paralel lampu LED.
Satu emitter LED memerlukan 3,7V/DC sebenarnya memerlukan power 11V/DC
Lampu dibawah ini mengunakan sistem 3x3. Bila 3 seri dikalikan 3,7V/DC =11V/DC. Lampu dapat dinyalakan dengan power 9V/DC atau setiap 1 lampu LED mendapatkan power 3V/DC untuk satu baris paralel.

Dibawah ini adalah disain lampu LED chip tipe COB atau Chip on board.
Semua chip LED disatukan dalam satu unit bodi board pendingindan tidak dibuat dengan chip terpisah seperti LED SMD.



Emitter LED untuk lampu rumah berbeda dibanding Emitter lampu LED biasa. Karena kebutuhan arus DC yang dipakai oleh lampu LED Bulb ternyata jauh lebih tinggi.

Video dibawah ini mengunakan multiteset dan melihat berapa arus input dan output yang dipakai sebuah lampu LED



Chip Direct DC Enabler
Bila anda mendapatkan lampu LED yang ringan. Disain sirkuit power AC ke DC lampu tersebut mengunakan chiup direct DC.
Teknologi Direct DC menghapus pengunaan transformer (trafo), konsumsi listrik lebih efisien, dan tidak banyak menimbulkan panas.

Arus listrik dirubah dari AC ke DC dengan sistem penyelaras atau filter.
Memiliki rentang input voltase dari 50 - 480V/AC dinamis, memiliki output 3.3, 5,12V dan lainnya sesuai rancangan.

Dilengkapi sistem pelindung short, overvoltage dan sistem termal yang lebih aman.

Tidak lagi mengunakan kapasitor dan trafo, tapi dibuat dalam bentuk sebuah chip kecil dengan beberapa komponen elektronik lain.
Biaya komponen elektronik yang digantikan dengan chip Direct DC memangkas ukuran dan komponen sampai 50%.

Panas terjadi di bagian lampu LED yang perlu pendingin.
Disain lampu Bardi WIFI dibawah ini, di kontrol mengunakan sebuah chip WIFI untuk mengatur lampu LED.



Lampu generasi terbaru tidak lagi mengunakan LED 3V. Tapi mengikuti disain lampu, dengan voltase LED berbeda.
Kita tidak dapat melihat bentuk, karena ukurannya sama.

Seperti test dibawah ini. Bila menganti lampu LED yang rusak, harus diperiksa voltase LED yang digunakan.

Bisa saja satu LED kecil mengunakan voltase 3V atau beberapa model baru mengunakan LED High Volatge (HV) dari 6V 9V 12V 18V 24V 36V.



Pengetahuan yang di dapat dengan lampu LED.

  • Secara umum tipe lampu LED AC, mengunakan emitter LED DC. Artinya lampu LED dari arus AC 220V, memiliki alat adaptor untuk merubah arus AC ke DC.
  • Memberikan arus DC langsung. Berapa output DC dari adaptor. Tergantung berapa banyak Emitter LED (jumlah unit lampu LED).
  • Lampu LED dapat diberikan power DC langsung, tapi harus diberikan satu hambatan misalnya resitor atau mengunakan sirkuit konverter untuk menaikan / menurunkan arus DC. Lampu LED tidak boleh diberikan arus langsung dari DC ke lampu LED, karena dapat memperpendek usia LED
  • Lampu LED umumnya memerlukan heatsink. Alasannya agar panas lampu EMITTER LED tidak cepat rusak dan overheating.
  • Berapa input yang harus diberikan ke sebuah lampu LED. Tergantung. Misalnya sebuah unit lampu LED memiliki 4 LED. Dapat diperkirakan membutuhkan power 4 x 3V/DC =12Volt.
Note -  informasi ini untuk sumber pengetahuan. Jangan membuka lampu LED dengan power listrik AC bila tidak mengetahui tentang arus listrik. PCB terbuka dengan arus AC akan membahayakan jiwa anda.

Tertarik membuat lampu LED dengan power DC dapat dilihat pada artikel dibawah ini.
Anda dapat membuat lampu LED power DC dari lampu dengan power DC dari powerbank