Digital | 14 May 2018

Timelapse El Capitan 2 19 44 merekam teknik pendakian yang terlihat ngak masuk akal


Fotografer Tristan Grezko mengabadikan 2 pendaki tebing di El Capitan, dimulai dari memanjat tebing dari bawah dan terus naik sampai ke puncak.

Hanya membutuhkan 2 jam, sementara pendaki amatir lain membutuhkan waktu antara 3-4 hari.

Tebing El Capitan terletak di taman Yosemite. Menjadi ajang pembuktian para pendaki di seluruh dunia. Dengan dinding granit vertikal seperti medan tak berujung.

Memiliki rute sepanjang 3000 kaki atau hampir 1000 meter tapi keatas.

Pendaki pertama yang berhasil mencapai puncak dimulai tahun 1957, dengan peralatan panjat tebing jaman dahulu membutuhkan waktu 45 hari.
Tahun 1960 waktu pendakian semakin cepat hanya 7 hari.

15 tahun berlalu, pada tahun 1975, pendaki tercepat dapat mencapai puncak dalam 1 hari.

Mendaki el capitan tebing di taman Yosemite

Saat ini para pendaki dapat menghabiskan waktu antara 3-4 hari saja untuk mencapai puncak.

Berbeda dengan pendaki profesional Brad Gobright dan Jim Reynold sangat mengejutkan dunia pendakian. Mereka menyelesaikan dalam 2 jam 19 menit dan 44 detik. Pada 21 Oktober 2017 mereka mencapai puncak dengan rekor baru.

Mengalahkan rekor lama Alex Honnold dan Hans Florine pada tahun 2012 dengan waktu 2 jam 23 menit 46 detik, atau 4 menit lebih cepat.



Dari video ini dapat kita lihat bagaimana kedua pendaki tersebut menaklukan El Capitan. Mereka memanjat dengan cara unik. Seperti Spiderman.
Setelah 3 menit video, baru terlihat bagaimana kedua pendaki bekerja sama sehingga mereka dapat begitu cepat mendaki di El Capitan.

Two Nineteen Forty Four from Tristan Greszko on Vimeo.



Artikel Lain

Berbeka pendaki gunung es memiliki reputasi sangat baik, sebagai pendaki dan regu penolong. Setelah tidak mendaki, 25 tahun kemudian dia mencoba menaklukan gunung Broad Peak tertinggi ke 12 di dunia. Di usia ke 68 tahun, bersama 3 pendaki naik tapi gagal turun dan dinyatakan 2 orang hilang.

Foto selama 3 tahun menghasilkan sebuah video Justland II. Melewati 12 musim dibelakang rumah seorang fotografer di Denmark. Dia mengabadikan 3 tahun untuk melihat perubahan dari setiap musim, dan kembali ke musim yang sama tahun depan.



Seorang astrofotografer Phil Hart berada disana,untuk video timelapse The Moon in Motion. Dia membawa peralatan camera seberat 180kg. Termasuk mounting teleskop dan teleskopnya sendiri. Karena targetnya mengabadikan gerhana tersebut hanya berlangsung dalam hitungan jam. Dia menempatkan peralatan di 2 tempat kota aIdaho dan Whyoming.Video yang dibuat benar benar beda, sudah setingkat astronomi dari Nasa

Melihat foto ISS ketika berada di luar modul dan melihat video. Atau melihat foto misi astronot Apollo, mungkin kita bertanya. Mengapa langit terlihat lebh gelap di ruang angkasa di banding di Bumi. Dan tidak tampak bintang seperti di Bumi. Bukan tidak ada bintang tapi camera yang digunakan dirancang khusus.

Seringkali kita menelusuri foto Instagram dari fotografer lain, dan bertanya-tanya, "Bagaimana mereka bisa mengambil gambar itu?". Foto yang tampak menggunakan sangat sedikit pencahayaan (strobo) buatan, dan jarang menggunakan pengubah pencahayaan dari tampilannya. Tekniknya sangat sederhana, tapi apakah anda berpikir seperti dia.

Seperti apa kita melihat pesawat ruang angkasa yang membawa suplai ke stasiun ISS. Ini bentuk peluncuran roket ketika di lihat drai ruang angkasa. Ditampilkan dalam video timelapse, ketika roket Soyuz berangkat dan keluar orbit. Rata rata 2 hari mengirim barang, kemarin hanya 3 jam 21 menit.

Fotografer Morten Rustad membuat video timelapse dan resolusinya mencapai 8K. Gambar yang sangat tajam tentang video pemandangan alam dengan Amerika Selatan. Tujuannya liburan setahun untuk video timelapse. Setidaknya film yang dibuat meliputi 7 negara. Paling menakjubkan bentuk galaksi yang seharusnya terlihat diatas kita.Sayang dia belum mampir ke Indonesia.



Fotographer Mike Obinski kali ini melakukan perjalanan yang sama, puluhan ribu km untuk mengejar badai. Mengabadikan pemandangan, hujan, petir dan debu. Video Monsoon 5 semakin menarik melihat petualangan si fotografer pengejar badai ini. 2 camera, 3 bulan mencari badai, video 8 menit Monson V dibuat dari 85.000 foto.

Oktober 2018, satu camera lebih kecil dengan model TinyMos Nano1. Memiliki ukuran 3x lebih kecil dari Tiny1 yang dirilis 2015. Disain lebih portabel, disebutkan kemampunanya 3x lebih baik dibanding Tinymos Tiny1. TinyMos Nano1 mengunakan sensor Sony dengan resolusi foto 12MP dan merekam video 4K.

Seorang fotografer landscape atau pemandangan alam. Membutuhkan kesabaran untuk menunggu pada tempat dan waktu yang tepat. Terlalu besar usaha sampai kurang beruntung. Kadang waktu datang tanpa sengaja dengan sendirinya. Langit yang gelap ternyata luar biasa dengan cahaya bintang (Juni 2018)

Ketika terbang pada malam hari, lihat ke arah selatan. Mungkin anda akan melihat galaksi Bima Sakti. Dibuktikan oleh Wick adalah pilot Swiss Airline berusia 30 tahun. Mengunakan camera yang ditaruh di ruang pilot, dia merekam penerbangan dari Zurich ke Sao Paulo dengan camera.

Fotografer Murali kembali memberikan pelajaran, bagaimana melihat nebula Orion. Melihat garis galaksi pada prinsipnya sama, menjauhi polusi lampu di kota. Cahaya lampu yang menerangi atmofer akan menutup cahaya bintang termasuk cahaya dari orion nebula.

Sebuah video dengan judul Once Upon a Time in Cappadocia, mengunakan teknik Hyperlapse. Tapi kali beda. Rob Whitworth kembali memukai dengan produksi video Timelapsenya untuk Turkish Airlines. Mengunakan beraneka teknik dari pemandangan Turki.



Youtube Obengplus

Trend
No popular articles found.