Bila anda berbelanja perabot rumah, kayu atau lantai.
Ada sebuah produk berbentuk papan kayu yang disebut papan MDF.
MDF merupakan medium-density fiberboard. Dibuat dari serat kayu, dipadatkan, diberikan perekat dan membentuk seperti papan kayu.
Terlihat seperti papan dari potongan pohon besar, tapi hanya dibagian luar. Di dalamnya adalah serbuk kayu daur ulang yang berikan lem atau bahan anti rayap lalu dipanaskan dalam suhu tinggi..
Untuk manfaat MDF sangat berguna.
Bahan MDF lebih ringan, tidak berubah bentuk terhadap cuaca, dan tahan lembab serta murah.
Pemakaian papan kayu MDF banyak digunakan untuk perabot rumah tangga, misalnya lemari atau dinding rumah sebagai penganti triplek.
Proses pembuatan papan MDF
Serbuk gergaji dan serutan dari penggilingan industri dikreingkan dan kemudian dicampur dengan resin dan lilin untuk membuat panel kayu.
Panel tersebut kemudian ditekan di bawah panas dan tekanan yang sangat kuat, yang membuatnya bentuk seragam dalam ukuran dan sangat tahan lama.
Setelah
Sebelum papan panel dipotong ke ukuran akhirnya, papan diampelas untuk memberikan hasil akhir yang sangat halus agar dapat dicat atau diwarnai.
Panel MDF tersedia dalam berbagai ketebalan, dari 2 mm hingga 60 mm, sehingga cocok untuk berbagai penggunaan.
Menurut Kitchen Design Partner, aplikasi populer untuk panel MDF termasuk lemari, pintu dengan cetakan, unit rak, dan jenis furnitur serupa lainnya.
Papan MDF diakui karena kekuatan dan ketahanannya dari bengkok dan retak. Tapi, ada beberapa kelemahan penting untuk produk juga.
Menurut Civil Today, papan MDF mengandung formaldehida yang dilepaskan
secara bertahap (disebut off-gassing) dan berpotensi menyebabkan iritasi
pada kulit, mata, hidung, dan tenggorokan.
Pelepasan gas dapat
terjadi sepanjang masa pakai produk, tetapi paling umum pada tahun
pertama, terutama ketika pertama kali dikeluarkan dari kemasan kartonnya
(untuk furnitur pra-dibuat yang dirakit di rumah.)
Green Home Guide melaporkan bahwa gas ini lebih mungkin terlepas saat terkena panas dan kondisi lembab.
Dengan menyegel lapisan papan pada produk dengan cat atau pernis dapat membantu mengurangi emisi gas tersebut.
CDC
mengatakan konsentrasi formaldehida dapat terakumulasi di rumah dari
berbagai sumber seperti produk MDF, bantal, kasur, dan lantai vinil.
Hal
lain yang perlu diingat saat menggunakan MDF adalah hasil akhir yang
halus dapat dengan mudah tergores atau rusak dan sudut-sudutnya mudah
rusak.
MDF sangat rentan terhadap kerusakan dari air atau kelembaban.
Di
luar negeri, label Water Damage Plus menjelaskan beberapa produk
mungkin diberi label tahan air, tetapi itu hanya mengacu pada lapisan
luar pelindung dan tidak sama dengan tahan air dari keseluruhan papan.
Bahkan
dengan perawatan terbaik, kelembapan pada akhirnya dapat meresap ke
dalam MDF, menyebabkan bahan larut, bentuk papan membengkak, melengkung.
Simon Spencer Designs menyebut papan MDF ramah lingkungan karena menggunakan kayu dari pinus yang tumbuh cepat.
Bila
dirawat dengan benar, itu juga cukup tahan lama, tidak diperlukan
pengantian selama bertahun-tahun, menghemat sampah ekstra dari mencapai
tempat pembuangan sampah.
Bahan MDF dikabarkan dapat membuat gangguan kesehatan. Alasannya bahan perekat yang dipakai mengandung urea-
formaldehyde (urea-methanal formaldehyde ). Dan gas dari bahan ini dapat keluar dari kayu.
Bagi kesehatan, beberapa orang yang rentan dapat mengalami gangguan kesehatan seperti iritasi kulit, mata, hidung dan tenggorokan. Bila terkena paparan tinggi, dapat beresiko kanker.
Pemerintah Amerika mengeluarkan standar formaldehida untuk produk MDF pada tahun 2010. Untuk menentukan batas jumlah produk di rumah dengan tingkat 0.11ppm. Di Eropa memiliki standar lebih tinggi sampai 0.07ppm. Negara bagian California juga lebih ketat dengan menentapkan standar 0.05ppm.
Badan Forest Steward Council dapat mengeluarkan sertifikasi MDF yang aman. Bila tertarik mengunakan perabot atau mengunakan papan MDF, bisa melihat sertifikasi tersebut. Tetapi apakah di Indonesia sudah siap memeriksa bahan MDF ini.
Seorang peneliti mengatakan pabrik kayu lapis dapat mengunakan bahan lain yang lebih aman.
Seperti resin fenol formaldehida yang menghasilkan penguapan gas perekat lebih rendah.
Bagaimana bila sudah memiliki perabot dengan bahan MDF.
Saran, taruh perabot diruang terbuka seperti ruang tamu untuk sementara waktu.
Sampai furnitur tidak berbau lagi. Sementara diletakan di ruang terbuka, biarkan furnitur terkena angin dengan membuka jendela.
Upayakan ruang rumah tetap sejuk dan kering, karena suhu dan kelembaban tinggi akan dapat meningkatkan gas yang keluar dari perekat papan furniture. Ada beberapa bahan perekat untuk pelindung, tapi hanya menutup bagian luar saja. Hal lain tidak mengamplas permukaan furnitur , karena dapat melepaskan partikel formaldehid ke udara.
Lapisi papan MDF dengan cat untuk mengunci partikel dari dalam keluar.
Hal terakhir, perhatikan anggota keluarga atau karyawan kantor.
Biasanya ada beberapa orang yang sensitif terhadap bahan kimia. Jika ada ada peningkatan gangguan sakit kepala, pernapasan mungkin sudah waktunya memeriksa bahan MDF dari perabot kantor yang dipakai.
Suka minum alkohol, ada baiknya melihat penelitian ini. Data
tahun 2012, sekitar 5,8% kematian akibat kanker di seluruh dunia.
Temukan bukti hubungan antara sering minum dan terhubung ke kanker
mulut, tenggorokan, laring, esofagus, hati, usus dan payudara.