Science | 28 February 2014

Bagaimana pembentukan alam semesta dari bentuk atom


Teori ini adalah dasar dari pembentukan alam semesta.

Melihat kandungan material yang ada di sekitar kita, sampai materi terbanyak dalam pembentukan alam semesta, termasuk bintang, planet, dan galaksi serta gas nebula.

Alam semesta terbentuk dari atom, tapi jumlahnya amat sangat besar.

Atom menjadi dasar awal terbentuknya alam semesta sampai saat ini, kehidupan di alam semesta terkait dengan jumlah atom.

Bukan melihat dari proses terbentuknya sebuah tata surya. Tetapi jauh ke belakang, melihat dari mana saja materi pembentukan di alam semesta, dan perubahan bentuk atom menjadi benda di kosmik.
Dari atom gas, lalu menjadi materi padat seperti yang kita injak saat ini yaitu tanah.

Menjadi pertanyaan, apa nama atom yang membentuk alam semesta ini.
Bagaimana semuanya dapat berubah menjadi batuan, metal, aluminium, besi, air, dan gas untuk kita bernapas. Itu pertanyaan menarik, yang mungkin baru kita sadari sekarang.

Materi apa yang terbesar di alam semesta ini.

Menurut penelitian awalnya isi alam semesta terdiri dari dua unsur utama atom yaitu Helium dan Hidrogen sampai kumpulan atom. Perjalanan miliaran tahun membuat sebagian dari kedua bahan berlimpah tersebut berubah bentuk. Dan memerlukan proses yang sangat panjang.

Ini satu pelajaran dari dunia sain dan ditampilkan agak berbeda.
Tidak menampilkan planet, bintang, galaksi tapi menceritakan kandungan planet dan bintang dan bagaimana materi di alam semesta membentuk semuanya.



Diawali dari molekul yang terdiri dari beberapa atom, terkadang molekul berubah karena berganti atom yang mengikat.
Oksigen untuk bernapas dengan 2 atom O2, Karbon Dioksida terdiri dari 3 atom CO2, lalu tumbuhan dan lainnya terbentuk karena atom.

Kembali ke pembentuk atom di alam semesta. Pembentukan alam semesta dimulai 13,8 miliar tahun lalu (teorinya seperti itu) dimana terjadi ledakan sangat dasyat (menurut teori disebut Big Bag).  Ketika terjadi big bang, kandungan di titik awal big bang terlempar dan di ruang kosong semesta terjadi penyebaran gas ke semua arah. Tapi  belum ada planet atau bintang seperti sekarang. Gas yang bertebaran dan mengambang dalam jumlah sangat besar, kandungan terbesar adalah unsur dari  75% atom hidrogen dan 24% atom helium.



Tidak ada oksigen, carbon dan nitrogen di awal pembentukan. Tidak ada molekul benda padat, semua masih berupa atom gas.



Pada satu bagian terjadi kepadatan gas lebih banyak dibanding bagian lain. Karena gas berada di ruang hampa, kepadatan gas akan membentuk gravitasi sendiri di ruang hampa. Seperti cerita astronot yang ingin minum di ruang angkasa, maka air tidak jatuh menetes, tapi mengambang seperti bola.

Gas yang lebih ringan akan tertarik oleh bagian gas lebih berat. Perlahan semakin banyak gas terkumpul, memadat dan terus memadat melalui proses perlahan dalam waktu miliaran tahun.



Gas yang padat membentuk seperti bola, dan membuat tekanan di tengah bola raksasa. Membuat tekanan besar ditengah dan menimbulkan panas di inti gas.

Sekali lagi bukan gas seperti balon atau gas di dalam tangki kapal tangker, tapi ini jumlah gas yang sangat besar di ruang antariksa.



Terkadang panas di inti bola gas raksasa yang semakin padat akan memanas dan menimbulkan fusi nuklir. Atom hidrogen saling bertabrakan dengan atom helium. Dan terjadilah pembentukan cahaya yang disebut bintang.



Ketika panas yang terjadi di dalamnya dan berusaha keluar, dan bagian luar terus menekan ke dalam. Saat itulah terbentuknya sebuah bintang yang bercahaya karena inti di dalam gas terjadi efek fusi nuklir.



Sebuah bintang besar tidak hanya memiliki kandungan hidrogen menjadi helium. Karena panas dan molekul atom begerak dan saling menumbuk.

Sehingga menghasilkan atom atom lain seperti, oksigen dan nitrogen. Bahkan membuat elemen atom lain seperti Flourine, Neon, Sodium, Magnesium, Aluminium sampai Iron (besi).

Seperti molekul O2 (udara) ketika terjadi proses pembakaran (panas) akan berubah menjadi gas CO2. C adalah karbon dari benda yang terbakar, dan O dari Oksigen.



Bintang di awal alam semesta memiliki ukuran sangat besar atau bintang raksasa. Besar panas tentu saja menghabiskan bahan bakar lebih banyak.



Suatu hari bahan bakar yang membentuk bintang tersebut habis karena terus terbakar. Bintang akan redup dan intinya runtuh, akhirnya membuat efek ledakan raksasa yang disebut Supernova.

Ketika sebuah bintang besar meledak, dan melepas energi sangat besar dan melontarkan semua isi dari bintang raksasa. Reaksi fusi ditengah inti bintang menjadi liar dan saling bertumbukan.

Materi gas yang terakumulasi dapat membentuk atom lain yang lebih berat seperti besi, silver, emas dan uranium setelah semuanya terlontar dari inti bintang yang hancur.



Sebagian sisa elemen terlempar begitu saja di ruang angkasa akan ada di sekitar bintang yang mati.
Sebagian bercampur kembali dengan gas yang sudah ada sebelumnya.

Diawali 2 atom gas, helium dan hidrogen dapat membentuk atom atau elemen lain setelah terjadinya supernova.

Matahari misalnya adalah bintang generasi baru yang terbentuk.
Karena bahannya terdiri dari 71% hidrogen, 27% helium dan bahan atom lainnya 2%.



Bagaimana dengan bumi.
Bumi terbentuk setelah satu ledakan bintang, atau materi di bumi adalah sisa elemen padat dari sisa bintang yang meledak sebelumnya.

Bumi terbentuk dari kumpulan debu dari sisa ledakan bintang.
Gas kembali tertarik ke tengah tata surya membentuk bintang baru yang disebut Matahari saat ini, sedangkan elemen berat akan menjadi planet berbatu.
Planet berbadi terdepan terdiri dari 4 planet di tata surya kita, Mars, Bumi, Merkurius dan Venus
Sedangkan lebih jauh ke belakang adalah planet Gas seperti Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus.
Tidak sampai disana, planet kerdil terakhir juga hadir yaitu Pluto, dan di belakang Pluto masih ada lagi sisa sampah pembentukan tata surya
Termasuk 2 cincin asteroid, Asteroid Belt dan Kuiper Belt.

Planet bumi tidak mampu mengambil bahan hidrogen dan helium terlalu besar. Sedangkan planet gas di belakang mampu mendapatkan gas lebih besar untuk membentuk menjadi planet gas.



Kandungan Bumi lebih banyak materi padat atau  lebih banyak 32% Besi, 30% Oksigen, 15% Silikon, 14% Magnesium dan sisanya 9% seperti sulfur, nikel dan lainnya.
Bumi hanya memiliki kandungan 2% gas. Sisa gas lainnnya tidak bisa ditarik oleh gravitasi bumi selama pembentukan planet.

Planet bumi dan planet lainnya terbentuk karena debu, lalu terkumpul menjadi batuan, dan terus membesar menjadi pecahan asteroid yang saling tertarik.
Karena debu yang mengambang akan terakumulai kembali menjadi benda lebih besar.
Perlahan menjadi asteroid, lalu saling tarik menarik. Dan terus bertumbukan dan mengumpul menjadi satu. Semakin lama semakin membesar sampai terbentuk bola batuan padat menjadi planet.



Jadi materi di bumi adalah materi dari sisa sebuah bintang yang meledak. Kandungan di bumi adalah hasil dari proses sebuah bintang sebelumnya. Matahari saat ini dianggap sebagai bintang generasi selanjutnya dari bintang sebelumnya yang telah lebih dahulu terbentuk.

Materi utama di alam semesta terdiri dari dua unsur utama, Helium dan Hidrogen.
Itulah perubahan dalam waktu miliaran tahun, muncul atom lain untuk membentuk galaksi, bintang, planet dan lainnya di alam semesta.

Cerita diatas untuk menjelaskan bagaimana terbentuknya atom yang mengisi semua benda di antariksa. Proses terjadinya bintang, bulan, planet memiliki teori sendiri yang disebut pembentukan tata surya.


Artikel Lain

Sangat jarang kita menemukan di planet ini dari batuan dengan usia lebih tua dari Bumi. Meteorit merupakan bukti, mengapa batuan tersebut penting. Ilmuwan memperkirakan telah menemukan sebuah batu yang usianya 4,6 miliar tahun. Hampir sama tuanya dengan tata surya kita, dan jauh sebelum Bumi ada seperti sekarang.

Sebuah bintang kerdil berwarna coklat ditemukan seorang ilmuwan amatir. Tapi dia tidak melihat dengan teleskop ukuran besar. Sebuah bintang kerdil ditemukan dari program Backyard Worlds: Planet 9. Modalnya hanya melihat foto, tapi dapat menemukan bintang kerdil.



Plasma adalah materi ke 4, setelah gas, padat dan cair. Plasma disebut sebagai gas terionisasi. Di bumi, materi plasma dapat dibuat tapi tidak bertahan lama. Seperti pemanas fusi nuklir, di alam semeta materi plasma hal biasa seperti bintang atau mataharai kita

Mempelajari tata surya. Bagaimana bintang terbentuk, dan bagaimana planet bisa terbentuk disekitar bintang. Pertanyaan ini masih terus diteliti oleh para astronom. Sebuah bintang yang diteliti disini tiba tiba meningkat kecerahannya menjadi 250 kali dalam satu tahun. Hal ini menunjukan infus materi di bintang ini tidak biasanya memakan materi di sekitar dirinya.

Diawali dari tata surya dengan keberadaan di bumi. Semua terlihat serasi dan berputar pada tempatnya. Menurut ahli astronom, diluar sana berbeda. Dikatakan kacau bahkan saling menghancurkan.



Youtube Obengplus

Trend
No popular articles found.