Bintang tertua ditemukan sebagai bintang generasi ke 2 atau Population II
Ketika bintang generasi pertama lahir hanya terkandung gas murni atau hidrogen.
Lalu bintang terbakar
menghasilkan cahaya di alam semesta ini sampai di akhir gas habis dan
bintang meledak.
Ketika bintang meledak, ada bagian yang telah terbakar atau hasil sampah bintang / materi yang terjebak di dalam bintang. Yang disebut elemen padat atau materi padat.
Materi padat atau gas lain terkait dengan perubahan materi yang dikenal dengan tabel periodik.
Akumulasi gas dapat membentuk bintang kembali lahir dan membawa materi sisa tersebut lalu membakar kembali, dan menghasilkan materi padat lain dan seterusnya. Disanalah perubahan material gas Hidrogen murni, menjadi gas helium, dan muncul elemen lain.
Bintang dengan materi padat atau metal dari generasi ke generasi akan semakin banyak membawa materi metal / padat. Dalam prosesnya, berlangsung berkali kali, dengan gravitasi bintang juga menarik elemen gas yang bergerak bebas di ruang angkasa. Sekaligus elemen padat akan membentuk planet sebagai sebuah tata surya.
Peneliti saat ini mengunakan metode kandungan bahan metal dari sebuah bintang. Bila
bintang memiliki kandungan metal atau membawa materi padat di dalamnya,
selain unsur gas yang terbesar. Maka semakin banyak metal, bintang
tersebut berusia lebih muda. Disebut bintang generasi terakhir.
Bintang kita atau disebut matahari, diperkirakan menjadi bintang generasi ke sekian kali setelah terjadinya Big Bang. Masuk kategori bintang populasi I.
Bintang populasi III. Bintang
ini relatif bebas dari logam. Bintang ini umumnya relatif jauh dari
waktu lahirnya bumi dan lebih dekat dari waktu alam semesta mulai terbentuk. Umumnya memiliki ukuran raksasa dengan suhu panas 100 kali
dibanding panas matahari. Rata rata bintang generasi pertama memiliki
ukuran 100 sampai 1000 kali lebih besar dari Matahari.
Bintang populasi II
Bintang
jenis ini memiliki kandungan metal lebih rendah atau jumlahnya relatif
sangat sedikit. Umumnya memiliki umur lebih tua dan lahir lebih dekat dengan waktu
terjadinya Big Bang. Bintang kelas ini umumnya lahir menjadi bintang kategori raksasa, Red Giant
dan Subgiant. Dengan kandungan metal lebih kecil dari 0,1% Tapi bukan generasi pertama seperti Populasi III, melainkan bintang generasi kedua.
Bintang populasi I. Bintang dengan kategori populasi I adalah bintang yang kaya bahan logam atau bintang Metallicity. Matahari adalah salah satu contoh bintang dengan materi logam di
dalamnya. Umumnya bintang di lengan galaksi masuk kategori bintang
Population I. Memiliki kandungan materi berat seperti besi mulai dari 1/100 dari materi matahari kita.
Walau pada akhirnya semua bintang meledak dan melahirkan bintang baru. Tidak semua bintang tua hancur dan lahir kembali. Sebagian dapat bertahan miliaran tahun dan terus bercahaya.
Kalangan
astronom masih sepenuhnya belum mengerti, mengapa bintang paling tua
ada di galaksi sendiri yaitu Bima Sakti. Dengan perkiraan usia 13,6
milyar tahun seseuai usia alam semesta, ternyata jejak pembentukan bintang ada disamping bumi.
Mungkin bintang SM0313 dibentuk karena terisolasi dari gumpalan gas,
kemudian diserap lalu berkembang, bahkan terlambat lahir sebagai bintang.
Bintang SMSS J160540.18–144323.1 usianya hampir sama seperti alam semesta (Agustus 2019) Terletak tersembunyi di galaksi Bima Sakti, jarak 35 ribu tahun cahaya dari Bumi. Bintang SMSS J160540.18–144323.1 sebuah bintang raksasa merah dengan materi besi terendah yang pernah ditemukan. Masuk sebagai bintang generasi ke II.
Peneliti mengatakan bintang SMSS J160540.18–144323.1 kemungkinan terbentuk hanya beberapa ratus juta tahun setelah Big Bang. Karena kandungan besinya1,5 juta kali lebih rendah dari Matahari. Matahari kita diperkirakan sudah lahir dari generasi ke 100 dari bintang yang lahir setelah Big Bang.
Bintang tertua sebelumnya yang ditemukan adalah bintang 2MASS J18082002-5104378 B. Memiliki kandungan besi 11.750 kali lebih sedikit dari besi di Matahari.
Bintang J0023 + 0307 bintang generasi ke 2 ada di galaksi Bima Sakti. Dalam lingkaran Bima Sakti, bintang kecil dan kuno bernama J0023 + 0307 melayang-layang (AIC). Bintang ini memang sangat tua, yang tidak biasa bagi bintang-bintang di lingkaran cahaya bintang yang ada
Keunikan, bintang tersebut tidak memiliki kandungan karbon yang dapat dideteksi, yang sangat aneh. Sangat aneh sampai tim astronomi yang menemukannya mengatakan bintang "seharusnya tidak ada disana." Atau seharusnya sudah lenyap.
Sekarang,
mereka telah menemukan sesuatu yang aneh tersebut dengan nama bintang
J0023 + 0307. Tampaknya memiliki seluruh materi lithium. Elemen di bintang yang ditemukan tersebut sebenarnya tidak biasa bagi bintang-bintang yang usianya sangat tua.
Tapi
tidak terduga di J0023 + 0307, Yang terbentuk 300 juta tahun ketika
terjadi Big Bang, adalah bintang yang lahir atau terbentuk setelah bintang generasi
pertama. "Bintang primitif ini mengejutkan kita karena kandungan
lithiumnya yang tinggi, dan kemungkinan hubungannya dengan lithium
purba yang terbentuk dalam Big Bang," kata astronom David Aguado dari
Universitas Cambridge.
Ketika alam semesta terbentuk
13,8 miliar tahun yang lalu, isi alam semeseta hanya elemen paling ringan. Itu berarti hanya hidrogen dan helium, dan sebagian lain jumlah
elemen litium dan berilium yang sangat sedikit.
Proses dimana unsur-unsur
ini terbentuk dari laut purba neutron, proton, elektron, positron,
foton, dan neutrino yang muncul segera setelah Big Bang disebut
nukleosintesis Big Bang.
Unsur yang lebih berat datang sedikit
kemudian, dibuat di dalam generasi bintang pertama. Ketika
bintang-bintang ini mati, memuntahkan isinya ke alam semesta, unsur-unsur
yang telah ada di dalam bintang dan telah ditempa terperangkap dalam pembentukan bintang-bintang
baru (bintang generasi ke 2).
Begitulah cara proses spektroskopi benar-benar
mengidentifikasi bintang yang sangat tua. Jika mereka tidak memiliki
banyak unsur yang lebih berat - apa yang kita sebut bintang yang sangat
miskin logam (materi padat), atau EMP - maka itu adalah tanda yang bentuk bintang pada
waktu sebelum unsur-unsur lain ada di alam semesta. Bintang J0023 + 0307 memiliki
kurang dari seperseribu logam dari Matahari; itu adalah salah satu
bintang paling miskin lamdungan logam. Namun, terlepas dari
tidak adanya karbon yang tidak biasa dalam elemen bintang, bintang J0023 + 0307 memiliki lithium
dalam proporsi yang kira-kira sama dengan tipe materi EMP lainnya.
Pada bintang biasa, pada
suhu 2,5 juta deg. C yang diperlukan untuk menjadi bintang dengan fusi hidrogen, dan material litium
dihancurkan.
Bintang yang lebih besar dapat menyimpan litium di
atmosfer luar yang lebih dingin, tetapi secara umum, bintang yang lebih
kecil tidak mengandung litium sama sekali.
Tetapi bintang yang
miskin logam tidak terbakar sepanas bintang dari generasi baru dengan
kandungan logam lebih tinggi. Ini berarti bahwa kandungan litium mereka
adalah litium yang mereka mulai - jadi mungkin saja isi bintang J0023 + 0307
mengandung litium dari nukleosintesis Big Bang.
Bintang di teliti dengan peralatan teleskop VLT, spektrum ISIS IAC, teleskop GTC.
Bintang 2MASS J18082002–5104378 B November 2018 Sebuah bintang yang tertiteksi diberi nama 2MASS J18082002–5104378 B, diperkirakan bisa menjadi salah satu bintang tertua di alam semesta.
Bintang 2MASS J18082002–5104378 B memiliki bahan metal atau metalicity mencapai 10% dari metalicity bumi. Berarti bintang tersebut bisa terbentuk dari cakram padat bintang di galaksi kita dan jauh lebih tua 8-10 miliar tahun sebelumnya. Bintang berusia tua tidak terkait dengan re-generasi bintang, bisa saja bintang tua terus menyala lebih lama.
Peneliti juga menyimpulkan, bintang bintang generasi pertama atau bintang tua tidak selalu dihasilkan dari bintang berukuran sangat besar atau bintang super yang mati dan meledak lalu menghasilkan bintang baru. Terlihat dari bintang 2MASS J18082002–5104378 masih menyala sampai saat ini.
Bintang 2MASS J18082002–5104378 B memiliki massa 20% lebih ringan dari
matahari. Dan komposisi bintang tepat di ambang batas untuk
membakar hidrogen dan bintang mampu menghasilkan fusi nuklir dan
menyala.
Untuk menganalisa bintang Bintang 2MASS J18082002–5104378 B, cahaya bintang sangat redup, peneliti melihat dengan spektrum bintang.
Bintang 2MASS J18082002–5104378 B terlihat karena bintang tersebut memiliki pasangan bintang lain atau bintang biner. Dan peneliti berhasil mempelajari gerakan yang samar dari bintang. Dan orbitnya berada di tepi galaksi.
Bintang raksasa sekelas super red giant atau super blue gaint memiliki usia sangat singkat. Walau ukuran sangat besar tetapi volume gas yang dibakar bintang raksasa jauh lebih cepat. Sampai ratusan juta tahun bintang akan meledak dan regenerasi membentuk bintang baru.
Sedangkan bintang dengan massa 14-20% lebih kecil dari matahari, usianya menjadi sangat lama, dengan ukuran kecil yang disebut bintang katai merah. Bahkan dengan mudah mencapai usia lebih dari 13 miliar tahun. Bahkan tetap menyala selama triliunan tahun. Dibanding matahari kita dengan ukuran besar, memiliki usia hanya 10 miliar tahun sebelum memadam.
Disini peneliti menerangkan, hal ini bertentangan dengan usia alam semesta sendiri.
Bintang 2MASS J18082002–5104378 B melampaui kedua bintang yang disebutkan sangat tua. Karena komposisinya lebih dekat ke materi yang mengisi alam semesta seletah terjadi Big Bang sebelum di konversi oleh beberapa generasi bintang. Komposisi bintang 2MASS J18082002–5104378 memiliki kandungan metal sangat rendah, begitu tuanya dan masih hidup (menyala) sampai sekarang. Casey pemimpin penelitia menyebut bintang ini sangat langka. Seperti menemukan jarum di satu hektar tumpukan jerami.
Bintang tertua J0815+4729 - Februari 18 Peneliti
Spanyol mengunakan data spektrograf teleskop William Herschell and
Grain di kepualaan Canary. Menghitung panjang gelombang elemen sebuah
bintang.
Bintang J0815+4729
memiliki kandungan hidrogen dan helium, tapi dibintang tersebut sangat
sedikit memiliki unsur berat termasuk sangat sedikit unsur besi. Sebagian elemen di bintang J0815+4729 memiliki elemen lebih ringan seperti elemen karbon dan kalsium.
Peneliti
mengatakan unsur besi dan kalsium hanya 1 / 1.000.000 dibanding besi di
matahari kita. Masuk kategori Ultra-Low Metalicity Star. Jaraknya 7.500 tahun cahaya dari Bumi, dengan suhu sekitar 6200 derajat Celcius lebih panas dari matahari Jadi bintang J0815+4729 masih memiliki unsur lebih murni dibanding bintang matahari kita. Massa bintang hanya 0,7 dari bintang matahari.
Bintang HE 1523-0901 raksasa merah Mei 2017 HE 1523-0901 adalah sebutan yang diberikan kepada bintang raksasa merah di galaksi Bima Sakti
Jaraknya sekitar 7500 tahun cahaya dari Bumi. Diperkirakan menjadi generasi kedua, Populasi II, atau bintang yang miskin kandungan logam, bintang ([Fe / H] = ?2,95). Bintang itu ditemukan dalam sampel bintang halo metal ringan dari Survei Hamburg / ESO oleh Anna Frebel dan kolaborator.
Usia bintang HE 1523-0901, yang diukur oleh Very Large Telescope milik ESO, usianya diperkirakan 13,2 miliar tahun. Ini membuatnya menjadi bintang tertua dan hampir setua usia alam semesta itu sendiri (13,8 miliar tahun yang diukur dengan Planck). Ketidakpastian pengukuran dalam perkiraan usia adalah 0,7 hingga 2,7 miliar tahun.
HE 1523-0901 adalah bintang pertama yang usianya ditentukan menggunakan peluruhan unsur radioaktif uranium dan torium bersamaan dengan pengukuran beberapa elemen penangkapan neutron. Hal ini diyakini telah terbentuk langsung dari sisa-sisa bintang generasi pertama yang mencapai akhir umur panjang mereka dan meledak sebagai supernova pada awal sejarah materi yang diketahui.
Gambar ilustrasi
Bintang SMSS J031300.36 - 670.839,3. Februari 2018 Astronom menemukan bintang paling tua yang pernah diteliti di alam
semesta ini.
Jaraknya tidak jauh, 6000 tahun cahaya dari bumi Artinya
masih di dalam galaksi Bima Sakti. Letaknya ada di konstelasi selatan
Dorado.
Bintang
dengan singkatan SM0313 telah lahir 13,6 milyar tahun lalu. Atau hampir
mendekati 100-200 juta tahun sesudah terjadi big bang.
Berdasarkan
analisa spectografik, bintang SM0313 terbentuk dari sisa salah satu
supernova pertama di alam semesta. Bintang SM0313 memiliki koordinat
atau nama lengkap SMSS J031300.36 - 670.839,3.
Pertama
kali ditemukan oleh teleskop SkyMapper di Australia. Awalnya
laboratorium tersebut untuk memetakan milyaran bintang, galaksi,
asteroid di daerah selatan.
Setelah ditemukan, kembali dilanjutkan
penelitiannya di lab teleskop Chile dengan resolusi gambar lebih tinggi.
Keunikan
bintang SM0313 diperkirakan tidak banyak mengandung elemen metal seperti elemen
besi.
Kandungannya hanya 1 berbanding 10 juta dari metal yang ada
seperti bintang matahari.
Jadi bintang ini murni dengan kandungan gas lebih besar.
Dan lahir
ketika generasi bintang Population I meledak dan membentuk bintang
SM0313 bersamaan dengan bintang lain setelah terjadi Big Banng.
Ketika
terjadi big bang kandungan alam semesta menyebar gas hidrogen, helium
dan sebagian kecil lithium. Ketika alam semesta mulai dingin,
daerah gas padat hidrogen akan menyatu karena gravitasi. Ketika semakin
padat terjadilah reaksi fusi dan pembentukan nyala bintang.
Keunikan
bintang SM0313 disana kandungannya hidrogen hampir murni bersama gas
helium. Disana nyaris tidak ada unsur material berat.
Bintang
SM0313 Maret 2014 Satu lagi bintang yang memiliki kandungan karbon, magensium dan kalsium, yang umumnya
bahan padat tersebut terbentuk akibat supernova dengan energi rendah. Bahan
CH Methylidyne juga terditeksi. Bintang SM0313 masuk dalam kategori bintang K atau
bintang kerdil yang usianya sangat lama
Usia
bintang SM0313 diperkirakan sudah berusia 13,6 miliar tahun. Sedangkan
bintang tersebut sudah berada di galaksi Bima sakti yang baru terbentuk
13,2 miliar tahun.
Mengapa bintang ini masih ada, kemungkinan bintang SM0313 terbentuk
dari sisa gumpalan gas yang terisolasi. Sedangkan bagian besar di serap menjadi galaksi
Bima sakti
Bintang tertua HD140283 atau bintang Methuselah Star Diperkirakan
menjadi bintang di generasi ke 2 atau Population II star. Bila dihitung
usianya antara 13,2 - 14,5 miliar tahun. Tapi astronom menyatakan usia
alam semesta sekitar 13,7 miliar tahun. Kemungkinan bintang HD140283
memang hampir seusia alam semesta sendiri, dan lahir dari sisa
bintang generasi pertama lahir.
Bintang ini berada hanya 190 tahun cahaya dari Bumi.
Kelompok bintang HP1 Dalam sebuah penelitian yang akan diterbitkan dalam edisi April 2019 jurnal Monthly Monthly Notices dari Royal Astronomical Society, para peneliti menganalisis sekelompok bintang tua dan redup bernama HP1, terletak sekitar 21.500 tahun cahaya dari Bumi di pusaran pusat galaksi kita atau bagian yang menonjol di sekitar bagian tengah galaksi.
menggunakan pengamatan dari teleskop Chili Gemini South dan arsip Hubble Space Telescope, para peneliti menghitung usia bintang-bintang disana dan diperkirana sudah berusia sekitar 12,8 miliar tahun - membuat mereka masuk dalam daftar bintang tertua yang pernah terdeteksi di dalam Bima Sakti bahkan alam semesta pada umumnya.
"Ini beberapa bintang tertua yang pernah kita lihat dan ada di mana saja," kata rekan penulis studi, Stefano Souza, seorang kandidat doktoral di Universitas São Paulo, Brasil, dalam sebuah pernyataan.
Tonjolan Bimasakti - adalah sebuah daerah yang bulat dengan luas 10.000 tahun cahaya dan debu yang muncul dari piringan spiral galaksi - diduga berisi beberapa bintang tertua di galaksi.
Penelitian sebelumnya telah mencoba membuktikan bahwa bintang-bintang kuno bersembunyi di tonjolan Bima Sakti dengan mempelajari HP1 dan gugusan bintang terdekat lainnya. Tapi Souza dan rekan-rekannya menganalisis masalah dengan resolusi yang belum pernah terjadi sebelumnya, berkat teknik pencitraan yang disebut optik adaptif - pada dasarnya, metode yang mengoreksi gambar ruang untuk distorsi cahaya yang disebabkan gangguan atmosfer bumi.
Dengan menggabungkan pengamatan ultra-definisi tinggi ini dan melihat ulang rekaman arsip dari Hubble, tim ini menghitung jaraknya ke Bumi bahkan untuk bintang paling redup dan paling tertutup debu sekitar HP1. Jarak tersebut membantu tim untuk menghitung kecerahan setiap bintang. Intensitas dan warna cahaya masing-masing bintang, pada gilirannya, mengungkapkan tipe bintang - apakah itu bintang kerdil atau bintang raksasa, misalnya, atau apakah sebuah bintang memancarkan banyak elemen yang lebih berat daripada hidrogen dan helium.
Berat unsur bintang - juga disebut "metallicity" - sebuah informasi penting bagi para ilmuwan ketika mempelajari penuaan benda benda langit. Para peneliti menduga bahwa bintang paling awal di alam semesta terbentuk dari awan purba yaitu gas hidrogen murni. Atom helium pertama di alam semesta diperkirakan telah muncul dari reaksi nuklir di jantung bintang-bintang kuno ini. Akhirnya, ketika semakin banyak bintang yang lahir, dan setiap unsur lain muncul, yang saat ini diketahui manusia ketika sebuah bintang meledak dan menghasilkan elemen baru lainnya.
Bintang yang menghasilkan banyak elemen lebih berat dari hidrogen dan helium dianggap relatif sebagai bintang muda dalam skema kosmik. Jadi, ketika para peneliti Gemini melihat bahwa bintang-bintang HP1 adalah sebuah bintang yang sangat ringan dari kandungan unsur-unsur elemen berat
Tim menghitung bahwa bintang-bintang kemungkinan berasal dari satu miliar tahun pertama kehidupan alam semesta - membuat usia bintang tersebut sudah berusia 12,8 miliar tahun. Sedangkan alam semesta telah berusia 13,8 miliar tahun.
"HP 1 adalah salah satu anggota yang masih hidup dari blok bangunan fundamental yang terkumpul di tonjolan dalam galaksi kita," kata pemimpin studi Leandro Kerber dari University of São Paulo dan State University of Santa Cruz, Brazil, dalam pernyataannya.
Fakta bahwa Bimasakti masih menyembunyikan bintang-bintang kuno di bagian tengahnya yang membentuk bulatan, berarti daerah itu adalah lokasi yang sempurna untuk mempelajari galaksi kita.
Astronot pergi ke bulan komunikasi sampai 1.5 detik. Bagaimana berkomunikasi dari Saturnus ke
Bumi. Bagaimana bila lebih jauh lagi, misal melihat Bumi dari 5 miliar tahun cahaya . Mungkin disana tidak melihat manusia, walau manusia sudah ada saat ini. Teleskop JWST menemukan galaksi 13,4 miliar tahun cahaya jauhnya.
Orbit bumi ke matahari bentuk elips, tapi setiap tahun matahari menjauh dari matahari. Sayang, pergeseran tersebut tidak cukup untuk memindahkan planet bumi lebih jauh. Menurunnya kekuatan gravitasi matahari akibat massa matahari yang terus surut dari waktu ke waktu.
Sangat jarang kita menemukan di planet ini dari batuan dengan usia lebih tua dari Bumi. Meteorit merupakan bukti, mengapa batuan tersebut penting. Ilmuwan
memperkirakan telah menemukan sebuah batu yang usianya 4,6 miliar
tahun. Hampir sama tuanya dengan tata surya kita, dan jauh sebelum Bumi
ada seperti sekarang.
2 bintang biner, sebenarnya bukan hanya biner. Tapi 2 bintang ini akan
saling bertabrakan. Jarak kedua bintang dari Bumi sekitar 1800 tahun cahaya dari Bumi. Bila perkiraan astronom benar, kedua cahaya tabrakan bintang dapat dilihat dari Bumi secara visual.
Sebuah tempat yang disebut awan molekuler raksasa paling dekat dengan
bumi. Disebut awan W51 dan jaraknya hanya 17.000 tahun cahaya. Menjadi sumber lahirnya bintang, bahkan satu bintang yang baru lahir memiliki ukuran supermasif. Peneliti dapat mempelajari bagaimana bintang lahir ketika galaksi terbentuk.
Bintang Tau HL atau disebut HL Tauri adalah bintang dengan tata surya yang baru terbentuk. Ditemukan oleh Hublle dan terlihat memiliki cincin yang belum selesai membentuk planet. Umur bintang baru berusia 1 juta tahun, nantinya menjadi tata surya dengan munculnya beberapa planet mengorbit di bintang Tau HL.
Tanggal Supermoon tahun 2014, ada 3 antara Juli, Agustus dan September. Salah satu yang terakhir tahun ini 9 September 2014 ini. Apa yang menarik dengan Supermoon
Foto ini adalah bentuk kelahiran sebuah bintang. Diambil oleh Hubble
Telescope tampak begitu indah, seakan tidak nyata. Seperti gambar
artistik tapi foto ini adalah foto asli.
Mengapa planet dekat matahari lebih kecil dan menjauh terjadi planet
besar. Materi yang dekat dengan bintang umumnya memiliki kandungan batu
dengan material metal. Sedangkan planet diluar seperti Jupiter memiliki
kesempatan menarik lebih material seperti gas.
Nasa memberikan data bintang yang dekat dengan matahari. Cukup banyak,
terdapat 53 bintang. Ada yang berada di garis lintang tengah bila
dilihat dari bumi, yang lain sebagian lagi ada di bagian utara dan
selatan bumi. Apakah bintang terdekat memang sangat dekat