Panel surya dibuat dibuat dengan rancangan berbeda.
Ada perbedaan antara tipe panel surya Monocrystalline, Polycrystalline dan Thin-Film
Teknologi terus mengembangkan panel surya dapat menghasilkan listrik lebih efisien.
Produsen lain mengembangkan produk lembaran panel surya atau Thin Film solar panel yang lebih ringan dan dapat dipasang di kendaraan sampai atap rumah.
Banyak lagi inovasi skala nano yang dikembangkan agar meningkatkan tingkat efisien panel menghasilkan listrik, bahkan sampai dot quantum.
Secara umum, 3 model yang ada dipasarkan dapat ditemui dan dapat dirancang penghasil listrik atau power DC skala mikro.
Tipe panel surya / Solar Panel |
Nama |
Monocrystalline |
Polycrystalline |
Thin-Film |
Bahan |
Pure silicon |
Silicon crystals digabung |
Beberapa bahan |
Efisiensi |
24.4% |
19.9% |
18.9% |
Biaya |
Moderat |
Lebih murah |
Paling mahal |
Usia pakai |
Longest |
Moderate |
Lebih pendek |
Panel surya Monocrystalline Panel tipe Monocrystalline paling umum dijual dipasaran, sekitar 90% panel surya dibuat mengunakan bahan seperti bahan semikonduktor.
Silikon memang berlimpah, bahan yang stabil dan tidak beracun.
Bekerja dengan baik bagi mereka yang mendisain panel yang baik.
Proses produksi Monocrystalline lebih sulit. Dan biaya produksi lebih mahal dibanding panel Poly.
Membutuhkan kristal yang seragam, proses pembuatan di jaga dengan suhu tinggi.
Ketika proses pembuatan biji kristal yang dipanaskan dapat hilang, membuat 50 material terbuang ketika proses pemotongan.
Hal tersebut membuat harga panel Monocrystalline 50% lebih mahal dibanding panel Monocrystalline,
Panel surya jenis Mono memang lebih baik, dalam arti menghasilkan daya power lebih tinggi dibanding jenis panel lainnya. Karena mengunakan kristal tunggal, rumah lebih memilih panel jenis ini. Karena elektron lebih mudah mengalir melalui sel semikondutor dan output lebih baik.
Walau ukurannya sedikit lebih kecil, tingkat power yang dihasilkan dapat menyamai ukuran panel Poly yang lebih besar.
Umur pemakaian panel surya Mono lebih baik, dalam arti susutnya power selama usia pakai akan lebih lama.
Usia pakai dapat mencapai 25 tahun atau lebih lama.
Panel tampak lebih hitam.
Efisiensi 17 - 22%
Output turun menjadi 85% dari awal sampai 25 tahun
Masalah di panel Mono, ketika panel tertutup kotoran, debu atau dedaunan atau bekerja pada ruang tinggi.
Tingkat efisien panel dapat semakin menurun.
Diperlukan perawatan dengan membersihkan permukaan panel secara berkala.
Panel surya Polycrystalline Sesuai dengan namanya, bahan dibentuk dari campuran kristal silikon yang tidak selaras.
Produksi mengunakan teknik melelehkan bahan silikon, dan dituang ke dalam cetakan sehingga mengeras.
Setelah dicetak, silikon akan dipotong menjadi wafer panel surya.
Proses produksi lebih cepat, dan pemakaian energi lebih rendah dalam proses produksi.
Tetapi butiran kristal silikon ada batas yang menghalangi aliran elektron untuk melintas dengan effisien.
Kebalikannya, walau pencahayaan matahari sedang rendah dapat bekerja lebih efisien khususnya walau panel tidak langsung menghadap ke matahari.
Bila dihitung, hasil output akan sama antara panel surya bahan Polycrystalline dan Monocrystalline
Karena produsen ingin menghasilkan output sesuai standar panel.
Ukuran panel Polycrystalline harus dibuat lebih besar, di sisi lain untuk instalasi memerlukan ruang lebih besar untuk menghasilkan listrik yang efisien sebanding panel Mono.
Usia pemakaian Polycrystalline relatif lebih rendah dibanding panel Monocrystalline, walau susut output power sebenarnya tidak terlalu banyak.
Usia pakai dapat melewati 20 tahun.
Panel berwarna biru.
Efisiensi 15 - 17%
Performa dapat turun ketika panas.
Output dengan usia pakai lebih rendah dari Monocrystalline
Panel Thin-FilmSampai tahun 2021, pengembangan tipe panel Thin-Film masih berlanjut. Dari generasi pertama, kedua dan ketiga.
Tipe panel Thin-Film mengunakan bahan lebih sedikit, dengan ketebalan lapisan silikon sekitar 1 mikron.
Kira kira 1/300 dari tebal panel Poly dan Mono.
Dan proses produksi mengikuti teknik pembuatan panel Polycrystalline
Awalnya dibuat dengan ukuran kecil, sekarang memiliki lebar seperti panel surya poly dan mono.
Sel surya film tipis pertama dibuat dari silikon amorf nonkristalin. Karena silikon amorf tidak memiliki sifat semikonduktif dari silikon kristalin, produksi harus digabungkan dengan hidrogen agar dapat menghantarkan listrik.
Sel surya silikon amorf adalah jenis sel dalam bentuk lembaran film tipis dan sering ditemukan di perangkat elektronik seperti kalkulator dan jam tangan.
Bahan semikonduktor film tipis lain dari bahan cadmium telluride (
CdTe), copper indium gallium diselenide (
CIGS), dan gallium arsenide (
GaAs).
Lapisan bahan semikonduktor diendapkan dengan material penahan yang tidak mahal seperti kaca, logam, atau plastik, membuatnya biaya produksi lebih murah dan lebih mudah dibentuk dibandingkan sel surya lainnya.
Tingkat penyerapan bahan semikonduktor tinggi, menjadi salah satu alasan mengapa tipe panel film bahan ini di beberapa produk.
Sel surya film tipis seperti CIGS dapat disimpan pada lembaran lapisan plastik, yang secara signifikan mengurangi beratnya dan meningkatkan fleksibilitasnya.
CdTe memiliki perbedaan sebagai satu-satunya film tipis dengan biaya lebih rendah, proses produksi lebih sederhana.
Tetapi banyak kelemahan dari disain panel Thin-Film.
Material Kadmium dalam sel
CdTe sangat beracun jika terhirup atau tertelan, dan dapat larut ke dalam tanah jika proses produksi tidak ditangani dengan benar.
Proses akhir pakai harus di daur ulang dengan benar, walau teknologi sekarang sudah mampu menangani.
Mengunakan bahan logam yang langka sekarang ini digunakan untuk CIGS, CdTe, dan GaAs.
Karena material yang dipakai, produksinya menjadi lebih mahal dan masih sulit dibuat menjadi produk masal.
Efisiensi output paling rendah, 10 - 13%
Usia pakai antara 10 - 20 tahun.
Cocok untuk daerah yang panas, karena bentuknya film tipis.
Itulah ketika jenis panel yang ada dipasaran dan dapat dibeli umum.
Masih ada lagi tipe panel surya lain yang digunakan khusus.
Beberapa bahan dan material masih terus dikembangkan, khususnya di laboratorium sampai nantinya menjadi produk jadi
Panel Surya Bifacial Modul panel surya bifasial digunakan untuk pembangkit energi surya skala besar.
Panel surya tradisional dirancang mengarah ke dua arah panel, dalam arti ada 2 panel yang menghadap berlawanan arah.
Panel utama menerima cahaya matahari, dan sisi lain dari cahaya yang dipantulkan ketanah juga dapat menjadi energi.
Panel umumnya digerakan sesuai sudut matahari, untuk memaksimalkan waktu terbaik untuk mengumpulkan cahaya menjadi listrik.
Panel dengan dua sisi dapat meningkatkan efisiensi penerimaan cahaya sekitar 9%
Pengembangan panel surya belum berhenti, dan peneliti atau laboratorium terus mengembangkan teknik untuk meningkatkan daya output listrik.
Perbedaan proses produksi panel surya Perc vs TopconDua jenis panel tersebut paling populer. Tapi Topcon kabarnya jenis panel yang rentan lebih cepat degradasi, dalam arti efisiensi output power.
Panel Topcon - Tunnel oxide passivated contact (TOPCon)
Memiliki sel kontak emitor pasif / PERC / passivated emitter rear contact.
Lapisan tipe-n dengan kontak perak di kedua sisi.
Lebih hemat biaya
Di produksi seperti teknologi panel P.
Efisien 28% dibanding Perc 24%
Usia pakai dengan degradasi 25%, walau sebatas teori.
Menghasilkan listrik baik dari sisi sel depan dan belakang.
Tetap menghasilkan listrik walau cahaya matahri lebih rendah.
Proses produksi lebih komplek, biaya lebihi mahal, proses suhu tinggi, sensitif terhadap kotoran.
Digunakan untuk skala utilitas seperti pembangkit energi surya, pengerak pompa seperti irigasi dan pertanian, pengisian baterai kendaraan listrik.
Panel PERC - panel bifocial. Passivated Emitter and Rear Contact (PERC)
Memberi power lebih efisien, antara 6 - 12%.
Memiliki lapisan pasif di belakang panel, membantu meminimalkan energi dan meningkatkan penyerapan cahaya.
Bagian belakang membantu memantulkan cahaya melewati sel silikon yang tidak diserap dapat kembali ke silikon.
Bekerja baik dengan suhu tinggi dan cahaya rendah.
Harga lebih mahal, lebih sensitif terhadap bayangan.
Instalasi di atap rumah dengan panel Mono Perc.
Perawatan panel suryaSolar Cell dapat bekerja setidaknya 20-30 tahun dengan perawatan minimum.
Tidak ada yang perlu dirubah untuk unit panel surya sendiri.
Yang diperhatikan, kaca panel harus bersih, bila kotor akan bersih terkena air hujan, atau pemilik membersihkan sendiri.
Pemeriksaan rutin setidaknya 1 minggu sekali.
ControllerDisisi lain untuk rumah, masih ada perangkat untuk merubah tegangan arus DC panel ke DC.
Dibedakan antara MPPT yang efisien dan PWM.
Semakin efisien converter maka output arus DC yang dihasilkan semakin baik.
Inverter DC ke ACJuga berperan penting untuk menghasilkan outpud DC ke AC.
Semakin tinggi efisien power DC ke AC, maka energi yang terbuang akan semakin rendah.
Output seperti jaringan listrik biasa Sine Wave atau Square Wave.
Square Wave memiliki output simulasi seperti listrik DC ke AC dan harga relatif lebih murah. Tetapi beberapa instrumen yang sensitif akan terganggu kinerjanya
Sine Wave mengikut arus output seperti PLN untuk merubah power DC ke AC dari baterai ke jaringan listrik. Harga inverter Sine Wave jauh lebih mahal.
Produsen saat ini telah membuat produk dengan mengabungkan unit input dan output dari inverter dan controller dalam satu unit.
Terakhir penyimpanan dan baterai panel surya.
Baterai panel surya berbeda dengan baterai biasa.
Disebut baterai Accu VRLA - Valve Regulated Lead Acid.
Lebih tahan overcharging dan discharging.
Sedangkan accu biasa akan memiliki usia pakai lebih rendah.
Informasi diatas, sebagai gambaran sederhana. Bila suatu hari nanti berencana ingin membangun panel surya sendiri.
Jangan lupa, teknologi panel surya dan sistem jaringan masih akan terus berkembang.